Akhir 1987. Kemalangan begitu akrab denganku. Istriku baru saja meninggal dunia, seminggu setelah melahirkan putri pertama kami. Seminggu setelahnya, mertuaku membawa pergi gadis kecilku. Seminggu aku bersamanya, menghabiskan waktu berdua. Dan kini, ia dirampas dariku. Meski aku tahu putriku tak akan terurus olehku nanti, tapi berat untuk melepasnya.
Orang tua dan mertuaku berasal dari kota yang sama, berjarak 1000 kilometer dari tempat tinggalku.
Aku dilabeli “suami gagal” oleh mertua, karena ketika aku mencari nafkah, aku hanya bisa pulang seminggu sekali. Aku adalah seorang pedagang obat di pasar mingguan yang disebut pasar kalangan, berpindah setiap hari dari desa ke desa. Membawa persediaan dagang dengan kardus besar yang terikat di jok belakang sepeda motor. Jalanan yang buruk sungguh menghambat, dengan jarak dua ...