Maaf, Sungguh Aku Tak Bermaksud Jatuh Cinta Padamu
5. Carpe Diem

10. EXT. TERAS LANTAI 2 RANDU, TEA BAR -SORE

ERY
(logatnya Jawa medok)
Kaget, yo Mas Bro. Makanya surup-surup ojo ngelamun, senyam-senyum, nanti kesambet lho...
ERY (CONT'D)
Ini minum teh chamomile. Belum pernah nyoba tho? 


Ery menyodorkan secangkir teh dari tangan kanannya pada Suropati. Setelah diterima, Ery lalu memindahkan secangkir teh di tangan kirinya ke tangan kanan, langsung mengecapnya penuh nikmat. Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat: Terima Kasih. Ery mengangguk, tersenyum.

ERY
Teh chamomile ini bisa bikin tidur kita nyenyak Mas Bro. Kuperhatikan ada lingkaran hitam di mata Mas Bro, resah mikirin Mbak Yoni, yo?


Suropati tersenyum tipis. Ia mengecap teh chamomile sambil kembali menatap langit abu-abu bersemburat ranum jingga. Ery berdiri di samping Suropati. Tubuh mereka bertumpu pada pagar di teras. Ery ikut-ikutan menatap langit abu-abu.


ERY
Sudah sebulan ya, Mas Bro?


Suropati mengangguk.


ERY
Terus...?


Suropati menoleh pada Ery di sampingnya, lalu dengan gerak tangan bahasa isyarat : Terus apa?


ERY
(sedikit jengkel)
Lha terus Mas Bro mau menunggu hadirnya keajaiban? Mas Bro itu ngajukan cuti 3 bulan sama Mbak Daun, lha kalau sampai 3 bulan keajaiban itu nggak datang juga, Mas Bro apa akan pulang ke Kalimantan dengan tangan kosong?


Suropati kembali menatap langit, ia menghela napas.


ERY
(tidak enak hati)
Mas Bro, maaf-maaf lho ya, aku bukan bermaksud menyinggung Mas Bro apalagi sok tahu, tapi kita itu laki-laki. 
ERY (CONT'D)
Laki-laki itu harus punya inisiatif menciptakan kesempatan dan mengambil resiko. CARPE DIEM...


Suropati menoleh pada Ery.


ERY (CONT'D)
(suara mendesis lengkap dengan gaya teatrikal)
CAR-PE DI-EM. Seize The Day.
ERY (CONT'D)
Jangan bilang Mas Bro ke Yogya cuma mau menghibur Mbak Yoni yang gagal nikah. 
ERY (CONT'D)
Mas Bro itu suka sama Mbak Yoni normalnya laki-laki suka sama perempuan. Bukan sekedar sahabatan. Bukan sebatas Mbak Yoni itu Mas Bro anggap seperti seorang adik. Mas Bro berharap Mbak Yoni selamanya berada dalam pelukan Mas Bro. Membalas cinta terpendam Mas Bro. Lantas bahagia selamanya. Happy...Ever...After...Oh...


Ery menyilangkan kedua tangannya ke bahunya sendiri. Ia mendesah, merem melek dengan gaya dramatis cenderung lebay. Melihat tingkah Ery membuat Suropati tersenyum geli.


ERY
(kesal)
Mas Bro, aku iki serius. Dua rius malah. Mas Bro itu harus bergerak, berinisiatif, harus-- argh....


Suropati geleng-geleng melihat tingkah Ery, ia tetap tersenyum geli.


ERY
Mas Bro ayo tho ngaku, Mas Bro itu tresno tenanan karo Mbak Yoni.
ERY
Buktinya jelas di depan mata, Mas Bro ndak bisa ngelak. 


Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat : Memangnya apa buktinya? Raut wajah Suropati tidak bermaksud mengingkari hanya ingin menguji sikap sok tahu Ery. Sementara Ery menatap Suropati bingung.


ERY
Barusan Mas Bro ngomong apa? Aku belum tahu arti bahasa isyarat yang itu.


Suropati mengeluarkan notes dan pulpen dari sakunya lantas menulis : Apa buktinya? Ery melangkah dengan tegap dan percaya diri, mulai mondar-mandir seperti detektif ulung yang sedang mengemukakan teorinya.


ERY
Pertama. Demi bisa ke Yogya, Mas Bro ngajukan resign. Tapi lalu Mbak Daun kasih cuti 3 bulan. Jujur aku penasaran juga kenapa Mbak Daun kasih cuti selama itu padahal Mas Bro baru kerja 6 bulan di Daku Petani Local Fruits.
ERY (CONT'D)
Kedua becak. Tiap sabtu dan minggu pagi Mas Bro sengaja jadi tukang becak di Malioboro, dugaanku karena Mbak Yoni suka naik becak. Jadi Mas Bro pasti ingin menciptakan pertemuan antara tukang becak dan penumpang specialnya.
ERY (CONT'D)
Ketiga fotografi. Kamera Mas Bro jelas masih baru, terus ada banyak buku-buku tentang fotografi di kamar Mas Bro. Mas Bro bahkan baru belajar fotografi kan? Aku yakin 100% Mbak Yoni itu hobby fotografi. Mas Bro paham bahwa salah satu cara meraih hati perempuan itu lewat hobbynya.
ERY (CONT'D)
Keempat teh. Setiap Mas Randu nyeduh teh kuperhatikan Mas Bro mengamati diam-diam dengan serius. Kemungkinan Mbak Yoni itu nggak bisa minum kopi atau dia suka minum teh. Cara berikutnya untuk meraih hati perempuan itu dengan tahu makanan apa yang jadi pantangannya atau makanan kesukaannya. 
ERY (CONT'D)
Dan yang terakhir, kalau Mas Bro cuma anggap Mbak Yoni sahabat atau adik, Mas Bro ndak perlu repot-repot melakukan semua itu. Jika selama ini apa yang Mas Bro rasakan murni persahabatan,begitu Mbak Yoni gagal nikah, Mas Bro sudah ada di sampingnya, karena pasti datang di acara itu. 
ERY (CONT'D)
Atau kalau pun ndak bisa datang, dari kemarin-kemarin Mas Bro sudah meluncur ke rumah Mbak Yoni buat menghibur. Hayo...ngaku, Mas Bro pasti tahu kan alamat rumah Mbak Yoni di Yogya?!
ERY (CONT'D)
(sorot mata menyelidik) Emm....jangan-jangan Mas Bro sudah pernah diam-diam ke sana ya? Mengamati dari jauh, atau sekedar lewat?


Suropati memalingkan muka, wajahnya memerah, ia menghindari tatapan menyelidik Ery. Ery bergerak mendekati Suropati menyentuh bahu kanan Suropati.


ERY
(bicara dengan nada rendah) Aku ini memang lebih muda dari Mas Bro, tapi aku ini kaya pengalaman. Sudahlah Mas Bro ndak usah gengsi, ayo sekarang telpon Mbak Yoni, eh...maksudku SMS atau Video Call, bilang Mas Bro lagi tugas ke Yogya, terus pengen dolan
ERY (CONT'D)
Sesederhana itu saja Mas Bro, ndak usah ribet-ribet. Ndak usah menahan rindu, menanti keajaiban pertemuan tak terduga super duper romantis di Malioboro. Ingat lho cuti Mas Bro di Yogya tinggal 2 bulan, apa Mas Bro ndak mikirin Mbak Daun yang sudah berbaik hati ngasih cuti selama itu. Cari kerja itu susah Mas Bro. Lagi pula kalau kelamaan nunggu terus ditelikung orang lagi, nyesal deh seumur hidup. 
ERY (CONT'D)
Mas Bro, percaya sama aku, meski aku belum pernah ketemu Mbak Yoni, tapi aku yakin dia itu tipe perempuan yang suka sama laki-laki pemberani meski sederhana. Yang sederhana bukan berarti ndak sungguh-sungguh Mas Bro.


Suropati terlihat memikirkan yang dikatakan Ery. Ia menghela napas. Ery meremas bahu kanan Suropati. Mendekatkan bibir ke telinga Suropati.


ERY
(berbisik)
Carpe...diem...seize the day....


Suropati mengangguk-angguk. Ery tersenyum nyengir, lalu mengguncang perlahan bahu kanan Suropati.


ERY
Yowis Mas Bro, aku mau ke Gejayan. Mau ngapel. Mas Bro mau minta oleh-oleh apa?


Suropati menulis di notes-nya : Tidak usah. Terima kasih. Kamu hati-hati di jalan. Ery tercenung sejenak. Sorot mata simpati.


ERY
(suara lembut)
Aku pergi dulu ya. 


Tapi lalu keusilannya kembali muncul. Ery menyeringai. Sorot mata jenaka.


ERY
Eh...iyo, tenan lho Mas Bro ojo ngelamun suwi-suwi, dulu Parjono pernah kesambet gara-gara ngelamun di sini. 


Suropati cemberut, lantas mendorong Ery untuk segera pergi. Ery tertawa terbahak-bahak. 

TIME CUT :

Suropati menatap langit yang berangsur menggelap. Suropati menghela napas. Sorot matanya redup penuh duka lara.


SUROPATI (V.O.)
Yoni apa yang dikatakan Ery benar, seharusnya aku tak perlu ribet-ribet.
SUROPATI (V.O.)
Tapi aku memilih ngeyel dan ribet. Demi kamu Yoni.
SUROPATI (V.O.)
Semenjak kamu bersama dia, kita tak saling berhubungan. Aku tak mungkin hadir ujug-ujug ingin dolan meski beralasan sedang tugas ke Yogya.  
SUROPATI (V.O.)
Aku tahu kamu. Dan kuyakin kamu tahu bagaimana aku. Kamu tak akan pernah menceritakan laramu jika aku datang seperti itu. 
SUROPATI (V.O.)
Kamu selalu menyembunyikan duka dalam ceriamu. Kamu adalah orang yang memilih menangis di bawah deras hujan. Linang air matamu hanya akan hadir bercampur peluh yang membasahi wajahmu.
SUROPATI (V.O)
Karena itulah kita harus bertemu tanpa sengaja. 
SUROPATI (V.O.)
Yoni jangan khawatir, Insha Allah kita akan segera bertemu. 


Suropati memejamkan matanya. Memasang earphone mendengarkan musik. Wajah optimis Suropati berangsur menjadi keresahan dan frustasi.


SUROPATI (V.O.)
Yoni masihkah kamu mencintainya? Masihkah kamu merindukannya?


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar