Selangkah Maju (Script)
9. 9. Hilang

59. EXT. JALAN — SIANG

Alan hampir gila mencari Alder padahal ia tidak lama pergi tapi Alder sudah menghilang dari tempatnya.

Alan menanyakan pada orang-orang di sekitar tapi tidak ada yang tahu karena hanya menyebutkan ciri-ciri saja.

ALAN

Der, kamu dimana? (mengacak rambutnya karena frustasi)

Sebuah getaran dari ponselnya menyadarkan Alan dengan cepat mengangkat walaupun tertulis nama Farel.

ALAN

Halo! (nada galak)

ALAN (CONT'D)

Mana Alder?

FAREL

Wah, kok lo tahu? (kaget)

ALAN

Dimana?

FAREL

Rumah eh restoran cepat kesini gue gak bisa nahan.

Alan berlari ke arah tukang ojek kemudian ojek melaju menuju restoran.


60. EXT. HALAMAN RESTORAN — SIANG

Setelah membayar ojek, Alan buru-buru ke depan restoran tapi tidak menemukan siapapun apalagi Farel. Restoran juga terkunci dan Alan pun mendesah frustasi.

ALAN

Mana Aldernya? (bergumam)

FAREL datang dengan napas ngos-ngosan membuat Alan segera datang kepadanya.

ALAN

Mana Alder?

FAREL

Itu... dia itu... (napasnya ngos-ngosan)

ALAN

Ngomong yang bener dimana Alder? (kesal)

FAREL

Diculik kakek-kakek, gue udah nyoba ngejar tapi kehilangan jejak.

Alan marah dan mengepalkan tangannya. Ingin menghajar Farel tapi tidak jadi lalu Alan memilih pergi daripada makin emosi.

FAREL

Alan woy mau kemana, Lan? (teriak)

Farel menatap kepergian Alan dengan bingung.

FAREL

Semoga Alder baik-baik aja.

FAREL

Kenapa gue gak bisa ambil tadi ya?

Farel berteriak kesal dengan dirinya sendiri.

FAREL (CONT'D)

Bodoh harusnya gue langsung ambil aja Alder pakai cara gue.

Farel menyesal dan memilih duduk menghadap jalanan sekitarnya. Dia tidak bisa membantu Alan menyelamatkan Alder karena Alan sepertinya terlihat marah.

FAREL

Kayaknya gue resmi jadi pengangguran... (beat) menyedihkan.

Muncul perempuan umur 23 tahun bernama Veli yang langsung mendekat pada Farel yang melamun.

Veli

Mas, masih ada lowongan pekerjaan gak?

Veli

Mas! (agak berteriak)

Farel

(tersentak) Kenapa? (langsung berdiri melihat kedatangan Veli dengan wajah bingung)

Veli

Ada lowongan kerja gak disini?

FAREL

Ada cuma...

Veli

(memotong dan antusias) Mas saya mau kerja apa aja soalnya lagi butuh uang buat sehari-hari tapi gimana kerjanya gak aneh-aneh kan?

Farel kebingungan tapi memang ia sedang butuh karyawan jadi tidak menyia-nyiakan kesempatan.

FAREL

Oke deh tapi bisa masak kan mbaknya? (hati-hati takut salah lagi)

Veli

Bisa saya bisa masak apa aja kok. (menjawab dengan percaya diri)

FAREL

Oke, nama mbak siapa?

Veli

Veli

Farel

Selamat mbak diterima disini. (mengulurkan tangan)

Veli

Terima kasih mas bos. (membalas jabatan tangan lalu melepaskan)

Farel sedikit tersentak dengan panggilan bos kemudian tersenyum simpul mempersilahkan Veli untuk masuk ke dalam restoran terlebih dahulu setelah membukanya kembali.

Farel akan melakukan perbaikan meskipun Alan belum mengetahuinya.


61. INT. DAPUR RESTORAN — SORE

Feli sibuk melihat-lihat benda-benda di dapur restoran. Ia sesekali mendekat agar lebih jelas saat barang yang dilihatnya memang nyata. Dia tidak pernah terbayang akan menjadi pegawai restoran tanpa syarat-syarat yang merepotkan.

Feli berjanji akan berkerja sebaik mungkin karena inilah akhirnya setelah penantian panjangnya.

Veli

Mas bos! (menghampiri Farel dan duduk di kursi)

Veli

Mas! (mengencangkan suara karena Farel lagi-lagi melamun)

Farel

Manggil gue? (menunjuk dirinya sendiri)

Veli

(mengangguk) Iya, memangnya siapa lagi?

FAREL

Kenapa? (belum terbiasa dan agak canggung)

Veli

Disini makanannya dari negara mana aja?

FAREL

Indonesia.

Veli

Jadi maksud saya mas bos mau saya masak apa kan makanan Nusantara itu banyak. (sedikit gregetan)

FAREL

Apa ajalah yang penting enak (beat) gak banyak dijual dan laris dalam sehari.


Veli berpikir sejenak lalu mengernyit heran.

Veli

Mana bisa begitu kalau lagi viral di sosmed baru bisa.

FAREL

Ya kamu sebagai pegawai, tolong promosi sekalian. (memohon)

Veli mengangguk kecil dan pamitan pergi ke dapur yang ditunjuk oleh Farel.

Dari depan restoran ada yang menggedor-gedor kaca membuat Farel segera datang dan ternyata Alder. Farel segera membawanya masuk sebelum kejadian penculikan part 2 terjadi lagi.

Farel

Kamu baik-baik aja kan der? gak ada yang luka, lecet apalagi tergores? (panik dan mengecek badan Alder)

ALDER

Iya om ayey aku gak papa, (melihat sekeliling) mana jus? (menoleh pada Farel)

FAREL

Gak buat eh... nggak ada, pulang mungkin ke rumah.

Alder

Kok gak tunggu aku ya? (menunduk sedih)

Farel

(menepuk bahu Alder lalu tersenyum) Jangan cemberut dong kan ada om ayey disini, oh iya kamu mau jajan gak?

ALDER

Mau! (antusias dan mengangguk-anggukkan kepalanya)

FAREL

Ayo, tapi sebentar ya... (bangkit)

FAREL

Vel, saya keluar sebentar ya jangan lupa masakannya harus enak! (teriak)

Veli (V.O)

Siap laksanakan! (teriak dari arah dapur)

Terdengar suara masakan digoreng membuat Farel tersenyum oleh kinerja Veli meski hari pertama.

FAREL

Ayo kita jajan! (menggenggam tangan Alder)

ALDER

Tadi siapa? (sambil jalan)

FAREL

Teman om ayo nanti jajanannya keburu habis lagi.

Farel pun pergi bersama Alder.


62. EXT. WARUNG — SORE

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan Alder anteng memakan cemilan yang dibeli Farel sedangkan Farel menepuk jidatnya akan menghubungi Alan tapi ponselnya ketinggalan di restoran.

FAREL

Mau om anter pulang? (menoleh pada Alder yang asyik makan cemilan)

Alder mengangguk dan lanjut makan lalu orang bermasker hitam mendekat pada Alder membuat Farel was-was.

FAREL

Der sini! (menarik Alder agar tidak jauh)

Orang bermasker mengusap kepala Alder kemudian pergi dan orang itu adalah Beni. Di kejauhan dia memperhatikan Alder sambil membuka maskernya lalu dibawa pergi oleh Farel ke rumah Alan.

BENI

Dia baik-baik aja tapi kenapa dia gak ngenalin gue?

BENI (CONT'D)

Oh iya, pasti dia lupa sama gue lagian gue bapak yang buruk. (menghela napas berat)

Beni mematung sesaat lalu pergi dengan perasaan sedih.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar