Skrip Sajak Cinta Terakhir
8. PART 8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

64. EXT. PINGGIR JALAN - MALAM

Kini Regi dan Mahesa sedang duduk di tembokan yang menyerupai tempat duduk di trotoar pinggir jalan.

REGI

Tolong jangan bersikap seperti ini ke Risya. Dia nggak tahu apa-apa..

MAHESA

Bukan seharusnya Abang seneng. Abang jadi punya banyak kesempatan bukan, untuk lebih leluasa mendapatkan Risya..

REGI

Kamu ngomong apa sih? Dengerin dulu semua penjelasan Abang. Apa yang kamu tahu, nggak seperti apa yang kamu bayangkan..

MAHESA

Bang, semuanya udah jelas. Sajak-sajak itu udah cukup ngebuktiin, kalo Bang Regi cinta sama Risya..

Regi terdiam saat Mahesa membentaknya seperti itu.

MAHESA

Bang, aku rasa aku nggak perlu ngejelasin lagi, dan aku yakin Bang Regi juga udah tahu. Kalau aku ini pacar Risya. Dan aku sama Risya udah jalanin hubungan ini selama 3 tahun Bang, 3 tahun. Kenapa sih Abang nggak cari perempuan lain aja untuk Abang cintai. Kenapa harus Risya? Yang jelas-jelas pacar aku, adik Bang Regi sendiri..

Regi hanya bisa terdiam penuh penyesalan.

MAHESA

Sadar nggak sih? Cara Abang kaya gini malah nyakitin hati dan perasaan aku. Aku ngerasa, seolah-olah aku ini punya musuh dalam selimut. Tega ya Bang!..

Dengan kesal dan sedih, Mahesa pergi meninggalkan Regi.

REGI

Maafin Abang Sa. Abang bener-bener nggak bermaksud nyakitin kamu. Andai aja kamu tahu, Abang sama sekali nggak ingin merusak hubungan kamu sama Risya. Abang nggak akan biarin kebahagian dan kebersamaan kalian hancur, hanya karena Rasa yang nggak penting yang tumbuh di hati ini..

CUT TO:

65. INT. RUMAH REGI (KAMAR REGI) - MALAM

Terlihat Regi sedang duduk melamun di atas tempat tidur. Regi kembali membayangkan sebelum Mahesa memutuskan pergi dari rumah.

CUT TO FLASHBACK:

66. MONTAGE

A. Sikap Mahesa berubah drastis terhadap Regi. Dari sikapnya yang mendadak dingin + jutek.

B. Saat Mahesa mau keluar rumah, Mahesa lebih memilih jalan kaki dari pada harus memakai motor yang Regi belikan untuknya.

C. Saat di meja makan, Mahesa tidak mau makan-makanan yang Regi buat untuknya makan malam.

CUT BACK REAL:

ESTABLISH MALAM HARI.

67. INT. RUMAH REGI (KAMAR REGI) - MALAM

Regi tampak sendu mengingat itu.

REGI

Ternyata perubahan sikap kamu itu, semua gara-gara Abang. Maafin Abang Mahesa. Harusnya Abang tidak melakukan semua ini sama kamu..

CUT TO:

68. INT. RUMAH RISYA (KAMAR RISYA) - MALAM

Saat sedang tiduran, Risya terlihat bersedih sambil memandangi foto-foto Mahesa bersama dirinya di layar handphone. Lalu pandangannya beralih pada foto-foto yang menghiasi dinding. Risya beranjak dan melangkah mendekati salah satu bagian dinding, dimana foto kemesraannya bersama Mahesa berada. Lalu tangannya menyentuh salah satu foto saat dinner di hari jadian mereka. Di foto itu menggambarkan Risya dan Mahesa sedang selfie sambil memamerkan bunga mawar putih dengan ekspresi wajah yang penuh kebahagiaan. Seketika pandangannya berubah menjadi sendu.

RISYA

Aku pikir hal seperti ini nggak akan pernah terjadi lagi Sa. Harusnya aku udah terbiasa dengan semua ini. Tapi kenapa kali ini rasanya benar-benar sakit? Apa rasa cinta dan sayang udah nggak ada lagi di hati kamu?..

Risya melepaskan salah satu foto, lalu membawanya menuju meja kerja. Kemudian duduk sambil memandangi foto itu.

RISYA

Aku masih bisa terima, saat kamu selalu melampiaskan kemarahan kamu ke aku. Tapi aku nggak bisa terima kalau kamu menghindar kaya gini, tanpa aku tahu salah aku apa..

Perlahan Risya mendaratkan kepalanya ke atas meja, sambil memandangi foto dirinya bersama Mahesa dengan air mata yang terus menetes.

CUT TO:

69. INT. KANTOR MAJALAH (RUANG KERJA RISYA) - SIANG

Saat di kantor, Risya malah melamun. Andin memperhatikan dari tempat duduknya, yang bersebelahan dengan tempat duduk Risya.

ANDIN (V.O)

Aku bener-bener kehilangan kamu Ris. Semenjak Mahesa menjauhi kamu... kamu bener-bener berubah..

Risya tiba-tiba pergi meninggalkan pekerjaannya, tanpa berkata apapun pada Andin.

Andin beranjak, saat melihat Risya pergi tanpa pamit.

ANDIN

Risya! (pause) Mungkin dia butuh sendiri..

CUT TO:

70. EXT. AREA JALANAN PERKEBUNAN - SORE

Regi yang dalam perjalanan pulang tidak sengaja melihat Risya melintasi jalan perkebunan menggunakan motor maticnya.

REGI

(teriak) Risya!..

Tapi Risya tidak menanggapinya, tatapan gadis itu tetap lurus ke depan sambil mengendarai motornya.

REGI

Kayanya Risya masih kepikiran Mahesa..

CUT TO:

71. EXT. RUMAH RISYA (TERAS) - MALAM

Risya terlihat murung, duduk melamun sambil memetik daun di pot bunga yang ada di hadapannya, lalu membuangnya ke tanah. Risya melakukan itu berulang kali, dengan pandangan kosong.

Ternyata dari kejauhan Regi memperhatikan Risya.

REGI (V.O)

Kau termenung di keheningan malam
Bersama kesunyian dalam kelam
Saat sepi mulai menghampiri hatimu
Mendatangkan air mata yang pilu
Tahukah betapa diriku gelisah
Menunggu kau kembali tersenyum indah
Yang selalu mewarnai hariku
Tapi kini hilang terhempas waktu
Oh Tuhan, tolong ciptakan ruang terindah
Untuk dia yang jauh dari cintanya
Redup, menjauhlah darinya
Jangan membuat malamnya gundah
Tangis, berhenti menemaninya
Jangan membuat hatinya resah
Dengar aku wahai malam gelap
Tolong buat tidurnya terlelap
Dengar aku wahai mentari pagi
Tolong terangi hatinya esok hari

CUT TO:

ESTABLISH PERKEBUNAN PAGI.

72. EXT. AREA PERKEBUNAN SAYURAN - PAGI

Suasana perkebunan hari ini cukup ramai. Karena sayuran-sayuran siap untuk dipanen. Saat Regi sibuk memeriksa sayuran-sayuran yang telah berada di mobil pick-up. Tiba-tiba Regi melihat kedatangan Ayah Nisa.

REGI

Kang, tolong cek ulang! Saya tinggal sebentar..

PETANI

Iya Pak..

Regi melangkah menghampiri Ayah Nisa.

REGI

Selamat siang Pak..

Regi menjabat tangan Ayah Nisa.

AYAH NISA

Siang... Bagaimana? Hasil panen kita kali ini bagus kan?..

REGI

Allhamdulillah Pak..

Ditemani Regi, Ayah Nisa mulai melangkah mengamati para petani yang sedang memanen sayuran.

CUT TO:

73. EXT. AREA PERKEBUNAN (PINGGIR JALAN) - PAGI

Setelah selesai berkeliling perkebunan, tibalah Regi dan Ayah Nisa di sebuah mobil honda Jazz berwarna putih. Yang terparkir tepat di pinggir jalan. Jaraknya tepat 5 meter dari tempat Regi dan Ayah Nisa berdiri saat itu.

AYAH NISA

Saya suka kerja kamu..

REGI

Terimakasih Pak. Karena Bapak masih mempercayai saya untuk mengelolanya..

Ayah Nisa menepuk pelan bahu Regi.

AYAH NISA

Itu semua karena kamu memang pantas..

Regi tersenyum. Sementara kaca mobil pun perlahan terbuka, seseorang duduk tepat di dalamnya.

NISA

Pa, ayo!..

Mengetahui di dalam mobil ada Nisa, Regi melemparkan senyuman untuk menyapanya. Tapi Nisa sama sekali tidak membalasnya, ia malah menutup kembali kaca mobilnya. Namun pandangannya tetap tertuju pada Regi.

NISA (V.O)

Lebih baik ada jarak diantara kita. Meski ruang kita terlalu sempit untuk saling berjauhan..

Regi hanya diam, begitu pun Ayah Nisa yang tidak berkomentar dengan sikap Nisa.

AYAH NISA

Oh iya Gi, terimakasih juga telah membantu anak saya..

REGI

Sama-sama Pak. Sudah seharusnya saya lakukan itu untuk Bapak..

AYAH NISA

Kalau gitu saya pamit, selamat bekerja kembali..

Ayah Nisa pergi menuju mobilnya.

REGI

Hati-hati Pak..

Pandangan Regi masih terfokus pada bayangan Nisa yang ada di balik kaca mobil.

REGI

Mungkin Nisa masih marah sama aku..

Perlahan mobil yang dikendarai Ayah Nisa meninggalkan area perkebunan.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar