Topeng Sakti Cantika
7. SCENE 31-35

EXT. RUMAH SUPENDI/TERAS — SORE

CAST : MURNI, KINAN, BIMANTARA, NENEK INAYATUN, SARINAH

Kinan masih ngotot ingin tahu isi surat dadakan yang ditulis Murni untuk Cantika.

kinan
Ayo cepet kasih tahu aku apa isinya? Atau kita nggak jadi temen lagi.
murni
Dengan satu syarat.
kinan
Apa emang? Syarat segala.
murni
Kamu nggak boleh marah dan harus baikan sama Cantika kalau udah tahu isinya.
kinan
Ya tergantung nanti.
murni
Pengen tahu nggak?
kinan
Ih..nyebelin banget sih kamu. Iya, iya aku mau. (beat) Aku nggak akan marah tapi soal baikan sama Cantika ya tergantung dia juga dong.
murni
Oke deh. Aku kasih tahu ya. (ke Bimantara) Mana buku sama pulpen kamu. Aku pinjem lagi.
bimantara
(memberikan buku dan kertas) Nih.

Lantas Murni menuliskan kalimat “Minta maaf, tertanda Murni dan Kinan.

kinan
Terus?
murni
Ya udah.
kinan
Gitu doang?
murni
Iya, emang maunya apa?
kinan
Kamu nggak jelekin aku kan?
murni
Ya nggaklah. Untungnya buat aku apa jelekin kamu di depan Cantika atau yang lainnya.
bimantara
Nah itu, kata-kata bijak dari sahabatku Murni. (tertawa)kereen.
murni
Bijak apaan?
bimantara
Buat apa jelek-jelekin teman sendiri di depan orang lain.

Inayatun muncul dan menyuruh mereka masuk.

nenek inayatun
Murni..ajak teman-temannya masuk. Ngapain di luar terus.

Serempak ketiga anak bersahabat itu menoleh.

murni
Ya, nek.

Tapi Sarinah muncul dan mengajak mereka pulang.

sarinah
Nggak usah, Bu. Lain kali saja mainnya. Mereka mau latihan katanya buat pentas minggu depan.
nenek inayatun
Oh ya udah. Lain kali ke sini ya. Ajak temannya juga.
murni
Baik, nek.
sarinah
(kepada ketiga anak) Ayo Murni, Bima, Kinan, kita pulang.

Ketiga anak itu hanya mengangguk dan mengucap salam perpisahan pada nenek Inayatun.

CUT TO


EXT. RUMAH SUPENDI/TERAS BELAKANG — PAGI

CAST : CANTIKA, LAURA, MURNI

Keesokan harinya. Cantika nampak duduk di kursi teras sambil menonton video di HP-nya. Dalam video itu Cantika sedang berlatih dance seorang diri.

Sound effect suara music beat dari HP.

Murni mendadak muncul dan mengagetkan Cantika.

murni
Hai, Cantikaa.
cantika
(kaget)Iih..ngagetin aja.
Lalu Cantika menutup HP-nya. Murni penasaran.
murni
Eh tadi kamu nonton apa. Boleh aku lihat nggak?
cantika
Boleh. (memamerkan isi video) Nih.
murni
Ini kamu lagi nari?
cantika
Iya.
murni
Wuih keren banget. Kamu suka menari, Cantika?
cantika
Iya. Di sekolah aku ikut ekskul nari. Privat nari sama miss Talitha juga.
murni
Waah kebetulan kalau gitu. Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Pasti kamu suka.
cantika
Nggak, ah. Males.
murni
Kata-kata negatif itu jangan sering diucapin, nanti jadi sugesti jelek juga dalam diri kita.
cantika
Apaan sih kamu?
murni
Kalau kamu lagi males, jangan sampai bilang “aku males nih”. Ya jadinya males beneran.
cantika
Aku emang lagi ma..
murni
(memotong cepat) Stop. Jangan diterusin. Semangat!

Cantika memandang Murni dengan pandangan aneh. Lalu dia tertawa.

murni cont’d
Kenapa kamu? Ngetawain aku.
cantika
Nggak. aku nggak ngetawain kamu. Kamu itu ternyata cool. Keren. Bijaksana kayak bunda aku.
murni
Iih Cantika. Kamu mau bilang aku sok tua gitu?
cantika
Yaa mungkin. (tertawa senang)

Murni melipat kedua tangannya di depan dada dan mukanya mendadak ditekuk. Cantika tambah keras tertawanya.

cantika cont’d
Kamu ngambek?

Laura muncul dari dalam rumah. Tersenyum melihat Cantika bisa tertawa lebar.

laura
Cantikaa, temannya nggak diajak masuk?

Cantika dan Murni menoleh ke arah Laura.

cantika
Bunda, aku izin mau main sama Murni ya.
murni
Kamu beneran mau ikut aku?
Cantika mengangguk. Murni tersenyum.
cantika
Gimana, bun. Boleh kan?
laura
Boleh dong, sayang. (kepada Murni) Titip Cantika ya nak Murni.
murni
Siap, tante.

Cantika dan Murni mencium tangan Laura.

laura
Hati-hati ya.
cantika
Iya, Bun.

Cantika memberikan HP-nya pada Laura. Lalu mereka berdua pergi diiringi tatapan Laura yang senang.

CUT TO


EXT. SANGGAR TARI KENCANA UNGU — PAGI

CAST : CANTIKA, MURNI, FIGURAN (ANAK SANGGAR DAN PELATIH PEREMPUAN)

Sebuah sanggar tari outdoor. Saung bambu yang mirip rumah panggung. Sekitar belasan anak seumuran Cantika bahkan ada yang di bawah usia Cantika.

Tiga orang anak sedang melakukan latihan menari tradisional, mengenakan baju biasa namun menggunakan asesoris penari seperti selendang dan topeng. Tanpa musik. Seorang anak di antara mereka mengomandoi dengan hitungan sebagai penanda pergantian gerakan tari.

anak sanggar
Satu, dua, tiga, empat.. satu, dua, tiga, empat..

Dan seterusnya.

Sementara itu, anak-anak lainnya sedang menonton. Seorang pembimbing perempuan separuh baya mendampingi mereka. Anak-anak menyebutnya dengan nama Yayu Mul, nama lengkapnya Mulyati.

Muncullah dari kejauhan Cantika yang tangannya ditarik oleh Murni.

murni
Ayo Can, buruan. Keburu selesai pertunjukannya.
cantika
Iya, iya. Nggak sabaran amat.

Sesampainya di sanggar, Murni mengajak Cantika turut duduk bersama mereka. Beberapa anak melirik mereka sejenak lalu kembali fokus pada pertunjukan.

Terdengar suara Yayu Mul menghitung.

mulyati
Empat..tiga..dua..satu.

Lalu sang pementas menghentikan gerakan tarinya. Semua anak bersorak. Murni melirik kepada Cantika sambil memberi tanda agar Cantika ikut bertepuk tangan. Cantikapun ikut. Kelompok pementas tadi berbaur dengan anak-anak lain yang menonton. Kemudian Yayu Mul berkata lagi.

mulyati
Sekarang, giliran grup Kencanaaa. Tepuk tangan paling meriah!

Mereka bertepuk tangan.

murni
Gimana Can tarian mereka?
cantika
(ekspresi datar) Lumayan.

Semua pasang mata tertuju pada kelompok pementas selanjutnya.

CUT TO


EXT. ALAM BEBAS KAMPUNG — SIANG

CAST : CANTIKA, MURNI, KINAN, BIMANTARA

Cantika dan Murni berjalan beriringan menyusuri jalanan kampung. Kanan kiri jalan terdapat pohon-pohon rimbun meskipun banyak rumah di sana.

murni
Gimana menurut kamu pertunjukan di sanggar tadi?
cantika
Biasa aja.
murni
Kalau kamu suka, aku bisa bilangin ke pelatih supaya kamu bisa ikut latihan.
cantika
Aku nggak suka. Aku biasanya kumpul sama teman-teman di grup tari modern. Lebih fresh. Kalau yang tadi aku lihat, itu kan udah kuno.

Muncul Kinan nyolot.

kinan
Tuh kan, anak ini emang ngeselin. Orang kota yang sombong.

Kedua anak itu hampir berselisih lagi. Bimantara menengahinya.

bimantara
Udah, Kinan. Jangan mulai lagi.
kinan
(sambil menunjuk muka Cantika) Dia yang mulai duluan.

Cantika membalas.

cantika
Kenapa? Nggak suka dibilang kuno dan kampungan?
kinan
(geram) hh kamu!

Murni dan Bimantara memegang masing-masing dari mereka.

murni
Udah, dong. Kalian ini.
bimantara
Sabar, Kinan!
kinan
Lepasin aku! (melepaskan diri dari Bima dan mendorongnya hingga jatuh)

Kinan mengibaskan tangannya. Lalu menjauhi mereka dengan membawa kemarahan yang amat sangat pada Cantika.

kinan cont’d
Awas kamu ya, Cantika.
cantika
Kamu yang awas!

Murni menarik Cantika lagi.

murni
Udah, Can. Jangan didengerin. Aku anterin pulang yuk.

Cantika melepaskan rangkulan Murni.

cantika
Aku bisa pulang sendiri. Aku bukan anak manja.
murni
Tapi nanti kalau nyasar gimana?

Cantika tidak menggubris. Dia melangkah cepat meninggalkan Murni dan Bimantara yang terbengong.


CUT TO


INT. RUMAH SUPENDI/RUANG KELUARGA — SIANG

CAST : CANTIKA, KAKEK SUPENDI

Cantika sampai ke rumah dengan muka masih kusut. Dia masih marah. Jalannya cepat-cepat menuju kamarnya. Tanpa sengaja dia menyenggol sebuah pigura foto yang diletakkan di atas meja pajangan. Prang! Pecah.

cantika
(panik) Aduh..Cantika, ceroboh banget sih kamu.

Lalu dia memungut pecahan kaca dan selembar foto di sana. Saat masib berjongkok untuk memunguti pecahan kaca itu, muncul Kakek Supendi.

kakek supendi
Biar kakek bantu bersihin.

Cantika mendongak. Merasa bersalah.

cantika
Kakek? (beat) Cantika minta maaf.
kakek supendi
Nggak apa-apa. Nanti piguranya diganti sama yang baru. Yang penting fotonya tetap bagus.

Cantika memungut foto dan melihat seseorang berbaju penari. Warnanya cenderung merah, ada manik-manik keemasan. Dia berpose ala penari tradisional. Wajahnya ditutup topeng.

cantika
Memangnya ini foto siapa, kek?
kakek supendi
Itu foto kakek semasa muda.
cantika
Ini kan kostum penari?
kakek supendi
Betul. Itu memang foto kakek sewaktu memakai kostum Tari Topeng. (beat) Ayo kita rapihkan bekas pecahan kaca ini. Kakek mau tunjukin sesuatu dama Cantika.
cantika
Apa itu?
kakek supendi
Penasaran, kan? Yuk kita beresin dulu.

Cantika mengangguk dan mulai merapihkan bekas pecahan pigura itu bersama-sama kakek Supendi.

CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar