Skrip Sajak Cinta Terakhir
9. PART 9
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

74. EXT/INT. JALANAN PERKEBUNAN (DALAM MOBIL) – SIANG

Di dalam mobil yang dikendarai ayahnya, Nisa duduk di depan sambil membaca sebuah kertas berisi sajak.

TEKS:

Kepada gadis pecinta senja

Ku ucapkan ribuan kata maaf

Yang tak bisa langsung ku ucap

Sungguh ku tak bermaksud menciptakan luka

Yang ‘kan membekas di dalam sukma

Sungguh aku sangat menyesali

Sesuatu yang telah melukai hati

Aku tak ingin terus melihatmu menangis

Kumohon maafkan aku wahai gadis manis  

Perlahan Nisa melipat kertas itu menjadi 2 bagian. Sesekali pandangan Ayah Nisa memperhatikan wajah Nisa.

AYAH NISA

Sebenernya ada masalah apa kamu sama Regi?..

Pandangan Ayah Nisa tetap fokus mengendarai mobilnya.

NISA

Nggak ada masalah apa-apa kok Pa..

AYAH NISA

Jangan bohong sama Bapak. Kalian tidak terlihat seperti biasa. Dan kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa tadi kamu tidak mau Bapak ajak keliling perkebunan ditemani Regi? Dan kertas itu, kenapa nggak Regi yang ngasih langsung? Kok malah dititipin ke Bapak?..

NISA

Nisa kesel Pak. Nisa pikir selama ini kang Regi suka sama Nisa, tapi ternyata kang Regi suka sama wanita lain. Nisa sakit hati Pak..

Nisa tidak bisa menahan ucapannya, diiringi tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Ayah Nisa kaget, sampai-sampai memberhentikan begitu saja laju mobilnya. Terlihat pandangan penuh amarah yang terpancar dari mata Ayah Nisa.

AYAH NISA

Berani-beraninya dia menyakiti hati putri Bapak. Bapak benar-benar tidak bisa terima! Regi harus mendapat balasan yang sama. Bila perlu Bapak akan suruh dia lepas tangan dari perkebunan Bapak!..

Nisa kaget usai mendengar ucapan Sang ayah. Seketika rasa sesal muncul dalam hatinya.

NISA

Jangan Pak.. Nisa mohon!..

Rengek Nisa sambil merebahkan tubuhnya di bahu Ayahnya sambil menagis.

NISA

Kang Regi emang udah buat Nisa sakit hati, tapi tidak semuanya salah kang Regi Pak..

AYAH NISA

Laki-laki itu sudah berani menyakiti hati kamu, itu berarti dia sudah siap menerima akibatnya..

Nisa hanya menangis.

CUT TO:

75. EXT. SEBUAH DANAU - SIANG

Regi dan Risya sedang naik bebek-bebekan, yang membawa mereka tiba di sebuah tempat yang ada di tengah-tengah danau, yang terkenal dengan sebutan ‘Batu Cinta’.

Risya menulis nama Mahesa di batu itu.

Regi cukup sedih melihatnya.

REGI (V.O)

Risya pasti kangen banget sama Mahesa..

CUT TO:

76. EXT. SEBUAH BUKIT - SIANG

Regi dan Risya terlihat sedang asik main layangan bersama di atas bukit. Kali ini sedikit tawa tercipta menghiasi wajah cantiknya, bila sesekali layangan yang Risya terbangkan terbawa angin dan akan terjatuh. Hal semacam itu ternyata mampu menghasilkan tawa bagi mereka.

Diam-diam Risya memandang wajah Regi, yang sedang fokus memainkan layangan yang saat itu mereka terbangkan.

RISYA (V.O)

Di setiap kegalau’an menghampiri hati, dengan segala caranya Bang Regi selalu bisa membuatku tersenyum, dan sedikit melupakan problema yang aku rasakan. Tangan Bang Regi selalu ada untuk menghapus air mataku saat aku bersedih. Tanpa dia, aku nggak tahu, apa aku bisa melewati semua ini sendirian. Makasih Bang. Makasih atas semuanya. Aku sayang Bang Regi..

Regi menoleh dan tersenyum saat melihat Risya tersenyum kepadanya. Mereka kembali meneruskan main layangan bersama-sama.

Mobil yang dikendarai Nisa melewati jalanan perkebunan, pandangannya tidak sengaja melihat Regi yang sedang bersama Risya bermain layangan di atas bukit. Nisa pun memberhentikan laju mobilnya. Dari balik kaca mobil, Nisa memandang Regi yang sedang bahagia bersama Risya.

NISA (V.O)

Ku coba bertahan, tanpa kata
Tanpa tangis di setiap luka
Tak akan lelah menanti,
Meski cintaku tak pernah terbalaskan
Mungkin ini tak pantas,
Saat aku masih bisa tersenyum manis
Melihatmu tertawa lepas bersamanya
Mungkin ini tak pantas,
Saat aku masih saja merindukanmu
Walau ku tahu hatimu bukan untukku
Mungkin ini tak pantas,
Saat hati ini masih berbunga untukmu
Padahal aku selalu menangis di setiap malam
Mungkin ini tak pantas,
Karena aku masih mengharapkanmu
Padahal ku tahu luka yang kudapat
Dalam luka hatiku,
Rasa ini masih dalam padamu
Hati ini masih berharap padamu
Asa ini masih bergejolak padamu
Namun aku masih tetap terdiam
Bersama angan yang mulai tenggelam
Tapi sedikitpun aku tak berharap
Kau merasakan apa yang aku rasakan   

Nisa kembali menghidupkan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

CUT TO:

77. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH DI PINGGIR JALAN - SIANG

Mahesa duduk di pinggir jalan, suasananya cukup nyaman untuk duduk santai, karena pandangan mata bisa sedikit dimanjakan dengan keindahan pemandangan alam.

CUT TO FLASHBACK:

78. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH DI PINGGIR JALAN - SIANG

(TEMPAT YANG SAMA DENGAN SCENE 77)

Saat itu hubungan Mahesa dan Risya baru 1 minggu. Dalam perjalanan pulang dari kampus, mereka memutuskan singgah di tempat ini, hanya untuk duduk santai sambil ngemil.

MAHESA

Kok kamu mau sih nerima aku? padahal ‘kan banyak banget cowKo yang lebih ganteng dan kaya dari aku yang mau sama kamu?..

Mahesa meneguk minuman kaleng yang sedang ia pegang. Sementara Risya sedang asik menyantap snack yang ada di tangannya, sejenak berhenti. Usaha yang dilakukan sekarang hanya tinggal mengunyah, untuk menghabiskan snack yang masih tersisa di mulutnya.

RISYA

Awal ketemu, sedikit pun aku nggak nyangka kalau kamu ternyata mahasiswa kedokteran. Pas tahu itu, aku mulai penasaran... kok ada ya anak kedokteran yang tampilannya kaya kamu?

MAHESA

Terus?..

RISYA

Terus aku nyari tahu. Kebanyakan orang yang kenal kamu bilang, kalau kamu itu keras kepala, suka bikin masalah, dingin, jutek, nggak romantis..

MAHESA

Lalu?..

RISYA

Ya aku jadi penasaran dong. Ya udah aku terima aja pas kamu nembak aku. Kalau udah pacaran, aku kan jadi bisa masuk ke dunia kamu, dan bisa ngerasain gimana rasanya ada di samping orang kaya kamu...

MAHESA

Ohh, jadi kamu minta waktu 1 hari itu untuk ngestalking aku dulu?..

Risya mengangguk sambil tersenyum.

MAHESA

Itu berarti kamu tahu kan sifat aku. Kok masih mau sih? Yakin nggak akan nyesel?..

RISYA

Nggak. Justru ini tantangan buat aku..

MAHESA

Bagus deh kalau gitu. Aku kan bisa jadi diri aku sendiri di depan kamu..

RISYA

Sekarang giliran kamu!..

MAHESA

Apa?..

RISYA

Sama..

MAHESA

Iya apa?..

RISYA

(cemberut) Mulai deh..

MAHESA

Jujur apa bo’ong?..

RISYA

Ya jujur lah!..

MAHESA

Oke. Tapi senyum dulu!..

Risya pun jadi tersenyum.

RISYA

Apaan sih?..

MAHESA

Ini..

Mahesa meletakan jari telunjuknya di lesung pipi Risya.

RISYA

Ini apa?..

MAHESA

Iya ini..

Mahesa mengetuk telunjuknya 2 kali ke pipi Risya yang ada lesung pipinya.

MAHESA

Ini alasan kenapa aku ingin jadiin kamu pacar. Bukan karena kamu cantik, tapi karena aku pengen banget punya pacar yang punya lesung pipi. Eh nemu kamu, ya udah coba aja tembak. Dan akhirnya diterima kan. Kalau masalah wajah kamu yang cantik, berarti itu bonus buat aku..

RISYA

Alasannya unik banget..

Risya ketawa lalu menyantap kembali snacknya.

BACK TO REAL:

79. EXT. SEBUAH TEMPAT INDAH DI PINGGIR JALAN - SIANG

Mahesa nampak sedih saat harus kembali mengenang moment-moment indah yang selama ini ia lewati bersama Risya.

MAHESA

Aku kangen kamu Sayang..

Mata Mahesa berkaca-kaca.

CUT TO:

80. INT/EXT. RUMAH NISA/DEPAN RUMAH - SORE

Pintu terbuka. Regi yang berdiri membelakangi pintu, langsung membalikkan badannya dan melempar senyuman untuk Nisa.

Mengetahui yang datang Regi, Nisa langsung membalikkan badannya dan hendak menutup kembali pintu rumahnya. Namun dengan sigap kedua tangan Regi menahannya.

REGI

Nisa tolong, kasih Akang waktu!..

NISA

Aku lagi sibuk!..

Mengetahui Nisa akan kembali masuk, Regi langsung meraih tangan Nisa. Perlahan Regi mengajak Nisa duduk di kursi yang ada di teras depan rumah, meski Nisa terlihat tidak nyaman dengan sikap Regi terhadapnya.

REGI

Tolong jangan kaya gini Nis! Maafin Akang! Akang sama sekali nggak bermaksud apapun, apalagi sampai menyakiti hati kamu..

Namun Nisa masih diam membisu.

REGI

Katakan apa yang harus Akang lakukan? Agar semuanya kembali kaya dulu lagi?..

NISA

Nggak ada Kang. Nisa aja yang terlalu berlebihan menanggapi sikap Akang..

REGI

Nisa, Akang benar-benar merasa bersalah sama kamu. Tapi Akang juga nggak rela jika semua itu malah merusak hubungan kita. Secara tidak langsung kamu kaya ngejauhin Akang. Akang mohon Nis. maafin Akang! Dan Akang mohon, tolong kembali jadi Nisa yang Akang kenal dulu..

Nisa kembali terdiam, padahal Regi sangat menantikan sesuatu terucap dari mulutnya.

REGI

Kalau kamu kaya gini terus, Akang benar-benar nggak akan bisa memaafkan diri Akang sendiri. Akang mohon Nis!..

Tiba-tiba kedua tangan Nisa meraih tubuh Regi dan memeluknya cukup erat, diiringi tetesan air mata.

NISA

Nisa teh cinta sama Akang! ... Nisa pikir Akang juga sama..

Perlahan Nisa melepaskan dekapan tangannya dari tubuh Regi. Kini kedua matanya yang bergelinang air mata menatap Regi penuh kesedihan.

NISA

Akang tahu gimana sakitnya perasaan Nisa? Saat Nisa tahu, kalau laki-laki yang selama ini Nisa cintai ternyata tidak punya perasaan yang sama. Nisa sempet berpikir, sikap Akang selama ini ke Nisa menandakan kalau Akang punya perasaan yang sama. Tapi ternyata Nisa salah, ada orang lain yang lebih dulu mengisi hati Akang. Nisa bener-bener nggak bisa nerima semua itu Kang..

Nisa menangis.

REGI (V.O)

Maaf, untuk harapan yang mungkin ada di hatimu
Maaf, untuk rasa yang mungkin telah mengusikmu
Maaf, untuk perhatian yang membuatmu bingung
Aku tak berniat buat dirimu jatuh cinta
Aku tak ingin buat dirimu kehilangan arah
Tak juga buat harap cintamu kan terbalaskan
Aku tahu ini tak adil untukmu
Tapi biarlah kita tetap berjalan
Meski di arah yang berbeda
Kelak rasa itu kan bertemu
Di suatu tempat, dan waktu yang tepat

Regi meraih tubuh Nisa dan menjatuhkan ke pelukannya. Regi berharap dekapannya mampu meredakan kesedihan dan menenangkan hatinya.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar