Disukai
0
Dilihat
1324
Dewi Aletheia
Drama

Aletheia itulah sebutan Dewi kebenaran, kejujuran dan ketulusan. Saat itu Dewi Aletheia ingin ke kerajaan Olimpus Ia bertemu dengan Euros anggota Dewa Angin Timur. 

“Dewi Aetheia sedang apa kau disini?” tanya seseorang yang menepuk pundak Aletheia. 

Altheia sedikit kaget dan menoleh kebelakang “Ternyata kau Euros.” 

“Sedang apa apa kau disini?” tanya Euros. 

“Aku hanya ingin ke Dewi Athena untuk melaporkan tugasku sudah selesai,” jawab Aletheia “kau sedang apa disini bukannya kau anggota dewa angin, kau bagian timur bukan? Kenapa kau ada disini? Kau tidak takut di marahi Dewa Anemoi?” tanya yang membuat Euros bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu.

“Saya kesini hanya ingin berjalan-jalan karena sekarang musim semi saya tidak ditugaskan, saya hanya bertugas pada musim gugur dan hujan,” jawab nya yang hanya dibalas anggukan oleh Aletheia. 

“Yasudah aku ingin ke Dewi Athena dulu ya.” Aletheia langsung pergi meninggalkan Dewa Euros.

Saat Dewi Aletheia kembali setelah selesai menemui Dewi Athena ia berniat jalan-jalan sekitar kerajaan Olimpus. Ia melihat Euros masih sekitar kerjaan Olimpus Aletheia memghampiri Euros.

 “Sedang apa kau disini?” tanya Aletheia pada Euros yang sedang duduk di batu besar menghadap matahari terbenam.

Menengok kebelakang. “Aku hanya ingin menunggumu.” 

“Kenapa kau menungguku?” tanya Aletheia penasaran dan duduk disamping Euros menyaksikan matahari pulang ke rumahnya.

“Aku ingin mengajak mu pergi besok, kamu mau?” ucap Euros sungguh-sungguh.

“Iya.” Tersenyum ke arah Euros dan dibalas cengiran oleh Euros. Mereka melihat Matahari terbenam bersama. 

•••

Besoknya Euros menghampiri Aletheia untuk pergi bersama.

“Kenapa kamu menemui Dewi Athena kemarin?” tanya Euros 

“Dewi Athena memberi tugas kepadaku untuk mencari tahu kebenaran atas perkelahian Dewi Apate dengan Dewi Eris.”

“Siapa yang menang?” 

“Tidak ada yang menang Dewi Eris hanya mencari-cari perselisihan dengan dewi-dewi yang lain tapi kali ini ia Mencari Perselisihan dengan Dewi Apate.”

Dewi Euros menaikan Alis sebelah “Apa yang dibuat Dewi Eris?”

“Menurut Dewi Eris, ialah yang paling cantik dibandingkan Dewi Apate. Dan esoknya wajah Dewi Eris rusak, aku disuruh Dewi Athena mencari tahu kebenarannya, akhirnya menemukan Dewi Apate yang merusak wajah Dewi Eris Karena Dewi Apate marah dan membuat kecurangan itu semua.”

“Jahat sekali.” Dewa Euros bergidik ngeri.

“Dan saat itu juga Dewi Eris marah menemui Dewi Apate dan beruntung sekali disana ada Dewi Eirene dan mereka akhirnya berdamai.” 

Saat Euros dan Aletheia berjalan-jalan Euros melihat Pegasus sedang berkeliaran.

“Lihat ada pegasus disana, ayo kita kesana,” ajak Euros dan menarik tangan Aletheia.

“Lucu sekali.” Aletheia mengusap Pegasus dengan lembut.

“Kau mau menaikinya?” Tanya Euros.

Dewi Aletheia Antusias sekali “Mau.” 

Aleteheia menaiki Pegasus sedangkan Euros dibelakang mereka terbang ke langit dan berjalan-jalan dilangit. Setelah selesai menaiki pegasus ia berjalan dan mengobrol seru dan tak terasa hari semakin gelap mereka memutuskan untuk kembali ke kerajaan masing-masing. 

“Terima kasih untuk hari ini Dewa Euros.” Aletheia tersenyum dan dibalas anggukan oleh Dewa Euros.

Dewi Apate melihat Dewi Aletheia dan Dewa Euros pergi, Dewi Apate menyukai Dewa Euros. Ia berniat buruk kepada Dewi Aletheia dengan meracuni Dewi Aletheia. 

“Dewi Aletheia,” teriak Dewi Apate.

“Ada apa?” tanya Dewi Aletheia. 

“Maukah kamu meminum bersamaku, untuk membalas permintaan maafku soal perkelahianku dengan Dewi Eris,” ucap Dewi Apate dengan sengguh – sungguh dan dibalas anggukan oleh Dewi Aletheia. 

Mereka meminum bersama dan saat selesai meminum Dewi Aletheia merasa pusing yang sangat luar biasa. Ia tidak sadarkan diri, karena Dewi Apate takut niat busuknya ketahuan ia membawa Aletheia kepingir sungai dan menaruh Dewi Aletheia yang tidak sadarkan diri dan menutupinya dengan dedaunan yang berada disana. 

Esoknya Dewa Euros ke kerajaan untuk bertemu dengan Dewi Aletheia tetapi ia tidak kunjung bertemu dengan Dewi Aletheia. Dan saat mulai lelah ia menuju sungai dekat kerajaan untuk membasuh wajahnya. Ia melihat kaki di tutupi dedaunan. Dewa Euros langsung membukanya ternyata Dewi Aletheia dengan tidak sadarkan diri tetapi Dewi Aletheia masih hidup. Dewa euros langsung membawanya ke pengobatan Dewi Akeso.

“Dewa Euros maaf Dewi Aletheia tidak bisa disembuhkan, obat penawarnanya tidak ada disini. Kau harus mencari dewa Ia tahu penawarnya.” ucap Dewi Akeso.

“Baik saya akan mencari Dewa Aksplesios.” Euros langsung pergi membawa Dewi Aletheia untuk mencari Dewa Aksplesios. 

Saat Euros mencari Dewa Aksplesios ia tidak menemukannya dan sampai hari larut malam, ia tak kunjung temukan. Esoknya ia mncari lagi dan bertemu dengan Dewi Angelia.

“Ada apa dengamu Dewi Aletheia?” tanya Dewi Angelia.

“Dewi Aleteia diracuni oleh seseorang.”

“Siapa?”

“Aku tidak tahu, aku temui Dewi Aletheia disemak samping sungai dan dia sudah tidak sadarkan diri. Apakah kamu tahu Dewa Aksplesios dimana?”

“Aku tahu ayo cepat ikuti aku.” Dewi Angelia menarik tangan Dewa Euros dan diikuti oleh Dewa Euros. 

Euros dan Angelia menuju rumah Dewa Aksplesios untuk menyembuhkan Dewi Aletheia. Setelah sampai. Dewa Aksplesios tidak punya penawarnya. 

 Dewa Aksplesios menunduk. “Saya tidak punya penawarnya.” 

“Apa?” Dewa Euros kaget. Ia tidak tahu lagi bagaimana menyembuhkan Dewi Aletheia.

“Tapi aku tahu obat penawarnya,” seru Dewa Aksplesios kepada Dewa Euros.

Dewa Euros dengan senangnya “Apa obat penawarnya Dewa?” 

“Bunga Anemone, kau harus mencarinya sebelum matahari terbenam. Kalau kau tidak menemukannya Dewi Aletheia tidak akan selamat.”

“Aku akan mencarinya, Dewa Aksplesios tolong jaga Dewi Aletheia.”

“Aku ikut Dewa Euros,” ucap Dewa Angelia. 

Dewa Euros dan Dewa Angelia mencari Bunga Anemone, setelah mencari-cari cukup lama akhirnya menemukannya. 

“Ini bunganya Dewa.” Euroz memberikan Bunga Anemone kepada Dewa Aksplesios 

Dan Dewa Aksplesios mengobati Dewa Aletheia setelah beberapa menit Dewi Aletheia tidak kujung sadar.

Dewa Euros bingung kenapa Dewi Aletheia tidak bangun juga. “Dewa Aksplesios kenapa ia tidak sadar juga?”

“Dewi Aletheia butuh waktu, penawarnya masih bekerja. Tetapi Dewi Aletheia masih bernafas,” jelas Dewa Aksplesios.

Duduk disamping Dewi Aletheia. “Aku akan menunggunya.”

“Dewa Aksplesios dan Dewa Euros aku pegi dulu ya, maaf tidak bisa menjaga Dewi Aletheia,” pamit Dewi Angelia.

“iya hati-hati ya,” ucap Dewa Aksplesios.

“Terima kasih sudah memberitahuku.” Dewa Euros menunduk sebagai bentuk terima kasih dan dibalas anggukan dan timpalan senyuman oleh Dewi Angelia.

Berbulan-bulan Dewi Aletheia belum sadar dari mimpinya. Dewa Euros bingung dan ia menanyakan lagi kepada Dewa Aksplesios. 

“Dewa Aksplesios kenapa ia tak kunjung sadar juga, waktuku tak banyak lagi. Esok akan musim gugur dan waktuku mengerjakan tugas, aku tidak bisa menunggunya lebih lama lagi.”

“Mungkin Dewi Aletheia butuh waktu, obat penawarnya masih bekerja,” jelas Dewa Eksplesios.

Esok pun datang, Dewa Euros kembali ke tugasnya dan saat itu juga Dewi Aletheia pun bangun dari tidur panjangnya. 

Dewi Aletheia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai pandangannya jelas. “Kenapa aku bisa disini Dewa Aksplesios?”

Dewi Aksplesios bernafas lega. “Kamu keracunan Dewi Aletheia, untung saja ada Dewa Euros yang menyelamatkanmu.”

“Dewa Euros?”

“Iya Dewa Euros, dan sekarang ia lagi bertugas, coba saja kau bangun lebih cepat sedikit mungkin kau bisa menemuinya.”

“Apakah sekarang musim gugur?”

“Iya” melihat ke arah jendela.

Dewi Aleteheia melihat jendela “Terima kasih Dewa Euros kau sudah menyelamatkanku, semoga kita akan bertemu lagi Dewa Euros.” Batin Dewi Aletheia.

TAMAT 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi