Selangkah Maju (Script)
2. 2. Kabur

12 INT. DAPUR — MALAM

Sayur sop, nasi putih dan telur ceplok menjadi hidangan tersaji di atas meja makan. Alan membagikan piring baru ke Alder dan Beni.


BENI

(menatap satu persatu makanan dengan sumringah) Mewah banget menu-nya.


ALAN

(duduk) Lo lagi ngehina nih ceritanya?


Beni tidak menjawab langsung mengambil aneka makanan ke piringnya.


ALAN

Der, mau makan apa?


BENI

Telor aja, dia suka telor.


ALAN

(berdecak) Gue nanya anak lu Bambang, ngapain lu yang jawab?


ALDER

Telur aja om.


BENI

Tuh kan nggak percaya lo sama gue? (senyum menantang)


ALAN

(mengambilkan telur ceplok ke piring Alder) Siapa tahu lo cuma nakutin dia, mending ya... lu biarin dia pilih sendiri yang dimau, pan lu gak tau apa yang dia mau sebenarnya.


BENI


Sok tahu lo, anak pun nggak punya!


ALAN

Ya iyalah gak punya, orang gue belum kawin lo kalau geb... ah ada bocil gue harus jaga omongan.


BENI

Ngomong aja gak ada yang larang (tersenyum mengejek)


ALAN

Serah lu serah, gue makan aja.


Alan, Alder dan Beni makan dengan lahap bahkan Beni sampai nambah nasi membuat Alan geleng-geleng kepala melihatnya.

BENI

Lan, kenapa lu masih jomblo? (mengambil air dan meminumnya)


ALAN

(berdecak) Lo kalau ngomong privasi jangan di depan bocil lah! (merasa tersinggung)


BENI

Dia gak bakal ngerti... santai.

Alan tak menghiraukan perkataan Beni. Ia malah menambah sayur nangka ke piring Alder.

ALAN

Makan yang banyak supaya cepet gede dan jangan kayak bapak lu ya! (melirik Beni)

Alder menatap bingung tapi kepalanya mengangguk.

BENI

Jangan ajarin anak gue macem-macem!

ALAN menghembuskan napas kasar dan melanjutkan makan tanpa bicara lagi.


13. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN – PAGI

ALAN menguap kemudian hanya melihat ALDER sedang tertidur pulas di sofa. Alan kebingungan mencari-cari keberadaan Beni.

ALAN

Ben... sorben! (beat) lo dimana? (teriak)


Alan mencari ke kamar mandi, dapur sampai kamarnya tapi Beni bener-bener menghilang.

ALAN

Kemana perginya tuh bapak-bapak?

Alder bangun dari tidurnya sambil mengucek mata.

ALDER

Bapak! (teriak dan kebingungan)


Alan datang menghampiri ALDER, dia kebingungan Alder akan segera menangis.

ALAN

Eh kenapa, Der?


ALDER

Bapak aku kemana, Om?


ALAN

Kamu beneran gak tahu kemana perginya?

Alder menggeleng dan kebingungan sebentar lagi menangis.


ALAN (V.O)

Apa si sorben kabur? ah nggak mungkin masa iya kabur?


ALAN (CONT'D)

Der, beneran gak tau?


ALDER

(mengangguk) Iya, alder kan baru bangun.

Alan mengembuskan napas berat pikirannya BENI telah kabur benar adanya.

ALAN (V.O)

Dasar orang tua abal-abal mana gue gak tahu dimana rumahnya lagi. (memerhatikan Alder iba)


14. EXT. TERAS RUMAH – PAGI

Alan duduk termenung di halaman rumahnya ditemani segelas kopi. Ia merasa kesal kepergian Beni tanpa membawa serta anaknya.

ALAN

Nggak gini juga Ben lo kasih anak lo gitu aja.

ALAN (CONT'D)

Gue harus apa sekarang jadi bapak tanpa nikah gitu?

Alan mondar-mandir terlihat berpikir.

ALAN

Si sorben emang asem! gimana coba cara merawat anak? ya... mending rawat kambing udah gede dijual lah anak manusia mana gue paham. (bergumam)

Alder menarik ujung kaos Alan membuat Alan berhenti mengoceh kemudian jongkok menatap Alder.


ALDER

Om!


ALAN (V.O)

Ni bocil kenapa panggil gue om? coba kalau kakak atau apa kek yang gak kedengaran tua. Emangnya muka gue serenta itu? (terheran-heran)


ALDER

Om!


ALAN

Iya apa ada apa, Der?


ALDER

Aku lapar, Om, aku mau makan!

ALDER (CONT'D)

Om!

ALAN

(menarik napas supaya tidak emosi) Apalagi? (senyum paksa)


ALDER

Bapak kemana ya kok gak bilang mau pergi?


ALAN

mungkin kerja terus perginya buru-buru.


ALAN (V.O)

Kerja kabur maksudnya.


ALDER

Kok nggak bilang ya sama aku? (sedih)


ALAN (V.O)

Aduh ni bocah kenapa jadi banyak pertanyaan? (kesal)


ALAN

Mau makan kan, ayo ajushi eh uncle siapkan! (bersemangat)


ALDER

(bingung) Apa itu jus angker?


ALAN

Angkel!


ALDER

Aku kan nggak cadel jadi angker aja om.

Alan menggeleng frustasi melanjutkan berjalan ke dalam diikuti Alder yang terus mengoceh.


15. INT. DAPUR — PAGI

Alder bersemangat dibuatkan makanan oleh Alan yang masih kesal tapi ditahan.

ALDER

Jus angker mau buat apa?

ALAN

Angkel a-ng-kel angkel bukan jus angker! (agak kesal)

ALDER

Katanya mau dipanggil jus angker soalnya alder bisa nyebut r dengan benar kok.

ALAN

Nggak jadi Der pusing lama-lama.

ALDER

Kalau pusing minum obat aja jus Angker nanti sembuh, mama aku juga kalau...

ALAN

Iya tau udah ya... sekarang duduk disana terus diem, oke?

Alder mengangguk patuh duduk di kursi memperhatikan Alan.


16.INT. KAMAR — SIANG

Alan menelepon Beni berulang kali bahkan sampai pesan pun dikirimkan lebih dari sepuluh kali tapi Beni tak merespon apapun.

ALAN

Dia gak bakalan balik lagi apa ya? (beat) masa gue harus jaga anaknya? (menghela napas) emang rada-rada si beni.

Alan ingat ada nomor ibu Beni kemudian menelponnya.

ALAN

Halo, Assalamualaikum!

IBU BENI (V.O)

Ya waalaikumsalam, ini siapa?

ALAN

Saya Alan temannya Beni. Apa Beni pulang ke rumah ibu?

IBU BENI (V.O)

Iya...

ALAN

Halo! (menggoyangkan ponselnya)

Alan berdecak karena sambungan telepon dimatikan. Ia jadi berpikir bahwa entah itu ibu, anak sampai menantu semuanya sama saja. Hanya ingin enak tanpa mau mengurus hasilnya.

ALAN

Mana anaknya si Beni panggil gue om lagi muka gue setua itu apa?

Alan mendekat pada kaca membolak-balik wajahnya.

ALAN

Muka gue kayaknya nggak tua-tua banget, kok bisa ya si alder panggil gue Om?

Alan menjatuhkan diri di kasur kemudian kaget dengan kedatangan Alder menangis sesenggukan.

ALAN

Kamu kenapa Der? (panik)

ALDER

Itu Om. (mengusap air matanya)

ALAN

Itu apa? jangan bikin om panik, Der.

ALDER

Robot aku hilang.

Alan menghembuskan napas lega ternyata bukan masalah serius tapi karena Alder anak kecil Alan harus paham.

ALAN

Kamu cari yang bener siapa tahu ada disekitar rumah.

ALDER

Nggak ada, tadi alder main.

ALAN

Main dimana?

ALDER

Diluar terus diambil kakak yang gak tau namanya siapa.

Alan pun keluar dari rumah menuju rumah Fajri (9) tetangganya lalu menggedor-gedor rumahnya dengan tidak sabaran sampai tetangga sebelah menyorakinya. Alan malu ditegur balik lagi ke rumah.


16. EXT. HALAMAN RUMAH FAJRI— SIANG

Alan tidak jadi balik lagi mencari ke sudut halaman namun tidak ada siapapun.


ALAN

Kemana sih orang-orang rumah ini?

FAJRI

Mau apa Om?

Alan kaget melihat Fajri datang memakai kostum daun bolong di wajahnya semacam topeng.

ALAN

(mengusap dada) Fajri kan?

FAJRI

Iya kenapa om, mau ikutan pakai topeng ini? (menunjukkan topeng daun lainnya ke Alan)

ALAN

(menggeleng) Buat kamu aja, kamu ambil mainan Alder?

FAJRI

Mainan apa?

ALAN

Robot

FAJRI

Robot apa?

ALAN

Robot-robotan.

FAJRI

Aku punya banyak robot om jadi nggak tau robot yang om maksud.

Semakin pusing Alan menghadapi ocehan Fajri akhirnya pergi tanpa membawa robot yang diinginkan Alder. Dia hanya duduk di teras menenangkan diri setelah bertemu dua anak yang menurutnya bikin pusing kepala secara langsung.

DISSOLVE TO

17.INT. RUANG TAMU — MALAM

Beni mengendap-endap matanya melirik kiri-kanan memastikan tidak ada yang melihatnya keluar. Lalu berbalik sebentar melihat Alder yang tidur pulas.

BENI

Lu disini aja ya Alan kayaknya kaya jadi lo nggak nyusahin gue lagi. (pelan)

Beni lanjut membuka pintu perlahan dan menutupnya perlahan juga. Bernapas lega ketika sampai diluar.

18. EXT. TERAS RUMAH — MALAM

Beni memandang rumah Alan lalu duduk sebentar di kursi.

BENI

Gue mau bebas sementara ini semoga lo jaga anak gue lan. Sorry kalau gue repotin lo lagi. (menghembuskan napas kasar lalu berdecak)

BENI (CONT'D)

Lo harus jaga anak gue Lan.

Beni bangkit benar-benar pergi dari rumah Alan.

CUT TO BACK

19. INT. RUMAH — SORE

Alan sedang bersantai memainkan hapenya lalu Alder mendekat sambil membawa gambar buatannya untuk ditunjukkan ke Alan.

ALDER

Jus Angker!

ALAN

Jangan panggil jus Der masih manusia ini! (menyimpan hape ke saku)

ALDER

Terus apa?

ALAN

Ya terserah lagi pusing nih.

ALDER

Kalau gitu ayo beli obat ke warung!

Alan memandang Alder penuh iba karena anak kecil yang tak tahu apa-apa ditinggalkan orangtuanya.

ALAN

Gambar apa ini?

ALDER

(mendekat duduk disebelah Akan) Ini gambar rumah terus aku, bapak sama mama ada di dalam. Kalau jus angker ada disini.

ALAN

Der, cita-cita kamu apa?

ALDER

Cita-cita itu apa?

ALAN

Mau jadi apa kalau besar nanti?

Alder menyimpan gambarnya lalu berpikir.

ALDER

Oh... mau jadi robot! (teriaknya heboh)

ALAN

Robot? kenapa robot? (bingung)

ALDER

Robot kan kuat terus bisa menolong orang yang sakit jadi alder mau jadi robot aja. (senyum)

ALAN

Bukannya dokter ya?

ALDER

Ih bukan jus angker, robot juga bisa menolong orang sakit kok.

Alan mengiyakan soalnya pusing jika meladeni ucapan Alder yang cerewet apalagi kalau Alder dalam mode tanya jawab Alan memilih tidur saja.

ALDER

Jus Angker!

Alan berdeham agak kesal dipanggil jus terus.

ALDER

Kok bapak lama ya dia kerja kan terus mama juga kan?

Alan berdeham lagi.

ALDER

Kapan pulangnya?

ALAN

Kamu gede nanti mereka pulang.

ALDER

Beneran?

Alan berdeham lama-lama sakit tenggorokan karena dahaknya mulai banyak.

ALDER

Jus angker!

Alan menoleh berusaha sabar.

ALAN

Apalagi alder?

ALDER

Jus angker nggak kerja?

ALAN (V.O)

Nih anak kalau bukan anak-anak udah gue pites. (geram)

ALDER

Om Jus angker!

ALAN

Kerja tapi nanti om lagi males sana main aja robot-robotan, om lagi pengen tidur.

Alder lanjut menggambar karena robotnya belum ditemukan tapi menggambar dikertas kini menjadi kesukaannya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar