Selangkah Maju (Script)
8. 8. Perihal Kakek

50. EXT. HALAMAN RUMAH FAJRI — PAGI

Terdengar bunyi berbagai macam dari dalam rumah. Seperti panci atau barang lain dibanting membuat Alan bergidik dan Alder juga malah mundur ketakutan.

ALAN

Kayaknya Fajri lagi main alat musik der, kita pulang aja ya.

ALDER

Tapi aku mau ajak dia ke taman hewan lihat kakek tua. (memohon)

ALAN

Mau lihat Kakek tua gak usah kesana der, ayo sama om! (menarik Alder agar pergi)

ALDER

Kemana jus?


ALAN

Tuh! (menunjuk kakek kebetulan lewat)

ALDER

Itu kakek, bukan kakek tua. (menggeleng)

ALAN

Terserah lah. (menggumam)

Alan meninggalkan Alder lagipula rumahnya tidak jauh sehingga Alan berani meninggalkannya.

ALDER

Jus angker! (teriak dan menyusul Alan)

Keduanya pulang.


51. INT. RUANG TAMU–RUMAH ALAN — SIANG

Alan sedang duduk disofa memikirkan banyak hal lalu bisnis restorannya yang diserahkan pada Farel membuatnya kepikiran.

ALAN

Apa dia bakal jual restoran gue? (perasaannya tidak tenang)

ALAN (CONT'D)

Ah gak mungkin.


CUT TO


52. EXT. HALAMAN RESTORAN — SIANG

ALAN

(mendekat pada Farel dengan langkah tergesa) Lo ngapain?


FAREL

(menghitung uang di depan Alan dengan muka songong) Jual restoran lo, lihat nih duitnya lumayan buat bangun rumah.

ALAN

Tidakk!(teriak berusaha merebut uang Farel tapi tidak bisa)



CUT TO BACK


53. INT. RUANG TAMU–RUMAH ALAN — SIANG

Alder yang asyik main mainannya pun mendekat ke Alan karena Alan teriak.

ALDER

Jus kenapa? (bingung)

Alan melihat sekeliling dari sudut sampai meraba-raba tempat yang tengah diduduki lalu bernapas lega.

ALAN (V.O)

Gue tadi halusinasi kayaknya. (mengusap dadanya)

Sementara Alder kebingungan kemudian ia main lagi dengan robot-robotannya.

Alder memberikan satu mainan bentuk kotak pada Alan dan Alan malah diam.

ALDER

Jus ayo main, jus jadi monster kotaknya... aku jadi robotnya.

Alan menghela napas mengikuti instruksi Alder. Tiba-tiba terkejut karena Alder mengeluarkan tenaganya untuk menjatuhkan kotak ditangan Alan.

Alan hanya tersenyum berakhir menggelitiki Alder yang kegelian. Keduanya tertawa.


54.EXT.TERAS RUMAH ALAN — SIANG

Beni memperhatikan rumah Alan dengan pandangan sedih. Dia ingin masuk ke sana lalu bertemu Alder tapi langkahnya berhenti.

Dia memilih bersembunyi karena Alder dan Alan keluar dari rumah sambil tertawa. Keduanya bergembira dengan Alder digendong Alan.

ALDER

Jus aku mau ketemu kakek tua.

ALAN

Iya nanti dijalan kayaknya banyak.

ALDER

Asyikk! (teriak heboh)

Beni trenyuh melihatnya. Dia bangkit setelah Alan pergi matanya memanas.

BENI

Kayaknya dia bahagia sama Alan. Bapak macam apa gue? (tersenyum miris)

Beni melenggang pergi.


55.EXT. PINGGIR JALAN — SIANG

Beni melihat sekeliling dan meratapi nasibnya. Dia ingin bahagia dengan keluarganya tapi sulit dan rasanya tidak mungkin.

BENI

Tapi gue harus bangkit pas gue sukses baru gue jemput Alder sama Tyas. (penuh tekad)

Beni pun mengangguk dan meneruskan langkahnya.


56. EXT. TAMAN — SIANG

Alder cemberut di depannya banyak kakek kakek bukan kakek tua yang diinginkannya. Kakek tua disini maksudnya burung kakak tua.

ALAN

Gimana banyak kan kakeknya? (tersenyum)

ALDER

Tapi aku maunya Kakek tua, jus! (kesal)

ALAN

Ya bener kan kakek tua ini, masa kakak kakek.

ALDER

Jus aku mau lihat ka... kakak tua.

ALAN

Nah pinter baru jus mau ajak kamu kalau bener nyebutnya.

Seorang perempuan bernama Jani berpapasan dengan Alan dan terkejut melihat Alan dengan Alder.

JANI

Kamu...

ALAN

Jani?

JANI

Aku kira kamu baik ternyata begini ya... (mendengkus kesal melihat Alan yang tak sengaja ditemui di taman)

ALAN

Maksudnya gimana? ini...

ALDER

Jus kakaknya kenapa? (ingin tahu apa yang terjadi)

ALAN

(berjongkok sesaat) Kamu tunggu disini dulu ya nanti om balik lagi sambil bawa balon dua botak, oke?

ALDER

Jus! (kebingungan karena ditinggal)

ALAN

Jani tunggu! (terus mengejar Jani hingga Jani berhenti)

JANI

Apa? kamu mau pamer udah punya anak ternyata ya kamu sama aja kayak mantan aku. (kaget)

Alan malah bingung menjelaskan mulai darimana sehingga malah komat-kamit.

JANI

Udahlah kamu gak jelas. (melengos dan tak mendengarkan penjelasan Alan)

ALAN

Jani! (teriak)


Alan mengejar Jani dengan harapan berhenti tapi Jani terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan Alan. 

Jani kecewa sikapnya Alan sekarang seperti tidak mengerti dirinya lagi.

JANI

Kamu berubah begitu cepat Alan padahal aku mau menerima kamu.

Alan tidak bisa mengejar lagi karena Jani sudah masuk ke dalam mobil. Alan mengacak rambutnya dan menghela napas. 

ALAN

Kisah cinta gue bahkan lebih buruk.

Alan kembali ke taman.


56. EXT.PINGGIR JALAN — SIANG

Kakek tua melihat Alder seperti akan menyebrang ia pun mendekat untuk bertanya.

Kakek

Eh mau nyebrang ya? (tersenyum)

ALDER

Iya kek.

Kakek

Jangan sembarangan ya kalau nyebrang, mana ibu sama bapak kamu? (celingak-celinguk)

ALDER

Kerja.

Kakek

Loh kok kamu ditinggal? (terkejut)

ALDER

Nggak kok.

Kakek

Ayo ikut kakek!

Alder mengangguk lalu tangannya digenggam kakek menuju rumahnya.


57. EXT. TAMAN — SIANG

Sebelum datang ke Alder, Alan membeli dulu apa yang dijanjikan pada Alder tapi karena pedagangnya tidak ada Alan hanya membeli permen kapas berwarna biru.

Langkahnya mantap menuju Alder yang ditinggalkannya dan setelah sampai ia kaget karena Alder hilang.

ALAN

Alder! (mencari-cari Alder)

Alan memanggil Alder wajahnya panik karena Alder benar-benar menghilang dari tempatnya. Ia sangat takut terjadi sesuatu kepada Alder

ALAN

Alder! om datang nih jangan sembunyi dulu.

Tak menyerah Alan terus mencari keberadaan Alder.


58. EXT. PINGGIR JALAN — SIANG

Jauh dari taman Alder melihat sekeliling dan Alan tidak juga nampak lalu Alder memberhentikan langkahnya.

ALDER

Kek kita mau kemana kek?

Kakek

Jalan-jalan, kamu suka kan jalan-jalan daripada makan jalan.

Alder tidak paham hanya mengangguk dan terus mengikuti si kakek yang berhenti di sebuah restoran.

Alder diam menatapnya sedangkan si kakek menggedor-gedor pintu restoran sampai orang di dalam marah tapi tidak keluar.

ALDER

Kakek ngapain?

Kakek

Manggil tukang dagang.

ALDER

Dagang apa?

Kakek

Makanan, kamu mau?

ALDER

Mau, kebetulan aku lapar soalnya jus angker malah pergi.

Kakek

Jus angker? apa itu? (bingung)

ALDER

Jus angker...

Farel pun keluar dari restoran lalu tersenyum ke Alder dan kaget karena bukan Alan yang bersamanya.

FAREL

Eh Alder ngapain kesini... oh ada apa kek mau minta gratisan lagi mohon maaf kita lagi hiatus sejenak.

Kakek

Apa hatus hatus? kamu kan sudah ada di dalam masa gak buat makanan.

FAREL

Air putih mau?

Kakek

Tidak.

Farel

Der... (akan menyentuh Alder)

Kakek

Jangan sentuh anak ini dia bukan anak sembarangan. (menepis tangan Farel)

Farel menggaruk kepalanya. Ia bingung dengan Alder yang bisa-bisanya ketemu kakek palak.

FAREL

Der masuk yuk ke dalam?

Kakek

Bagaimana dengan saya?

Farel

Kek bukannya say...

Kakek

Halah... bilang saja kamu pelit dasar anak muda jaman sekarang sedekah aja susah, ayo nak! (mengajak Alder pergi)

FAREL

Eh jangan anaknya tinggal disini aja.

Kakek

Kenapa? dia juga tidak keberatan saya bawa.

Farel menghubungi Alan tapi tidak diangkat padahal penting.

FAREL

Kemana sih dia giliran gue butuh bantuan malah diem aja.

FAREL (CONT'D)

Kek.

Kakek

Apa kamu mau saya pergi oke. (siap pergi)

FAREL

Eh jangan! mau makan kan ayo ke dalam.

Kakek menatap Farel curiga lalu Alder yang tidak tahu apa-apa.

Kakek

Kamu tidak berbohong atau cuma merayu saja?

FAREL (V.O)

Harus gimana lagi gue bujuk tuh kakek-kakek.

FAREL

Angkat lah Alan gue butuh bantuan ini. (bergumam)

Jani datang lalu melihat sekilas ke arah Alder kemudian ke Farel.

JANI

Kamu temannya Alan kan?

FAREL

Siapa lagi eh mbak Jeni kan yang personil...

JANI

Mana Alan?

FAREL

Saya kebetulan...

JANI

Semua cowok sama aja!

Farel melongo memperhatikan kepergian Jani. Jani kesal karena keberadaan dirinya tidak diharapkan oleh Alan padahal ia ingin meminta penjelasan. Farel juga tidak menyadari kalau Alder dan kakek sudah pergi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar