Skrip Sajak Cinta Terakhir
7. PART 7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

53. INT. RUMAH REGI - RUANG MAKAN - PAGI

Regi terlihat buru-buru menyelesaikan sarapannya. Mungkin karena harus tiba di perkebunan lebih awal. Usai menyelesaikan sarapannya, Regi langsung meraih tas yang ia letakkan di atas meja makan. Sementara Mahesa baru menuruni anak tangga.

REGI

Jangan lupa sarapan dulu Sa! Abang mau langsung ke pabrik, makanannya udah Abang siapin kok..

Regi beranjak dari duduknya. Mahesa langsung menyodorkan secarik kertas tepat di hadapan Regi.

MAHESA

Tolong jelasin sama aku Bang!..

Regi heran. Tidak mau terus penasaran, ia pun mengambilnya. Regi mendadak diam setelah membacanya. Jreeennngggggg. Regi kembali mendaratkan tubuhnya di kursi, dan tas yang baru saja ia kenakan di bahunya tiba-tiba terjatuh ke lantai. Kini pandangan Regi pun benar-benar terlihat kosong.

MAHESA

Kenapa? Nggak bisa jelasin?..

Regi tetap membisu.

MAHESA

Aku bener-bener nggak nyangka Bang. Aku pikir, cuma aku yang bisanya ngecewain Abang. Tapi ternyata, orang se-baik, se-lugu, dan se-sempurna Bang Regi, bisa juga buat aku kecewa. Aku bener-bener nggak habis pikir..

REGI

Ini nggak seperti apa yang kamu bayangkan Sa!..

MAHESA

Terus apa? Abang mau coba memutar balikkan fakta? Abang mau coba menghindari kenyataan? Terlambat Bang! Aku udah bener-bener kecewa sama Abang!!..

Dengan kesal Mahesa pergi.

REGI

(teriak) Esa!

Namun Mahesa sudah menghilang dari pandangannya. Regi tidak tahu harus berbuat apa. Dengan kesal, Regi meremas kertas yang saat itu masih ada di dalam genggamannya.

CUT TO:

54. EXT. AREA PERKEBUNAN (KANTOR REGI) - SIANG

Regi menjadi tidak fokus bekerja. Regi memilih mengalihkan pekerjaannya kepada orang kepercayaannya, dan memutuskan untuk kembali ke tempat yang ia jadikan sebagai kantor selama di perkebunan. Regi terlihat duduk melamun.

CUT TO FLASHBACK:

55. EXT. JALANAN AREA PERKEBUNAN - PAGI

Risya datang menemui Regi, untuk menanyakan keberadaan Mahesa yang tidak bisa dihubungi. Padahal saat itu seharusnya Risya pergi bekerja.

RISYA

Bang, Esa kenapa sih?..

REGI

Kenapa? Esa bikin ulah lagi?..

RISYA

Aku juga nggak tahu Bang. Yang jelas kemarin sikapnya mendadak aneh ke aku. Terus sekarang dia nggak bisa dihubungi, Abang tahu kenapa?..

REGI

Enggak Ris. Abang nggak tahu..

RISYA

Please Bang... jangan bohong! Esa nggak mungkin kaya gini tanpa sebab. Abang pasti berantem lagi ya sama Esa?..

REGI

Beneran Ris. Abang nggak bohong..

RISYA

Aku harap Abang bener-bener nggak lagi bohong sama aku. Kalau ada kabar dari Mahesa, Abang langsung kasih tahu aku!..

Regi mengangguk.

REGI

Ya udah, aku pamit Bang. Assalammualaikum..

RISYA

Wa’alaikumsalam..

Risya pun pergi.

BACK TO REAL:

56. INT. AREA PERKEBUNAN (KANTOR REGI) - SIANG

Percakapan Regi dan Risya itu kembali muncul di pikiran Regi.

REGI

Maafin Abang Ris. Karena Abang udah bohongin kamu. Esa emang lagi berantem sama Abang, dan Abang nggak mungkin kasih tahu kamu. Karena kali ini, kamu bener-bener nggak boleh tahu alasan Esa marah sama Abang. Maafin Abang Ris..

Regi merasa bersalah.

CUT TO:

ESTABLISH MALAM HARI.

57. EXT. SEBUAH TAMAN – MALAM

Tampak Nisa sedang duduk di kursi taman. Regi yang baru datang, langsung menghampiri Nisa.

REGI

Hai.. ada apa nih? Akang kaget lho Nisa minta ketemu malam-malam gini..

Regi duduk di samping Nisa.

NISA

Maaf ya Kang. Nisa udah minta Akang jauh-jauh datang kesini. Tapi Nisa nggak ganggu Akang kan?..

REGI

Ohh enggak kok Nis. Enggak sama sekali..

Nisa merasa lega, karena itu berarti Regi tidak terpaksa datang menemuinya.

REGI

Tumben-tumbenan loh Akang diajak ketemuan sama gadis cantik kaya gini..

NISA

Ahhh Akang mah bisa aja..

Regi terdiam, saat pandangan Nisa tertuju padanya. Sorot matanya benar-benar terasa berbeda saat menatap Regi kali ini, bukan sekedar tatapan biasa.

REGI

Nis... hey!..

Nisa malah tersenyum, lalu sedikit menggigit bibir bagian bawah, pertanda Nisa sedikit kebingungan untuk memulai obrolan.

NISA

Emm, Kang. Soal sajak itu-

Nisa terdiam, lalu sedikit memalingkan pandangannya dari Regi.

Kini giliran Regi yang sedikit memandang Nisa aneh saat mendengar kata ‘sajak’.

NISA

Nisa udah punya jawabannya Kang. Sebenernya ... Nisa juga cinta sama Akang..

Mendadak Regi terdiam, lebih tepatnya kaget.

REGI

Maaf Nis. Maksudnya apa? Terus sajak yang mana? Akang kurang paham maksud Nisa?..

Regi benar-benar tidak mengerti maksud Nisa.

NISA

Sajak yang malam itu Akang kasih ke Nisa. Lewat sajak itu Akang kaya ngungkapin perasaan Akang. Itu makanya Nisa bilang gitu, karena sebenernya Nisa juga suka sama Akang. Cuma Nisa malu menggungkapkannya..

JREEENNNGGG. Regi melongo dengan perkataan Nisa.

REGI

Kayanya ini ada yang salah deh Nis..

Regi kebingungan sekaligus merasa tidak enak hati, karena ia yakin semua ini pasti ada kesalahpahaman.

Sementara Nisa terdiam, pandangannya mulai melayu. Tangan kanannya langsung meraih tas kecil yang masih ia kenakan, lalu mengambil secarik kertas, kemudian memberikan kepada Regi.

Regi pun membuka lipatan kertas itu. Tulisan yang berupa sajak.

NISA

Terus ini maksudnya apa Kang?..

Regi kebingungan. Sementara Nisa terus memandangnya dengan tatapan tak biasa.

REGI

Akang bisa jelasin semua Nis. Tapi sebelumnya Akang bener-bener minta maaf. Akang nggak bermaksud apa-apa, cuma Akang harus jujur..

JREEENNGGG. Suasanan makin terasa serius.

REGI

Sebenernya sajak itu bukan buat Nisa. Kayanya kertas yang mau Akang kasih ke Nisa itu ketuker.

Nisa dibuat kaget dengan pengakuan Regi.

REGI

Sebenernya isi kertas yang buat Nisa itu ucapan selamat dari Akang. Bukan ini..

NISA

Jadi maksud Akang? Sajak cinta itu bukan buat Nisa?..

Regi mengangguk.

NISA

Itu berarti, Akang nggak punya perasaan apa-apa sama Nisa?..

Regi membisu. Seketika kedua bola mata Nisa berkaca-kaca.

REGI

Maaf Nis. Akang nggak bermaksud-

Ucapan Regi terhenti, saat melihat Nisa yang begitu kecewa.

Nisa beranjak dari duduknya. Regi pun beranjak dan kini berdiri berhadapan dengan Nisa.

NISA

Nisa yang minta maaf Kang. Anggap aja kata-kata tadi nggak pernah keluar dari mulut Nisa. Maafin Nisa juga karena udah salah mengartikan kedekatan dan sikap Akang selama ini ke Nisa. Makasih udah meluangkan waktunya. Permisi..

Nisa pergi diiringi tetesan air mata.

REGI

Nis... Nisa!..

Namun Nisa tidak menoleh sedikitpun.

REGI

Ya Tuhan... apa lagi ini? Kenapa semuanya jadi kaya gini?..

Regi kembali mendaratkan tubuhnya ke atas kursi, lalu dia duduk termenung dengan penuh penyesalan.

REGI (V.O)

Ku bertanya pada malam, dia membisu. Angin yang berlalu pun, tak memberikan jawaban. Hanya satu yang terucap, mengapa aku menyakiti mereka? Dan mengapa aku terlahir hanya untuk membuat hati orang lain terluka? Sungguh hina diriku. Sedikit pun tak punya rasa malu. Yang telah menciptakan luka, di hati mereka yang tak berdosa.

CUT TO:

58. EXT. PINGGIR JALAN - PAGI

Tampak Mahesa sedang berjalan menelusuri jalan pedesaan yang sudah mulai ramai. Dari kejauhan Risya yang sedang mengendarai motornya melihat Mahesa. Risya langsung mempercepat laju motornya dan mensejajarkan posisinya dengan Mahesa.

RISYA

(teriak) Mahesa!..

Mahesa menghentikan langkahnya. Kemudian Risya memberhentikan laju motornya. Mahesa menatap wajah Risya sejenak, setelah itu ia malah melanjutkan kembali langkahnya.

Risya semakin merasa heran, ia beranjak dari motornya dan menyusul Mahesa dengan berjalan kaki. Dan mensejajarkan langkah.

RISYA

Esa! Kamu kenapa sih? Dari kemarin ngehindar terus. Aku nggak ngerti apa salah aku? Please dong Sa... jangan buat aku seperti orang bodoh gini. Kasih aku alasan?..

Mahesa tetap bungkam sambil terus melangkah tanpa sedikit pun memperdulikan Risya.

RISYA

(Membentak) Esa aku mohon!..

Mahesa langsung mengentikan langkahnya, lalu menatap Risya cukup tajam.

MAHESA

Jangan paksa aku! Dan jangan ikutin aku! Ngerti!!..

Mahesa pergi dan mempercepat langkahnya.

RISYA

Ekh... kamu tuh kenapa sih Sa?..

Risya semakin bingung.

CUT TO:

ESTABLISH PERGANTIAN HARI.

SATU MINGGU KEMUDIAN.

59. EXT. SEBUAH BUKIT - SIANG

Regi dan Risya berada di bukit. Mereka duduk berdampingan di bawah pohon besar yang cukup rimbun, sambil menatap pemandangan desa yang begitu indah dari atas bukit.

RISYA

Sejak pertengkaran itu, aku nggak pernah ketemu Esa. Aku udah coba cari di kampus, tapi Esa nggak ada. Abang sendiri tahu dimana keberadaan Esa sekarang?..

Regi menggeleng.

RISYA

Sebenernya apa yang terjadi Bang? Belum pernah Esa pergi selama ini saat ada masalah, sekalipun saat Esa bertengkar sama Abang. Apa mungkin Esa melakukan ini karena sengaja ingin menjauhi aku?..

REGI

Loh, kok kamu ngomong gitu sih? Esa nggak mungkin menjauh dari kamu..

RISYA

Tapi kenyataannya bilang kaya gitu Bang! Aku bener-bener nggak ngerti, sebenernya apa salah aku. Sampe-sampe Esa bersikap seperti ini. Aku bener-bener nggak ngerti, Bang. Apa dia tahu, disini aku sangat merindukannya? Aku nggak mau kehilangan dia Bang..

Risya menangis. Regi tidak tega melihat Risya bersedih, dengan tangannya Regi mencoba menghapus air mata Risya.

Tiba-tiba Risya melabuhkan tubuhnya ke pelukan Regi. Regi mematung, Regi bingung apa yang harus ia lakukan. Dengan sedikit ragu, Regi mendaratkan tangan kanannya ke bahu Risya, kemudian mengelusnya secara perlahan.

RISYA

Aku hanya berharap apa yang selama ini aku genggam bukanlah pasir, yang semakin erat ku genggam malah semakin menghilang..

Suasana langsung hening.

REGI (V.O)

Maafin Abang Ris. Semua ini gara-gara Abang..

CUT TO:

60. INT. RUMAH NISA - KAMAR NISA - SIANG

Nisa sedang berdiri di depan jendela kamar dengan wajah murung. Tatapannya hanya lurus memandang hijaunya hamparan perkebunan Teh.

Ayah Nisa memperhatikan Nisa yang berdiri murung. Lalu perlahan melangkah mendekati Nisa, kemudian berdiri di sampingnya.

AYAH NISA

Sayang... kenapa belum berangkat? Bukannya hari ini kamu harus ke perkebunan?..

NISA

Males Pa...

AYAH NISA

Kenapa? Biasanya juga suka semangat..

Nisa diam.

AYAH NISA

Lagi ada masalah ya? Kenapa? Biasanya juga suka cerita sama Bapa. Bapa paling nggak suka lho liat anak cantik Bapa murung kaya gini!..

NISA

Nisa nggak apa-apa Pa. Nisa cuma lagi pengen sendiri aja..

AYAH NISA

Ya udah kalau gitu, Bapa tinggal. Tapi janji yah! Jangan lama-lama!..

Ayah Nisa mengelus rambut putri kesayangannya, lalu beranjak dan pergi keluar dari kamar.

Pandangan Nisa kembali menatap hampa ke arah jendela kamar yang masih terbuka, dengan view pemandangan hijaunya perkebunan.

NISA (V.O)

Entah siapa yang akan bertanggung jawab dengan perasaanku? Saat tak ada seorang pun yang pantas untuk aku salahkan. Kenyataan yang menyakitkan telah meruntuhkan kembali kepercayaan yang perlahan mulai tumbuh di hati. Kini, luka kembali terukir, bersama cinta yang tak akan mudah berakhir..

CUT TO:

61. INT. SEBUAH MINI MARKET – SIANG

Terlihat dengan mengenakan seragam, Mahesa sedang menata makanan di rak.

RISYA (O.S)

Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi Sa!..

Pandangan Mahesa langsung beralih.

MAHESA

Risya..

Mengetahui Risya yang menyapanya, Mahesa malah menghindar. Tapi saat Mahesa hendak melangkah, Risya menarik tangan Mahesa sambil meneteskan air mata.

RISYA

Aku kangen sama kamu Mahesa..

MAHESA

(Ketus) Kamu tahu dari mana kalau aku ada di sini?!..

RISYA

Nggak penting. Yang penting sekarang kamu tahu, kalau aku kangen sama kamu..

MAHESA

Mendingan sekarang kamu pergi! Dan jangan pernah coba untuk menemui aku lagi!..

RISYA

Aku nggak akan pergi sebelum kamu jelasin, kenapa kamu menghindar dari aku?..

Semua pandangan pengunjung mini market tertuju kepada Risya dan Mahesa.

Melihat itu, kepala toko yang kebetulan ada di sana langsung menegur Mahesa.

KEPALA TOKO

Mahesa! Apa-apaan kamu? Bukannya kerja, malah bikin keributan. Cepat kembali bekerja!..

MAHESA

Iya Pak..

Kepala toko pun pergi.

MAHESA

Mendingan sekarang kamu pergi! Aku gak mau kerjaan aku jadi berantakan gara-gara kehadiran kamu disini. Ngerti!

Dengan kesal Mahesa pergi meninggalkan Risya. Risya menteskan air matanya.

CUT TO:

ESTABLISH MALAM HARI.

62. EXT. MINI MARKET (PARKIRAN) - MALAM

Mahesa sedang berjalan keluar dari mini market. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Dan itu adalah Risya, yang masih menunggunya sejak siang tadi.

RISYA

Esa, tunggu!..

MAHESA

Ahhh... kamu lagi..

Mahesa kesal, sambil melepaskan tangannya dari pegangan Risya.

MAHESA

Mau ngapain lagi sih? Aku kan udah bilang, nggak usah ganggu aku!..

RISYA

Aku butuh penjelasan kamu! Oke... kamu boleh marah sama aku, kalau memang aku salah. Dan tolong kasih tahu apa salah aku? Biar aku ngerti, Mahesa!..

Mahesa membisu dengan muka kesalnya. Jelas Mahesa tidak akan bisa menjelaskan kesalahan Risya. Mahesa langsung mengalihkan pandangannya, karena tanpa terasa air matanya menetes. Kemudian Mahesa memilih pergi meninggalkan Risya.

CUT TO:

63. EXT. MINI MARKET – PARKIRAN - MALAM

Pada saat Mahesa pulang kerja. Lagi-lagi di tempat yang sama, ada yang menarik tangannya lagi. Mahesa cukup kesal dan marah.

MAHESA

Ngapain lagi sih..

Mahesa membalikan badan, Mahesa kaget, karena kali ini bukan Risya melainkan Regi.

MAHESA

Bang Regi..

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar