FANBOY
cia
12. Scene 63 - 67 #12
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SCENE 63 IN, DI GEDUNG TEMPAT WISUDA

Cast. Sandra, Dara

Jakarta, 30 Maret 2017 (text)

(Sandra, Dara, dan anak-anak lain diwisuda)

Zafran (Vo Prolog) :

Aku bisa membayangkan sebahagia apa Sandra sekarang. Pasti dia terlihat anggun dengan pakaian wisudanya. Pasti dia sedang menikmati alunan music dengan rona bahagia bersama Kak Dara dan teman-temannya yang lain. Terkadang, dia juga menangis saat mengingat kenangannya dengan Kak Nia. Aku masih teringat saat dia berjalan sendirian malam itu. Dia menangis dan terus berjalan. Namun, saat dia melihatku, dia menyembunyikan kesedihannya. Dia menghargai usahaku untuk menghiburnya. Kalau aku berfikir tentang malam itu, aku merasa sedih dan senang. Senang karena aku dapat mengukir kenangan manis bersama orang yang kuidolakan. Sedih karena esok dan seterusnya sahabatku membenciku setelah malam itu. Ah, sudahlah. Aku berjanji ingin melupakan semua tentang Jakarta. Aku tidak bisa terus-menerus memikirkan mereka. Itu hanya akan membuat langkahku semakin berat.

 

SCENE 64 IN, DI PANTI ASUHAN

Cast. Zafran, Raka

(Zafran keluar kamar setelah dipanggil Ibu Panti)

(Raka duduk di ruang tamu)

(Zafran menghampiri Raka)

(Zafran duduk)

Zafran : Ada apa?

Raka : Umm...gue tahu ini klise, tapi gue harus bilang kalau…gue salah. Selama ini, gue bersikap kayak anak kecil. Gue pikir, setelah berhasil bikin lo pergi, gue akan seneng. Ternyata enggak. Gue ngerasa jadi orang paling jahat di dunia karena udah misahin lo sama Papa. Gue nggak pernah mikirin lo yang dari kecil nggak pernah ngerasain kasih sayang Papa. Gue cuman mikirin gue dan Mama. Sorry, ya.

(Raka mengulurkan tangan)

(Zafran membalas uluran tangan Raka dan mengangguk)

Raka : Makasih.

(Zafran dan Raka melepas uluran tangan mereka)

Zafran : Gue paham. Gua yakin, pasti ada hal besar dibalik keputusan lo untuk membenci gue. Makasih, karena lo udah mau terbuka. Karena lo, gue tahu siapa Tommy Bachtiar.

Raka : Andai waktu bisa diputar. Gue nggak akan sia-siain waktu gue sama lo.

(Zafran tersenyum)

Zafran : Gue belum mati. Lo masih punya banyak waktu sama gue.

(Raka tersenyum)

Raka : Nggak heran kalau Luna suka sama lo.

Zafran : Luna?

(Raka mengangguk)

Raka : Sejak gue sekolah di Galaxy, gue sering ngawasin Luna. Entah kenapa, gue selalu tertarik untuk nyari tahu keadaan dia. Gue pengen tahu apa yang dilakuin orang yang mirip gue itu. Sampai suatu hari, gue lihat Luna nangis di atap. Perasaan gue hancur. Gue nggak tahu kenapa gue sehancur itu, sampai gue berada di satu titik, gue nggak bisa terus diam sementara tangisan Luna semakin banyak sejak lo pergi. Akhirnya, gue ngedeketin dia. Awalnya, gue ditolak mentah-mentah. Kata Luna, gue sama kayak lo. Baik di awal, jahat di akhir. Luna nggak mau jatuh di lubang yang sama seperti saat lo hadir di hidup dia. Kebaikan lo…kepedulain lo…Luna pikir, lo punya maksud lebih. Ternyata dia yang berharap lebih. Luna ngejauh dari lo setelah tahu lo suka sama Kak Sandra. Lo cuman mikirin kebahagiaan Kak Sandra. Luna nggak minta lo untuk ngehargai usahanya, tapi dia nggak suka lo ngelakuin sesuatu karena orang lain. Dia takut lo kecewa setelah orang itu pergi.

(Zafran terkejut)

(Zafran menyeringai)

Zafran : Gue emang brengsek. Gue nggak pernah berusaha memahami Luna sementara Luna selalu mikirin gue.

(Zafran menunduk)

(Raka menepuk pundak Zafran)

Raka : Gue tahu ini menyakitkan buat lo dan Luna. Tapi, daripada terus di sisi Luna, lebih baik kayak gini. Biarin Luna ngelupain perasaannya.

(Zafran mengangguk)

(Zafran menatap Raka)

Zafran : Gue boleh minta tolong sama lo?

(Raka tersenyum)

Raka : Boleh lah. Apapun itu, akan gue usahain.

Zafran : Tolong jagain Luna. Bukan karena gue udah ngelakuin kesalahan ke dia, tapi karena Luna butuh seseorang di sampingnya.

(Raka mengangguk)

Raka : Gue akan ngejagain dia sebagai apapun dia yang dia mau.

Zafran : Makasih, Ka. Ternyata, gue nggak bisa ngelupain Jakarta sepenuhnya. Orang sebaik lo dan Luna akan selalu hidup di hati gue.

Raka : Umm…Kalau Kak Sandra?

(Zafran tertawa)

Zafran : Dia hidup di hati dan pikiran gue.

Raka : Alai.

(Zafran tertawa)

Zafran : Oh ya, gimana keadaan Mama?

Raka : Baik. Malahan sekarang udah dibolehin pulang. Cuman…gue takut Mama stress lagi karena rumah lagi hectic banget.

Zafran : Emangnya ada apa?

Raka : Papa. Akhir-akhir ini, dia sering marah-marah. Sejak lo pindah, banyak serangan politik yang mengarah ke Papa.

(Zafran mendengarkan cerita Raka dengan saksama)

Zafran (VO Prolog) :

Akhirnya, setelah sekian lama, aku bisa berbicara santai dengan Raka. Ternyata, Raka tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Mungkin, dia pernah membenciku dan membuat hubungan kami tidak nyaman. Namun, seperti dugaanku, dia memiliki alasan mengapa dia melakukan itu. Sikapnya tidak menunjukkan remaja pada umumnya. Dia tidak membiarkan Mama terluka. Dia melakukan itu selayaknya orang dewasa.

 

SCENE 65 IN, DI KAMAR ZAFRAN

Cast. Zafran, Bobi, Jaka, Arik, Wiku, Wiko, Genta

Selasa, 9 Juli 2020 (text)

(Zafran, Jaka, Arik, Wiku, dan Wiko bergiliran melihat hasil SBMPTN di hp Ibu Panti)

(Jaka, Arik dan Wiko girang karena mereka lolos, sementara Zafran dan Wiku sedih karena tidak lolos)

Jaka : Masih ada tahun depan. (sambil memeluk Zafran dan Wiku)

(Arik dan Wiko ikut memeluk Zafran dan Wiko)

Zafran (VO Prolog) :

Meski tidak lolos, aku masih punya alasan untuk bersyukur. Itu mereka.

(Jaka mengambil tape musik)

Jaka : Lolos ataupun enggak, kita tetap harus…pesta!!! (sambil mengangkat tape musik)

Arik, Wiko : Yuhu!!! (sambil mengangkat tangan)

(Arik mengangkat tangan Zafran dan Wiku dan menyuruh mereka berteriak)

(Zafran tertawa dan melakukan perintah Arik)

(Jaka memutar lagu Bahagia-GAC)

(Zafran, Jaka, Arik, Wiku dan Wiko menyanyikan lagu Bahagia bersama-sama sambil berjoget)

Zafran (VO Prolog) :

Itulah mengapa aku suka di sini. Tak peduli suasana hati kami berbeda-beda, hati kami seolah menyatu dan menepikan perbedaan itu.

(Saat sedang asyik bernyanyi dan berjoget, Genta datang)

(Jaka mematikan musik)

(Zafran, Jaka, Arik, Wiku, dan Wiko menatap Genta dengan ekspresi bertanya-tanya)

(Genta tertunduk malu)

Genta : Ha-halo, Kak. Aku…penghuni baru di sini. Mulai hari ini, aku akan sekamar sama kakak-kakak semua.

(Jaka menghampiri Genta sambil tertawa)

Jaka : Santai aja. (sambil merangkul pundak Genta)

Jaka : Nama lo siapa?

Genta : Genta, Kak.

(Zafran menghampiri Genta)

Zafran : Gue Zafran. Panggil aja Bang Zafran. (sambil mengulurkan tangan)

(Genta membalas uluran Zafran)

Genta : Genta.

Zafran : Pokoknya, jangan panggil kita ‘Kak’. ‘Bang’ aja. Kita bukan senior yang mau ospek lo.

Genta : Oke, Bang.

(Jaka menghampiri Genta dan berkenalan, dilanjutkan dengan Arik, Wiku, dan wiko)

(Jaka mengantar Genta ke kasur yang masih kosong)

(Zafran, Jaka, Arik, Wiku, dan Wiko mengikuti Jaka dan Genta)

(Saat ingin mendengarkan Genta bercerita, ponsel Ibu Panti bordering)

(Zafran menjauhi kerumunan untuk mengangkat telepon dari Bobi, sementara Jaka, Arik, Genta, Wiku dan Wiko mengobrol di belakangnya)

Zafran : Halo?

Bobi : Za…gue nggak lolos…

(Zafran mendengarkan keluhan Bobi)

Zafran (VO prolog) :

Aku mengingkari janjiku untuk melupakan Bobi. Pada kenyataannya, aku masih sering bertukar kabar dengannya. Seperti sekarang. Bobi meracuniku dengan unek-uneknya. Sesekali aku mendengar dia menangis. Walaupun dia terlihat nyeleneh, tapi sejujurnya dia begitu memikirkan masa depannya. Aku dan Bobi bernasib sama. Namun, bedanya, aku bisa mengontrol kesedihanku. Aku berusaha menghibur Bobi dengan menyuruhnya fokus di bidang musik agar bisa bertemu Pak Jokowi.

(tertawa)

Zafran (VO Prolog) :

Aku benar-benar tak habis pikir dengan Bobi. Dia bisa mendadak senang hanya karena mendengar nama ‘Pak Jokowi’. Sesederhana itu.

 

SCENE 66 EX, DI PANTI ASUHAN

Cast. Zafran, Jaka, Arik, Wiku, Wiko, Genta, Ibu Pantu

Kamis, 1 April 2021 (text)

(Zafran, Jaka, Arik, Wiku, Wiko, Genta dan anak-anak lain sedang bermain bola)

(Gempa datang)

(Ibu Panti dan anak-anak lain yang masih di dalam berhamburan keluar)

(Semua panik dan berlari menuju tanah lapang)

 

SCENE 67 EX, DI PENGUNGSIAN

Cast. Zafran, Pak RT, Sandra

Dua hari kemudian… (text)

(Zafran keluar tenda, bersamaan dengan itu, Pak RT lewat)

(Pak RT mengecek tenda Zafran untuk mencegah terjadinya kerusakan)

Pak RT : Baru bangun?

Zafran : Iya, Pak. Semalem nggak bisa tidur.

Pak RT : Ya…sama aja. Semua orang masih trauma.

(Zafran mengangguk)

Zafran : Oh ya, Bapak lihat temen-temen saya nggak?

Pak RT : Tadi saya suruh benerin baliho. Sebentar lagi, kita akan kedatangan tamu. Itu…mantan ayah angkatmu.

Zafran : Oh.

Pak RT : Kamu nggak mau bantuin mereka? (sambil mencatat kelayakan tenda Zafran)

Zafran : Iya, Pak. Habis mandi, nanti saya ke sana.

Pak RT : Bagus. Kalau gitu, Bapak ke sana dulu ya.

Zafran : Iya, Pak. Makasih.

(Pak RT pergi)

(Zafran berjalan menuju kamar mandi sambil merenggangkan tubuhnya)

(Zafran berhenti berjalan saat melihat seorang gadis berjilbab sedang membagi-bagi makanan untuk anak kecil)

(Zafran mengucek matanya)

(Zafran terkejut saat sadar bahwa gadis itu Sandra)

(Zafran menghampiri Sandra dengan raut bahagia)

(Sandra selesai membagikan makanan)

Zafran : Kak Sandra?

(Sandra menoleh)

Sandra : Kamu…Zafran, kan?

Zafran : Iya, Kak.

Sandra : Wah…udah lama banget kita nggak ketemu.

Zafran : Hehe…iya.

(Zafran menggaruk kepalanya)

Zafran : Aku sering lihat Kakak siaran di tv. Kakak keren banget. Cantik lagi.

(Sandra tertawa)

Sandra : Makasih. Kamu sendiri?

Zafran : Duh, jangan ditanya, Kak. Dua tahun nyoba, masih belum berhasil juga.

(Sandra mengangguk)

Sandra : It’s okay. Gagal bukan berarti kalah. Bisa jadi, ada hal yang lebih besar yang sedang Tuhan siapkan untuk kamu. Jangan nyerah, ya? Kesempatan itu sedang mendatangi kamu. Kamu harus jemput ‘dia’, jangan cuman nunggu.

(Zafran tersenyum lalu mengangguk)

Sandra : Umm…gimana kalau… (melihat ke sekeliling)

(Sandra melihat tentara sedang menurunkan bantuan logistic)

Sandra : …tentara? Kelihatannya, kamu cocok pakai seragam tentara.

(Zafran bingung)

(Sandra tertawa)

Sandra : Cuman usul aja. Nggak usah di masukin ke hati.

(Zafran tersenyum)

(Sandra dipanggil temannya)

Sandra : Eh, aku ke sana dulu, ya. Udah ditunggu nih. Good luck, ya!

Zafran : Makasih, Kak.

(Sandra pergi)

(Zafran menatap Sandra sambil tersenyum)

Zafran (VO Prolog) :

Takdir mempertemukan kami kembali. Dia masih sama, Sandra Diana dengan segudang prestasi dan kata-kata motivasi. Sepertinya, dia memang tidak ditakdirkan untuk kumiliki. Dia hanya ditakdirkan untuk menjadi seseroang yang menginspirasiku.

(Zafran mengangguk-angguk)

(Zafran mandi, kemudian membereskan barangnya dan berlari menghampiri Jaka, Arka, Wiku, dan Wiko)

Zafran (VO Prolog) :

Aku akan menjadi seperti yang Sandra minta. Aku harus menjadi tentara. (sambil berjalan dengan ransel di punggungnya)

SELESAI

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar