Selangkah Maju (Script)
16. 16. Sadar

100. INT. RESTORAN — MALAM

Veli pamit pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya dan Alan merespon dengan anggukan setelah itu ia juga siap-siap pulang namun terhenti karena ingat kejadian kemarin.

ALAN

Gak, rumah gue aman iya, aman... (meyakinkan diri)

Alan menarik napasnya lalu menghembuskan secara berulang.

Saat akan memegang pintu ia mundur.

ALAN

Nggak deh nanti kalau nambah horor gimana?

ALAN (CONT'D)

Gue nginep disini aja deh.

Baru akan terlelap suara ponsel membangunkan Alan ternyata video call dari Farel namun Alan malah mendiamkan dan tak peduli.


101. INT. RUANG TAMU — MALAM

ALDER dan Fajri sudah tertidur pulas di karpet dan Farel kesal saat Alan tidak mengangkat video call darinya.

FAREL

Dia kenapa coba gak mau angkat vc dari gue? (kesal)

FAREL

Lan angkat napa!

Tidak menyerah Farel mencoba cara lain dengan menelpon Alan tapi hasilnya masih sama.

FAREL

Benar-benar nih anak gue samperin juga lama-lama. (beranjak)

Setelah memastikan Fajri dan Alder tidur dengan baik. Farel meninggalkan mereka berdua dan berjanji akan cepat datang sebelum keduanya tiba-tiba bangun. Farel kesal dengan Alan yang berubah cuek padahal kemarin-kemarin masih biasa. Dia jadi bertanya-tanya penyebab Alan berubah begitu.


102. INT. RESTORAN — MALAM

Alan sedang memakai kaosnya setelah mandi kaget dengan kedatangan Farel dengan wajah lelah. Dia hanya menatap Alan penuh permusuhan lalu duduk di kursi yang telah ditarik sebelumnya.

Farel menundukkan kepalanya tidak berbicara apapun lalu Alan mengambil kursi lain dan menatap Farel bingung.

ALAN

Lo Farel kan?

Farel mendongak lalu menghembuskan napas kasar.

ALAN

Lo kenapa rel, tumben wajah lo kayak gak semangat hidup? (nada khawatir)

FAREL

Gara-gara lo! (ketus)

ALAN

(menunjuk dirinya sendiri) Gue? kenapa gue?

FAREL

Gak kira-kira dua bocah Lo kasih ke gue satu aja gue gak sanggup. (lelah)

Alan tersenyum menepuk bahu Farel untuk menguatkan.

Farel berdecak menggeser kursinya dan keheningan terjadi. Alan sibuk dengan pikirannya sedangkan Farel malah terkantuk-kantuk.

ALAN

Rel!

Farel berdeham tanpa menoleh pada Alan.

ALAN

Lo tadi di rumah gue aman kan? gak ada sesuatu yang... Lo paham lah apa yang omongin.

Farel mendongak dan mengernyit bingung oleh pertanyaan Alan.

FAREL

Maksud lo?

Alan menghembuskan napas kasar, wajahnya berubah serius.

ALAN

Gue ngerasa rumah gue ada hantunya.

FAREL

Terus?

ALAN

(kesal) Ya gue kesini dan kayaknya kalau disini aman.

FAREL

(geleng-geleng kepala) Kayaknya lo baru bangun tidur jadi halusinasinya kejauhan makannya kalau sebelum tidur gosok gigi cuci kaki terus baca doa juga.

ALAN

(tersinggung) Lo pikir gue becanda?

FAREL

Kayaknya sih nggak tapi saran gue lo jangan terlalu kepikiran soal itu karena memang ada dimana-mana.

Alan merinding dan menggeser kursinya mendekat ke Farel. Alan juga melihat sekelilingnya.

FAREL

Takut lo? (tertawa puas dengan wajah ketakutan Alan)

ALAN

Gak lucu!

FAREL

(menghentikan tawanya) Alder aja berani masa lo kalah sama bocil sih mending lo jagain tuh bocil tadi sore gue mergokin orang mencurigakan di depan rumah lo.

ALAN

(kaget) Siapa?

FAREL

Kalau gue tau udah gue tangkap dan bawa ke kantor polisi.

ALAN

(memicing curiga) Gak lagi bohongin gue kan?

FAREL

Kan gue lelah letih pengen rebahan rasanya Lo bilang gue becanda ente kadang-kadang ente.

Alan terdiam beberapa saat lalu menengok pada Farel yang sudah tertidur pulas.

ALAN

Malah tidur heh Lo mau nginep disini?

Farel membuka matanya lalu mengangguk.

ALAN

Thanks Rel. (menggumam)

Alan pergi dengan meninggalkan uang dekat Farel sekalian kunci restoran karena memang benar ucapan Farel kalau dirinya harus menjaga Alder.

Farel terbangun dan menguap melihat kepergian Alan lalu tersenyum tipis dan mengunci restoran. Ia akan tidur disini dengan sofa yang tidak pernah dipakai.

FAREL

Lumayan gajinya, thanks bos.

Farel akhirnya tidur dengan senyuman diwajahnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar