Masa Lalu

Mungkin hanya aku saja yang terlalu berharap berlebihan, kalau kau terlahir untukku. Dan sekarang kau hilang dan bukan lagi menjadi milikku.

Kau hanya singgah sementara, tetapi aku sudah menganggap kau akan menetap selamanya di hidupku dan menjadi rumah terakhirku.

Rasanya perih sekali saat kau berkata.

"Aku ingin kita berakhir sampai di sini, aku sudah bosan denganmu."

Kata-kata itu merasuk dalam relung hatiku yang paling dalam, menancap dan tak bisa ku cabut, selalu terngiang di ingatanku betapa kau kejam sekali berbicara seperti itu tepat di hari 1 tahun kita.

Rasa sedih, marah, kesal menhampiriku. Tapi apalah dayaku hanya bisa menangis saat kau berkata menyakitkan seperti itu.

Kejadian itu selalu teringat di kepalaku, tetapi bersamaan terlintas diingatanku saat kau berkata:

"Aku sayang sama kamu, kamu mau kan bersamaku selamanya?" sungguh - sungguh mengatakannya dan memegang kedua tanganku dengan erat. Aku mengagguk tersenyum, menerima bunga dan boneka beruang darimu.

Tetapi itu hanya masa lalu yang tidak perlu di buka kembali, sudah aku buang jauh-jauh rasa bahagia itu. Semakin mengingat semakin hancur hatiku.

Aku selalu ingin melupakannya dan memulai lembaran kisah baru.

walaupun masih terasa sakit saat ingat moment - moment bersama kau, aku yakin seiring berjalannya waktu, aku akan melupakan kau yang sudah melukai hati yang seutuhnya untukmu.

Aku sudah merelakanmu, Semoga kau mendapat seseorang perempuan yang kau inginkan.

Selamat berbahagia untuk seseorang yang pernah singgah dan berikan luka yang berharga. Pesanku, jangan sampai menyesal di kemudian hari.

3.8K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction