Page 1
"Plaaaak!" kepala Lilac menunduk mendapat tamparan keras dari Asya, kakak tingkatnya di kampus. Sambil memegang pipinya yang panas, Lilac tersenyum dan mengangkat wajahnya, menyingkirkan helaian rambut yang menutup wajah dan mengenai bibirnya.
"Udah?" tanya Lilac menatap nyalang Asya.
Asya sudah mengangkat tangan untuk menampar Lilac lagi, sebelum tangannya dihentikan cengkeram erat tangan pria dengan urat-urat menonjol yang menandakan betapa kerasnya genggaman itu mencegah Asya.
Tatapan tajam Neo membuat nyali Asya menciut. Pria dengan mata sipit, berkulit putih dengan tindik di ujung pelipis itu seolah ingin menguliti Asya ditempat, tak peduli bisik-bisik mahasiswa lain di kantin fakultas komunikasi siang itu.
Neo membanting tangan Asya hingga membuat Asya meringis kesakitan.
"Neo, kamu belain jalang ini?" tanya Asya.
Mantan kekasih Neo itu seolah tak terima ketika tahu pria yang menjadi idola di kampusnya itu tiba-tiba mengakhiri hubungan mereka dan kini mengumumkan hubungan baru dengan adik tingkat mereka, mahasiswi pindahan. Asya yang terbiasa mendapat pujian, merasa hal itu seperti hinaan, karena dia harus kalah dari anak baru.
Asya lupa bahwa Lilac tak kalah menarik dibanding dirinya. Memiliki wajah campuran membuat Lilac mempesona.
"Udah?" tanya Neo dingin, yang disadari Asya bahwa ini pertanda buruk karena Neo tak lagi menatapnya penuh cinta seperti dulu.
Tak mendapat jawaban dari Asya, Neo menarik tangan Lilac untuk meninggalkan kantin dan berhenti menjadi tontonan gratis mahasiswa yang sedang makan siang.
Dikenal sebagai model yang sedang naik daun, memang sosok Neo tidak bisa dilepaskan begitu saja. Tubuh tinggi dan terpahat sempurna, seolah Tuhan sedang sangat bahagia ketika menciptakan Neo. Semua kesempurnaan ada pada dirinya. Nilai terbaik di jurusan Arsitektur, meskipun tak ada yang tahu siapa orangtua Neo, tapi dengan melihat mobil atau barang-barang yang menempel di tubuhnya, semua tahu bahwa dia terlahir sebagai anak keluarga kaya.
"Coba bilang, kenapa bisa ditampar Asya?" tanya Neo lembut.
Mengamati wajah Neo yang jelas jauh berbeda dibanding saat berhadapan dengan Asya, sebenarnya dalam hati Lilac timbul rasa takut, takut kelak sosok itu akan muncul di hadapannya.
"Kamu sebenernya udah beres belum sih hubungannya sama Asya?" tanya Lilac dengan suara tegasnya.
"Udah, kalau belum selesai enggak mungkin aku sama kamu," jawab Neo singkat sambil memutar tubuhnya untu...