Selangkah Maju (Script)
10. 10. Bisnis

63. EXT. HALAMAN RUMAH ALAN — SORE

Fajri melemparkan bola melewati wajah Alan untungnya tidak kena karena lemparannya ke samping.

FAJRI

Mana Alder om? (memperhatikan Alan)

Alan tidak menjawab terus berjalan.

FAJRI

Om... oi! budek ya?

Alan sama sekali tidak menyahut sampai masuk ke dalam rumahnya membuat Fajri kebingungan padahal Alan biasanya terlihat kesal kalau melihat Fajri ada dipekarangan rumah tapi kali ini berbeda.

FAJRI

Om Alan kenapa sih? (bingung lalu mengambil bola)

Fajri pulang saja karena Alder tidak juga muncul sesuai perkiraannya. Fajri juga bertanya-tanya atas sikap Alan kepadanya tapi bertanya pada siapa.


64. INT. RUMAH ALAN — SORE

Sekeliling isi rumah terasa sepi bahkan Alan bisa mendengar langkah kakinya sendiri. Dia merasa bersalah atas hilangnya Alder meskipun mencoba mencari tapi tidak ketemu.

ALAN

Pulang der, gue kangen.

Seakan ada keajaiban pintu diketuk dan samar-samar suara Alder terdengar tapi Alan masih mematung sesaat.


65. EXT. TERAS RUMAH ALAN — SORE

Meskipun sudah ketok pintu beberapa kali Alan tidak membuka pintu membuat Alder kesal.

ALDER

Jus buka pintunya! (teriak)

FAREL

Alan buka pintunya ini gue! (ikut teriak karena Alder melihat kearahnya)

ALDER

Kok gak dibuka ya om?

Farel menggeleng lalu duduk di kursi sedangkan Alder terus memanggil Alan berharap dibuka pintunya.

Pintu dibuka lalu Alan langsung menggendong Alder dan memastikan tidak ada yang terluka di seluruh bagian tubuhnya.

ALAN

Kamu gak papa kan? (langsung memeluk Alder lalu mengecek keadaannya)

ALDER

(tersenyum) Nggak kok, aku sehat.

ALAN

Kamu tadi kemana aja?

ALDER

Jalan-jalan sama kakek sama om ayey juga. (menunjuk Farel)

Alan melirik Farel yang duduk di kursi sambil memejamkan mata. Sangat santai dan membuat Alan agak kesal

ALAN

Kamu ke dalam dulu ya om mau ngobrol sama om ayey. (menurunkan Alder)

ALDER

Oke. (masuk ke dalam dengan berlari)

Dipastikan Alder masuk Alan pun mendekat pada Farel dengan wajah datar.

Alan berdeham lalu Farel mendongak kemudian ikut berdiri. Perasaan Farel mulai tidak enak melihat wajah Alan tapi harus dihadapi dahulu karena ada kabar baik dimiliki Farel untuk Alan.

FAREL

Alder kemana? (celingak-celinguk)

ALAN

Dimana lo nemuin Alder?

FAREL

Dia balik ke rest...

ALAN

Kok lo gak bilang gue? (memotong)

FAREL

Hape gue...

ALAN

(kembali memotong pembicaraan) Oh... lo sekongkol sama si kakek itu? (memandang Farel curiga)

FAREL

(melotot lalu menggelengkan kepalanya cepat) Nggak gue...

ALAN

Gak nyangka gue sama lo yang selama ini gue percaya ternyata... (menggeleng)

Alan tidak mampu berkata-kata lagi mendeskripsikan seorang Farel. Dia sangat kecewa.

Farel ingin marah juga tapi susah karena omongannya terus dipotong dan juga mungkin salahnya karena tidak langsung menghubungi Alan.

Alan tidak bicara lagi lalu masuk ke dalam rumahnya.

FAREL

Maafin gue boss. (menatap pintu)

Memilih pergi dari rumah Alan dilakukan Farel dan berharap kemarahan Alan mereda lagipula Alder sudah kembali.


66. INT. RUANG TAMU — SORE

Alder sedang memperhatikan mainannya yang tidak bertambah dan sesekali membolak-balik robot agar berubah menjadi banyak dalam sekejap.

ALAN

Kamu ngapain? (mendekat pada Alder dan duduk disampingnya)

ALDER

Jus, ini mainan aku kok gak jadi banyak sih? (memberikan satu mainannya pada Alan)

ALAN

Ya kan kamu gak beli lagi mainannya jadi gak banyak. (menerima mainannya lalu menyimpan kembali)

Alder mengangguk lalu memberikan robotnya pada Alan yang diterima oleh Alan tanpa berpikir. Dia akan menjaga Alder mulai sekarang sehingga tidak lagi hilang seperti tadi.

ALAN

Kamu tadi kemana aja diajak kakek? (wajahnya penasaran)

ALDER

Oh.. cuma jalan-jalan lihat pohon sama mobil lewat. (tersenyum senang)

ALAN

Kalau sama om Farel?

ALDER

Jajan, om ayey baik benget ngajak jajan apa aja yang aku mau.

Alan tersenyum simpul merasa bersalah dengan Farel karena marah-marah.

ALDER

Jus kenapa sedih?

ALAN

Nggak kok, yaudah om mau ke dapur dulu kamu lapar kan setelah itu mandi, oke?

ALDER

Oke! (mengacungkan jempolnya)

Alan tersenyum dengan tingkah Alder lalu memasak dan memikirkan bagaimana cara meminta maaf pada Farel nanti. Dia merasa bersalah.


67. INT. DAPUR RESTORAN — MALAM

Veli sibuk memasak hidangan yang menurutnya pas untuk dijual lalu kehadiran Farel membuatnya tersenyum untuk segera menunjukkan masakannya.

VELI

Boss ini masakan aku hari ini semoga... bos suka. (menyajikan makanan di depan Farel)

Farel yang tadinya cemberut berubah antusias lalu duduk di kursi.

FAREL

Apa namanya? (menatap makanan lalu Veli)

VELI

Rice om.

FAREL

Hah? (tadinya mau menyuap makanan tidak jadi)

VELI

Nasi telur.

FAREL

Ya ampun gue kira mbaknya panggil gue om kan gak setua itu muka gue. (lega)

Agak kaget mendapati Farel berucap gue tapi sebagai pegawai yang baik Veli memilih senyum saja menanggapinya.

FAREL

Apa namanya tadi?

Veli menghela napas dan memaki Farel dalam hati padahal beberapa saat lalu memberikan nama si menu tapi Farel mendadak lupa.

VELI

Omurice pak bos.

FAREL

Kenapa ada om nya? (makan lalu mengangguk karena enak)

VELI

Menurut pak bos kalau telur apa bahasa Inggrisnya?

FAREL

Egg? (tidak yakin menyebutnya)

VELI

Kalau digoreng telurnya?

FAREL

Fried egg?

VELI

Omelette pak.

FAREL

Om melet? ya terserah lah namanya om melet, om lelet atau om ompong pun terserah. Ini makanan buatan kamu sangat enak jadi bisalah dibuat buat besok.

VELI

Beneran pak boss? (antusias lalu duduk di kursi satunya)

FAREL

Iya tapi menu lain juga harus ada masa iya satu menu kan gak variasi. (melanjutkan makan)

VELI

Oke pak bos saya akan melakukan yang terbaik. (tersenyum senang lalu bangkit dari duduknya)

FAREL

Saya suka semangat kamu lanjutkan dan besok bisa mulai kerja.

VELI

Kenapa gak sekarang? (tadinya mau pergi tidak jadi)

FAREL

Kamu memang siap? (kaget karena sudah malam)

VELI

Iya. (penuh keyakinan karena respon Farel dengan makanan buatannya)

Farel buru-buru menghabiskan makanannya dan Veli siap-siap di dapur.


68. EXT. LUAR RESTORAN — MALAM

Farel cemberut karena dirinya menjadi badut restoran malam-malam dengan tangan memegang menu. Dia mulai tidak enak awalnya melihat senyuman Veli tapi apa daya harus begini nasibnya semoga Alan melihat perjuangannya.

FAREL

Gue harus minta gaji diatas UMR sama si Alan gue gak bisa kayak gini. (menggerutu)

VELI

Semangat pak bos! (mengangkat tangannya ke udara ke arah Farel)

Farel tersenyum paksa pada Veli lalu menjalankan perannya.

Akhirnya beberapa menit pelanggan berdatangan walaupun tak seberapa dan Veli sibuk menyajikan makanan dengan senyuman terbaiknya.


69. INT. RESTORAN — MALAM

Jam 10 malam Veli sedang membersihkan meja sementara Alan menghitung penjualan hari ini yang melebihi ekspektasi.

Ia tidak menyangka dapat uang dengan cepat tanpa harus pusing memikirkan keberhasilan dalam menjaga restoran.

FAREL

Vel, kamu belajar dari mana cara memasak? (penasaran)

VELI

Belajar sendiri.

Farel mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia miris dengan keahlian yang dimilikinya.

VELI

Kenapa memangnya pak bos?

FAREL

Nggak sih... gue juga suka makan tapi kenapa gak bisa masak apalagi soal rasa malah jauh dari realita.

VELI

Semua orang bisa memasak, enak dan enggaknya lidah yang menentukan.

FAREL

Hastag quote 2022 bay Veli. (nada puitis, tangannya diangkat menyerupai persembahan)

Veli hanya terkekeh mendengarnya lanjut beres-beres meja takutnya makin malam.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar