Maaf, Sungguh Aku Tak Bermaksud Jatuh Cinta Padamu
10. Keputusan Masa Lalu

23.INT.RANDU TEA BAR- PAGI

Jam dinding menunjukan pukul 9 pagi. Di dapur Randu, Tea Bar, Ery sedang meluruskan udang untuk dijadikan udang furai. Sambil meluruskan udang, ia bernyanyi dan menari mengikuti lagu yang mengalun dari speaker, menjadikan gagang pisau sebagai mike.

TIME CUT :

Di ruang makan, PARJONO (20 tahun) sedang mengepel lantai, menari, dan bernyanyi- sinergi dengan tarian dan nyanyian Ery. Parjono kadang menjadikan gagang sapu sebagai mike-nya.

Suropati bolak balik antara halaman depan ke dapur restoran membawa bahan sayuran dan buah dari mobil pick up. Setiap kali Suropati masuk ke restoran, Ery dan Parjono kompak menggoda Suropati dengan lagu itu. Suropati hanya senyum-senyum saja menanggapi godaan mereka. Kadang ia ikut menari dan meski tak bisa mengeluarkan suara, gerakan bibirnya mengikuti lirik lagu.

TIME CUT :

Ruang manager Randu, Tea Bar, RANDU (45 tahun), pemilik Randu, Tea Bar, sedang memeriksa nota-nota tagihan dari pemasok teh. DAUN (42 tahun), istri Randu, sedang mengetik di laptopnya. Sesekali ia bergerak mengikuti beat lagu. Randu dan Daun tersenyum melihat kekonyolan Ery dan Parjono yang menggoda Suropati.


24.EXT.RANDU TEA BAR- PAGI

Suropati sedang mengunci bak mobil pick-up. Tiba-tiba sebuah mobil sport melaju kencang menabrak pot besar di depan restoran hingga hancur. LELAKI MABUK (35 tahun), berbadan gempal, dengan jambang yang tidak sempat dicukur, penampilannya berantakan meski ia memakai pakaian bermerk, ia keluar dari mobil dengan terhuyung. Suropati menghadang jalannya.

Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat : Maaf Bapak, restoran tutup. Suropati menunjuk pada jam operasional Randu, Tea Bar : Close On Friday (Tutup Hari Jumat). Lelaki Mabuk melihat sekilas tulisan yang ditunjuk, ia menepiskan tangan, terus berjalan akan masuk. Suropati kembali menghadang.


LELAKI MABUK
(sempoyongan, marah)
Minggir! Aku mau minum bukan mau makan! Aku minta wine paling mahal. Yang paling mahal!


Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat : Maaf Bapak kami tidak menyediakan minuman ber-alkohol. Suropati menunjukan tulisan besar di papan billboard menu : No Lard- No Pork - No Alchohol.100% Halal (Tidak Mengandung Lemak Babi-Tidak Mengandung Daging Babi, Tidak Ber-Alkohol.100% Halal). Lelaki Mabuk menatap tulisan dengan pandangan kosong.


LELAKI MABUK
Kamu pikir aku bodoh ya! Ini bar, mana ada bar yang tidak jual wine!


Lelaki Mabuk mencengkeram kerah kemeja Suropati. Suropati menggerakan kepala menghindari aroma menyengat dari Lelaki Mabuk.

LELAKI MABUK
Kamu ngapain gerak-gerak tangan, memangnya kamu bisu! Ngomong kamu!
LELAKI MABUK
Ayo ngomong! Ngomong! Ngomong!



Lelaki Mabuk terus mencengkeram kerah kemeja Suropati. Terus marah-marah. Suropati memegang kedua tangan Lelaki Mabuk, berusaha melepaskan diri.


LELAKI MABUK
Kasih aku wine paling mahal, bisu! Kasih aku wine paling mahal!


Lelaki Mabuk menguncang-guncang tubuh Suropati.

LELAKI MABUK
Ayo ngomong! Dasar bisu! Bisu! Bisu!


Wajah Suropati memerah menerima penghinaan itu, tapi menahan diri. Ia berusaha melepaskan diri dari cengkraman Lelaki Mabuk yang semakin kuat. Lelaki Mabuk terus mengeluarkan kata-kata penghinaan, kata-kata kasar. Sekonyong-konyong. Buk! Bogem mentah mengenai wajah Lelaki Mabuk, ia pun terjengkang. Suropati terperangah. Ternyata Ery yang membogem laki-laki itu.

Daun yang juga keluar mendengar ada keributan menutup bibir dengan tangan. Ia menjerit lirih. Randu dan Parjono segera mengamankan Lelaki Mabuk. Napas Ery memburu, wajahnya memerah karena marah, ia akan menghajar Lelaki Mabuk itu lagi. Suropati yang terengah, menahan bahu Ery menenangkan. Lelaki Mabuk meronta dalam cengkeraman tangan Randu dan Parjono. Lelaki Mabuk menatap penuh amarah pada Ery dan Suropati.

FADE TO BLACK

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar