Topeng Sakti Cantika
8. SCENE 36-40


INT. KAMAR PRIBADI SUPENDI — SIANG

CAST : CANTIKA, KAKEK SUPENDI

Kakek Supendi menunjukkan kamar pribadinya yang berisi semua alat kesenian tari tradisional tari topeng Cirebon.

kakek supendi
Silakan masuk.
cantika
Ini tempat apa, Kek?
kakek supendi
Ruang rahasia kakek. (bicara dengan nada dibuat seram)
cantika
(teriak) Ih..sereem!
kakek supendi
(kaget) Apanya yang serem?
cantika
(takut) i-itu, kek!

Cantika menunjuk topeng merah dan bentukan wajahnya cenderung jelek dan menyeramkan. Ukurannya lebih besar dari topeng-topeng lainnya. Seukuran wajah raksasa.

Kakek Supendi tertawa lalu mengambil topeng raksasa itu.

kakek supendi
Ini miniatur topeng rahwana, Cantika.
cantika
Kalau ini miniatur, berarti aslinya lebih besar?
kakek supendi
Maksudnya ini kayak simbol. Replika topeng berukuran besar. Kalau aslinya, yang sering dipakai para penari yang seperti ini.

sambil menunjuk beberapa topeng dengan warna dan jenis berbeda yang ditata rapi di sebuah rak. Lantas kakek Supendi mengambil satu topeng seukuran wajah manusia normal, namun warna dan bentuknya sama persis dengan topeng raksasa.

kakek supendi cont’d
Ini nih topeng yang sering dipakai penari.
cantika
Topeng ini kan yang dipakai kakek pas difoto itu kan?
kakek supendi
iya, betul. Kakek suka dengan kostum itu. 
cantika
Kakek suka menari?
kakek supendi
Menurut kamu?
cantika
Aku juga.
kakek supendi
Masa?
cantika
Kakek nggak percaya?
kakek supendi
Nggak. Kan kakek belum pernah lihat kamu menari.
cantika
Aku punya cita-cita jadi penari terkenal, kek. Tapi..

Mendadak wajah Cantika berubah sedih. Kakek Supendi penasaran.

kakek supendi
Kenapa nggak diteruskan?
cantika
Padahal tinggal selangkah lagi, kek. Tapi ayah malah ajak pindah ke kampung.
kakek supendi
Apa salahnya di kampung? Memangnya kalau di kampung nggak bisa terkenal?

Cantika terdiam.

CUT TO


EXT. RUMAH SUPENDI/TERAS — SIANG

CAST : CANTIKA, KAKEK SUPENDI, MANG DULLAH

Mang Dullah datang dengan motor vespa ketika Cantika dan Kakek Supendi menunggu di teras.

Setelah memarkir vespanya, Mang Dullah menghampiri kakek Supendi lalu mencium tangannya. Seketika melihat Cantika.

mang dullah
Neng Cantika sudah siap?

Cantika menoleh pada Kakek Supendi.

cantika
Memangnya aku mau diajak ke mana, kek?
kakek supendi
Hari ini ikut Mang Dullah keliling kampung terus ke suatu tempat yang bikin kamu nggak bosen.
mang dullah
(ke kakek Supendi) Ke sanggar, pak?
kakek supendi
Terserah kamu. Yang penting tugas kamu nyenengin cucu saya hari ini. Biar nggak bete terus-terusan di rumah.
mang dullah
Siap, pak.
kakek supendi
Ajak dia ketemu temen-temen supaya bisa bermain selama di sini.

Mang Dullah mengangguk. Kakek Supendi berpaling ke Cantika.

kakek supendi cont’d
Cantika nanti sama Mang Dullah akan berkenalan sama banyak teman di sana. Banyak kok yang seumuran. Biar nggaj bosen di rumah, mainlah sama mereka.
cantika
Iya, kek.
mang dullah
Ya udah, pak. Saya pamit bawa Cantika ya.

Kakek Supendi mengangguk. Cantika menaiki vespa kemudian motorpun dijalankan. Kakek Supendi melambaikan tangannya saat mereka telah jauh.

CUT TO


EXT. SANGGAR TARI KENCANA UNGU — SIANG

CAST : CANTIKA, MANG DULLAH, FIGURAN (ANAK-ANAK SANGGAR)

Di sanggar sedang banyak anak berlatih tari secara mandiri. Ada pula yang bercanda dengan temannya. Sebagian lain lagi sedang merapikan asesoris pertunjukan di etalase yang tersedia di sana.

Muncul Mang Dullah bersama Cantika di sanggar dengan menggunakan motor vespa.

mang dullah
Yuk turun. Kita sudah sampai.
cantika
Aku udah pernah ke sini om.
mang dullah
Oh ya? Kapan?
cantika
Kemarin.
mang dullah
Kok kakek nggak bilang ya. (beat) Oh ya, orang-orang di sini panggilnya mamang. Bukan om. Cantika boleh panggil mamang juga.
cantika
Aku nggak bareng kakek, om. Eh Mang.
mang dullah
Terus diajak siapa?
cantika
Murni.
mang dullah
Ooh. (beat) padahal mamang mau kasih kejutan buat Cantika, eh taunya udah pernah.
cantika
(senyum) Makasih banyak kejutannya, mang.
mang dullah
(balas senyum ramah) sama-sama, anak baik. (beat) Udah kenalan sama mereka belum? (sambil menunjuk ke arah anak-anak yang berkumpul)
cantika
Belum. Aku ke sini sama Murni cuma lihat mereka menari.
mang dullah
Ya udah yuk, masuk. Mamang mau kenalin Cantika sama semua teman yang ada di sini. Ok kan?
cantika
Iya, mang.

Akhirnya Cantika mengikuti langkah-langkah Mang Dullah menaiki rumah sanggar.

CUT TO


INT. RUMAH SUPENDI/RUANG TAMU — SIANG

CAST : SANJAYA, KAKEK SUPENDI

Sanjaya dan Supendi bertemu di ruang tengah. Sanjaya dari arah kamarnya, sedangkan Supendi baru masuk dari luar rumah.

sanjaya
Bapak ada waktu?
kakek supendi
Waktu buat apa?
sanjaya
Saya mau bicara.
kakek sanjaya
(menatap tajam Sanjaya) Masalah serius?

Sanjaya mengangguk saja dengan sorot mata penuh harap agar ayahnya mau memenuhi keinginannya.

CUT TO


EXT. SANGGAR TARI KENCANA UNGU — SIANG

CAST : CANTIKA, KINAN, BIMANTARA, MANG DULLAH

Cantika duduk bersama menonton pertunjukan anak berlatih tari. Ada Kinan dan Bima di antara mereka. setelah pertunjukan selesai, semua anak berseru gembira. Lalu Mang Dullah mengenalkan Cantika ke depan. Cantika ke depan mengenalkan diri.

CANTIKA
Namaku..
KINAN
(memotong) Cantika Putri Sanjaya.

Mang Dullah tersenyum.

MANG DULLAH
Alhamdulillah, rupanya di antara kalian ada yang sudah berteman dengan Cantika.

Kinan menampakkan sikap tidak suka. Dia mencibir lalu berbisik.

KINAN
Siapa juga yang mau berteman sama anak sombong kayak dia.

Bima menyenggol bahu Kinan.

BIMANTARA
Sstt, Kinan. Udah diem.

Kinan melotot. Bima nyengir dengan mengacungkan kedua jarinya tanpa “peace”.

MANG DULLAH
(ke Cantika) Ayo Cantika, boleh dilanjutin.

Cantika tersenyum dan melanjutkan bicaranya.

CANTIKA
Aku berasal..
KINAN
(memotong lagi) Dari Jakarta.

Mang Dullah melihat tajam pada Kinan. Lalu bicara agak ditekan.

MANG DULLAH
Kinan, bisa nggak yang ngomong Cantika doang. Nggak usah disambung sama kamu?

Bima menyenggol bahu Kinan lagi. Kinan cemberut.

BIMANTARA
(berbisik) Apa aku bilang.

Mang Dullah memberi isyarat agar Cantika melanjutkan. Sebelum melanjutkan Cantika menatap balik Kinan sambil menahan kesal. Tanpa sadar tangannya mengepal.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar