Selangkah Maju (Script)
15. 15. Farel

94. INT. DAPUR – RESTORAN — PAGI

Pelanggan berdatangan membuat Veli kewalahan dan untungnya Alan ikut membantu walaupun hati Veli dag-dig-dug dengan kehadiran Alan yang ganteng setelah berganti pakaian entah darimana.

VELI

Jangan baper (menggeleng pelan) jangan... (menggumam sambil memejamkan matanya)

Veli melanjutkan pekerjaannya dan berusaha fokus.

Pelanggan datang dan pergi setelah mendapatkan makanan lalu Alan sedang membersihkan meja yang kotor dan Veli akan melakukannya tidak jadi langsung ke dapur lagi.

VELI

Kenapa bos Alan bikin aku deg-degan ya? (heran)

ALAN

(datang membawa minuman ditangannya) Vel, ini nama minumannya apa?

Veli kaget karena kehadiran Alan tiba-tiba sambil menatapnya.

VELI

Apa pak bos? (kurang fokus)

ALAN

Ini nama minumannya apa?

VELI

(melihat minuman yang Alan bawa) Teh.

ALAN

(mengernyit bingung) Teh?

VELI

Iya.

ALAN (V.O)

Apa dia bercanda?

ALAN (CONT'D)

Gak bohong kan?

VELI

Nggak pak itu memang teh biasa nggak aneh-aneh kok namanya.

Alan melengos lalu minum teh ditangannya sementara Veli menenangkan diri. Dia lebih suka bertemu Farel daripada Alan jika seperti ini.

VELI

Kemana bos Farel ya? (melihat pintu restoran)


95. INT. RUANG TAMU – RUMAH ALAN — SIANG

FAREL sedang membantu Fajri mengerjakan pr matematika. FAREL agak kebingungan dengan soalnya karena pelajaran matematika anak sekarang agak berbeda dengan pelajaran dulu yang dia pelajari.

FAJRI

Terus om yang ini dikali kan dulu atau dibagi?

ALDER

Om ayey ini dilukis atau dicat? (membeberkan kertas pada Farel)

FAREL menghela napas ketika dua bocil menanyakan pertanyaan secara kompak padahal satu orang sudah membuatnya pusing lalu tambahan satu makin pusing.

FAREL

Bentar ya der, kamu bisa buat apa aja deh terserah ya suka-suka kamu, oke?

FAREL (CONT'D)

(menoleh pada Fajri) Kan tadi udah dijelasin ingat rumus KALIBATAKU kamu kok lupa terus. (agak kesal)

FAJRI

Kalibataku apa? (wajahnya penasaran)

FAREL

Kali... bagi... tambah... kurang, paham kan? tolonglah jri, bantu om lah buat bernapas sejenak.

FAJRI

Om gak napas dari tadi... mati dong.

FAREL

Gak gitu konsepnya anak ayam ah kesel gue lama-lama. (meraup wajahnya dengan kedua tangan)

FAREL beranjak ia melenggang keluar rumah dan duduk diteras menikmati ketenangannya sesaat.


96. INT. TERAS RUMAH ALAN — SORE

Seseorang dengan memakai baju serba hitam mengintip dibalik pagar. Ia sesekali memperhatikan sekitar berharap target terlihat yaitu Alder. Dia Beni yang ingin bertemu Alder lagi tapi merasa malu untuk menghampiri atau sekadar menyapa.

BENI

Der keluar, bapak disini. (terus melihat rumah Alan)

Sosok farel yang memejamkan matanya agak terganggu dengan sosok berbaju serba hitam memperhatikan rumah Alan. Ia bangkit lalu tanpa basa-basi menghampiri Beni tapi Farel tidak mengetahui itu Beni.

FAREL

Mau apa hah?! (bernada marah)

Beni panik langsung kabur sesekali menoleh dan Farel masih memperhatikan kepergiannya.

FAREL

Sial malah kabur, siapa orang itu? (bingung)

Lalu Farel buru-buru masuk ke dalam rumah.


97. INT. RUANG TAMU –RUMAH ALAN — SORE

FAREL menutup pintu lalu menguncinya membuat Fajri keheranan dan menatap Farel.

FAJRI

Kenapa dikunci om kan aku masih disini?

FAREL

Ada orang jahat jri hati-hati ya..

FAJRI

Dimana?

FAREL

Didepan kamu harus hati-hati apalagi sama orang yang gak kamu kenal, oke?

FAJRI

Om juga gak aku kenal terus aku harus gimana?

FAREL

Ya beda om kan temannya Alan jadi dipastikan baik.

FAJRI

Oke deh. (lanjut mengerjakan pr)

ALDER

Om ayey catnya abis!

FAREL mendekat pada Alder lalu melukis bersama dan Fajri segera menyelesaikan pr matematikanya kemudian ikut bergabung membuat lukisan.

Ketiganya tertawa bersama dan saling mencoret diwajah masing-masing yang paling banyak coretan cat adalah Farel.

Alder tidak henti-hentinya tertawa bahagia dan Fajri terus mencoret wajahnya dan Farel agar Alder terus tertawa.


98. INT. RESTORAN — MALAM

Veli sedang cuci piring saking fokusnya Alan yang mengambil piring yang sudah dicuci mengagetkan dirinya.

VELI

Astaga! (kaget)

ALAN

Kenapa?

VELI

Nggak pak. (menggeleng malu)

ALAN

Si Farel kenapa gak balik lagi ya?

Veli menggeleng lagipula dia tidak diberitahu apapun oleh Farel jadi pertanyaan Alan sungguh aneh.

ALAN

Ini sampai jam berapa bukanya?

VELI

Sampai jam delapan pak.

ALAN

Delapan malam?

VELI

Iya, kalau delapan pagi kelamaan dong pak.

Alan terkekeh lalu pergi ke depan.

VELI

Dia ketawa? (tak percaya melihat ekspresi Alan)

Veli terkekeh lanjut mencuci piring sisanya.


99. INT. RUMAH ALAN — MALAM

FAREL tiduran di karpet dan Alder juga tiduran disana sambil memeluk bantal sofa.

Ada juga Fajri yang setia mengikuti farel berekspresi dan Farel tidak menyadari.

FAREL

Mau pulang tapi kemana? (bingung)

FAJRI

Kemana-mana kampung di kota.

FAREL

Nyanyi?

FAJRI

Berpidato.

FAREL

Jri, kelas berapa sekarang?

FAJRI

Kelas empat.

FAREL

SD.

FAJRI

SMP iya lah masa om gak tahu, aneh banget.

FAREL

Jajannya berapa per hari?

FAJRI

(berpikir) Sepuluh ribu tapi kalau ada om Alan sih agak berbeda.

Farel mengangguk-anggukkan kepalanya.

FAJRI

Om gak mau makan gitu aku lapar nih.

ALDER

Aku juga mau sate.

FAREL

Jangan aneh-aneh gak ada sate disini.

ALDER

(menarik Farel) Ayo jajan om!

FAJRI

Ayo! (ikut menarik Farel)

FAREL

(menarik Fajri dan Alder duduk) Anak-anak mending gak usah makan, tidur aja gimana?

FAJRI

(cemberut) Yah... gak seru perut aku kan kelaparan.

ALDER

Alder lapar om ayey! (merengek)

FAREL

Tadikan makan puding?

FAJRI

Pudingnya dikit gak bikin kenyang om nasi aja pasti bikin kenyang.

FAREL

Nasi apa?

FAJRI

Bakar.

Farel membuka aplikasi pengantar makanan dan memesannya bukan nasi bakar tapi nasi dengan ayam goreng dan ayam bakar.

Beberapa menit kemudian suara pengantar makanan datang langsung Farel mengambil setelah itu menyajikan untuk Fajri dan Alder.

FAJRI

Kok ayam om?

FAREL

Daripada kayu mending makan daging ayam, ayo makan sebelum dingin.

FAJRI

Makan itu harus keadaan dingin om kalau panas malah melepuh.

FAREL

Iye tau bocil..

FAJRI

Om aku gak suka sambelnya. (memberikan pada Farel)

ALDER

Om ayey ini apa? (mengangkat potongan timun)

FAREL

Timun.

ALDER

Bisa dimakan?

FAREL

Nggak Der, bisanya dicemil.

FAJRI

Makan aja gak papa kok, iya kan om?

Farel berdeham dan lanjut makan.

ALDER

Om ayey, ini apa?

FAREL

Der, mending makan aja ya daripada nanya terus nanti om jawab... kamu nanya dan bisa-bisa kamu emosi dengernya.

Alder menatap Farel bingung kemudian makan sedangkan FAJRI sudah anteng dengan makanannya tanpa bersuara lagi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar