Selangkah Maju (Script)
11. 11. Salah Paham

70. EXT. LUAR RESTORAN — PAGI

Veli pagi sekali datang ke restoran tapi masih dikunci. Ia memutuskan menunggu sambil memainkan ponselnya.

Lima menit kemudian belum ada tanda-tanda Farel datang padahal kemarin baik-baik saja ketika masakan Veli disukai banyak pelanggan.

VELI

Si bos kemana ya? (celingak-celinguk melihat sekitar lalu bangkit dan duduk lagi karena pegal menunggu)

Veli menunggu beberapa menit lagi. Ia yakin kalau Farel akan datang namun malah kedatangan orang lain yang asing di penglihatannya yaitu Alan serta Alder.

ALDER

Hallo kak! (tersenyum)

VELI

Halo adik gemes. (tersenyum juga)

ALAN

(kebingungan dan menatap Alder) Kamu kenal?

ALDER

Iya, kakak ini kemarin ada di dapur.

ALAN

Dapur mana? (masih kebingungan)

ALDER

Dapur tempat ini jus, masa gak tau.

Alan menatap curiga keberadaan Veli dan Veli merasa risi ditempatnya. Dia pun pindah posisi menjadi agak jauh dari penglihatan Alan.

ALDER

Jus, ayo masuk ke dalam!

ALAN

Gak bisa der, kamu gak lihat itu pintunya masih dikunci.

Alder cemberut lalu duduk.

Alan menelepon Farel berulang kalapa tapi tidak diangkat juga. Rasa khawatir pun memenuhi benak Alan takutnya Farel kenapa-napa karena ucapannya kemarin.

ALAN

Ayo der! (mengajak Alder agar berdiri)

ALDER

(mendongak) Kemana?

ALAN

Ayo pokoknya.

Veli bernapas lega setelah Alan pergi. Tadinya takut sendiri karena Alan menatapnya seperti penjahat padahal Veli cuma bekerja di restoran di depannya bukan merampok atau tindak kejahatan lainnya namun Alan membuatnya berpikiran begitu.

FAREL

Sorry.. gue telat. (muncul dengan buru-buru)

VELI

Pak bos darimana aja sih? (kesal)

FAREL

Gue nyari kunci mendadak lupa eh taunya ada di saku jaket yang dicuci.

VELI

Makannya pak bos makan sayur yang banyak supaya ingatannya kuat.

FAREL

Sayur apa? (membuka pintu)

VELI

Sayur-sayuran apa aja kan semua sayuran itu baik untuk kesehatan tubuh.

Keduanya memasuki restoran dan melakukan pekerjaan masing-masing tanpa bingung.


71. INT. DAPUR–RESTORAN — PAGI

Ditengah sibuk memasak Veli ragu bercerita tentang laki-laki yang menatapnya dengan rumit didepan restoran pada Farel tapi kalau tidak diceritakan terasa mengganjal dihati Veli.

Veli pun menghentikan acara masakannya lalu menghampiri Farel yang sibuk mencatat.

VELI

Pak bos! (ragu-ragu)

FAREL

Apa?

VELI

Tadi... (bimbang)

Farel masih mencatat sementara Veli bimbang ditempatnya. Farel pun menoleh karena Veli tak juga bicara.

FAREL

Kenapa Vel? gue ada salah?

VELI

Bukan itu tadi...

FAREL

Tadi apa oh soal gue telat ya maaf itu...

VELI

Bukan pak bos.

FAREL

Lah terus apa jangan bikin gue mikir ya soalnya gue sibuk mikir yang lain selain dipikiran lo. (sedikit emosi)

Veli sedikit takut dengan omongan Farel. Takut dipecat kedua takut dimarahi padahal bukan omongan yang sangat serius.

VELI

Nggak jadi deh pak bos saya lupa. (tersenyum canggung)

FAREL

Makannya banyakin makan sayuran. (menggelengkan kepalanya)

Veli pergi ke dapur sedangkan Farel kembali melanjutkan mencatat.


72. EXT. TERAS – RUMAH FAREL — SIANG

Alder duduk di kursi teras memperhatikan lantai dan Alan terus mengetuk pintu namun tidak ada yang membuka apalagi menyahut.

ALAN

Kemana si Farel jam segini gak ada di rumah? (kesal)

ALDER

Jus!

ALAN

Kenapa der? (duduk dekat Alder)

ALDER

Nggak.

Alan bangkit kembali mengetuk pintu sesekali mengintip dari jendela apa ada orang atau tidak tapi tidak kelihatan apa-apa.

ALDER

Mungkin om ayey ada di restoran jus.

ALAN

(menoleh) Tau darimana kamu?

ALDER

Dari robot... aku kan robot.

ALAN

Iya-iya anak robot, ayo pergi!

ALDER

Ayo!

Keduanya meninggalkan rumah Farel dan sesaat Alan berbalik lalu fokus lagi untuk pergi ke restoran sesuai perkataan Alder.


73. EXT. JALAN — SIANG

Alder menghentikan langkahnya membuat Alan juga ikut berhenti. Tatapan Alder mengarah pada bapak-bapak mirip dengan ayahnya.

ALAN

Kenapa der? (ikut berhenti dan bingung) ayo jalan!

ALDER

Itu ada bapak. (menunjuk)

ALAN

(melihat apa yang ditunjuk Alder) Mana?

ALDER

Yang itu.

Alan

Iya kah? (ragu-ragu)

Alan ikut memperhatikan dan sayangnya bapak-bapak disana banyak jadi Alan tidak bisa membedakan mana Beni.

ALAN

Kamu yakin ada bapak kamu disana?

ALDER

(mengangguk) Iya jus itu yang pakai baju hitam.

Baju hitam disana ada dua mana bisa Alan menebaknya lagipula keduanya membelakangi Alan.

ALAN

Mungkin salah lihat kamu ayo kita pergi. (menuntun Alder)

Alan mengajak Alder kembali berjalan dan Alder menoleh ke belakang lalu Beni berbalik dan pergi.

ALDER

Bapak. (bergumam dengan raut sedih)


74. INT. RESTORAN — SIANG

Selain sibuk mencatat Farel juga sibuk mencicipi masakan Veli yang selalu enak. Mau heran Farel tidak bisa soalnya perempuan memang jago dalam hal memasak walaupun ada beberapa yang tidak.

FAREL

Ini enak banget. (makan dengan lahap)

VELI

Beneran pak?

FAREL

Iya kamu pakai bumbu apa?

VELI

Bumbu biasa kok nggak aneh-aneh lagipula memasak kan mudah.

Farel hanya bergumam lanjut lagi makan.

FAREL

Menu masakan kita ada berapa sekarang?

VELI

Lima sama minuman tiga.

FAREL

Kebanyakan es kan?

VELI

Iya sekarang kan musim panas.

FAREL

Bukannya tak menentu kadang panas kadang juga hujan.

VELI

Ya, tapi kalau hujan biasanya panas masih terasa pak.

FAREL

Ya wajar... kamu panas soalnya dekat sama kompor.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi karena Veli memeriksa hapenya yang dari tadi di simpan di meja sementara Farel terus makan kebetulan Veli memasak bukan hanya untuk dijual juga untuk dimakan sendiri.

Farel merasa tenang sekarang jika Alan kesini bukannya marah-marah lagi kepadanya.

FAREL

Garemnya masih kurang.. (lirih)

VELI

Apa pak? (tidak jelas mendengar perkataan Farel)

FAREL

Hah, nggak. (tidak mau mengulang)

Veli melenggang ke dapur melanjutkan memasak. Farel masih berkutat dengan makanannya dengan khidmat tidak peduli kalau perutnya akan sakit nanti.

Farel menatap menu ditangannya lalu bangkit untuk membersihkan meja.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar