Tipuan Manis

"Menurut kamu, hujan itu jatuh apa turun?" Tanyaku pada mu saat kita duduk bersama di bawah pohon rimbun, di atas hamparan rumput hijau, juga di temani semilir angin yang berhembus. Sempurna, suasananya seperti benar-benar sedang ada di dalam film romantis.

Dengan raut wajah masih tampak berpikir kamu menjawab, "Jatuh, mungkin." Katamu sedikit ragu, sambil matamu terus menatapi awan hitam yang kebetulan mulai menggantung di atas sana.

Aku menoleh ke arahmu. "Bukan... Hujan itu turun, yang jatuh itu aku, di hati mu."

Ku dengar tawa mu seketika berderai, "bagus, belajar tipuan manis dari mana?" Kamu turut menoleh ke arah ku, mata kita bertemu. Katanya mata adalah jendela hati, tapi ku rasa kamu belum juga bisa melihat nya.

"Dari Naruto, Sasuke dan Gara."

"Haaa... apaan lagi itu artinya?"

"Artinya kamu selalu di hatiku."

Tawa mu kembali membahana, sambil memegangi perutmu merasa geli, sepertinya semua pernyataan ku terdengar layaknya lelucon bagimu.

"Emang kamu enggak baper apa?" Tanyaku akhirnya karena merasa penasaran. Ku sembunyikan rasa kesal ku mati-matian.

Kamu menggeleng pelan, "baper kenapa?"

"Entah." Kataku lagi tak peduli.

Detik berikutnya giliran kamu menatap ku lekat-lekat. Kepalamu sedikit miring ke samping dengan bersangga satu tangan. "Kamu tahu enggak? Di bawah langit ada apa?"

"Apa?" Kataku tanpa rasa curiga, perasaan ku pun tiba-tiba berdebar menunggu kelanjutan dari mu.

Satu, dua, tiga ... aku mulai menghitung dalam diam.

"Ada aku yang benar-benar sayang sama kamu."

Senyum ku seketika mengembang. Namun segera pupus ketika suara seseorang bilang, "cut!" Itu suara pak sutradara.

Tamat

8 disukai 4 komentar 6.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
hahah cut out .... FF slalu kutemukan plot twist
Kalau sudah ada yang ngegombal, bapernya tak ketulungan sekalipun itu hanya akting😍.
Hehe makasih kak
QQ
Sudah kuduga endingnya memang luar biasa 😂
Saran Flash Fiction