FANBOY
cia
8. Scene 38 - 44 #8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SCENE 38 IN, DI KANTIN SEKOLAH

Sebulan kemudian... (text)

Cast. Zafran, Bobi, Sandra, Luna

(Sandra makan dengan tiga temannya)

(Zafran makan dengan Bobi)

(Zafran menatap Sandra)

Zafran (Vo Prolog) :

Tawanya kembali, meski tak sesempurna sebelumnya. Dan aku masih tetap begini...melihatnya dari jauh tanpa berani mengatakan apapun.

(Bobi mengikuti ke mana mata Zafran melihat)

Bobi : Cie...yang lagi mantau. Lo kira dia punya lo apa? Sampai diawasin segala.

(Zafran menatap Bobi)

Zafran : Apaan sih? Gue cuman mau mastiin, kadar kesedihannya udah berkurang berapa persen.

Bobi : Ya elah, lo temennya aja bukan.

Zafran : Iya, gue emang bukan temennya, tapi gue fans-nya. Nggak ada fans yang suka lihat idolanya sedih. Lo kayak gitu juga kan kalau Pak Jokowi sedih?

Bobi : Pak Jokowi sedih karena masih banyak rakyat yang menderita. Lah, gue kan salah satunya. Gue yang bikin dia sedih, kenapa gue sedihin dia balik?

Zafran : Ngeles mulu kayak bajaj.

Bobi : Bukan bajaj, tapi Luna.

(Zafran dan Bobi tertawa)

(Luna datang)

Luna : Ngapain ngomongin gue? (sambil duduk di sebelah Bobi dan meletakkan pesanannya di atas meja)

Bobi : Ck. Lo nggak punya temen apa selain kita? Lo tuh cewek. Cari sana temen cewek.

Luna : Nggak mau. Cewek suka gosip.

(Luna mulai makan)

(Bobi menyeringai)

Bobi : Lo juga cewek, Hayati.

Luna : Lo ngerti konsep gosip nggak sih? (menatap Bobi)

Luna : Gosip itu ketika dua orang atau lebih membicarakan orang lain yang tidak hadir di tengah mereka. Kalau gue temen cewek aja nggak punya, siapa yang mau gue ajak gosip? Tembok?

Bobi : Siapa tahu diem-diem lo punya second acc buat ngehujat orang. Gosip tuh kayak teknologi, berkembang!

Luna : Hellow! Lo pikir gue punya waktu buat ngelakuin itu? Nggak usah ngadi-ngadi, ya!

(Zafran berdiri sambil menggebrak meja)

(Luna dan Bobi terkejut)

(Luna dan Bobi menatap Zafran yang saat ini tengah menatap mereka dengan ekspresi kesal kesal)

(Anak-anak menatap ke arah Zafran dengan ekspresi bingung)

Zafran : Kalau kalian ribut, gue pindah!

Luna, Bobi : Sana!!!

(Zafran terkejut)

(Zafran menatap ke sekeliling)

(Begitu mata Zafran bertemu dengan mata Sandra, Zafran menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Sandra)

(Zafran menatap Luna dan Bobi sambil duduk dan nyengir)

Zafran : Gue bercanda.

Luna, Bobi : Ish.

 

SCENE 39 IN, DI DALAM MOBIL

Cast. Zafran, Raka, Luna

(Pulang sekolah)

(Raka bermain ponsel, sementara Zafran hanya memperhatikan jalanan lewat kaca jendela)

(Mobil berhenti di lampu merah)

(Zafran menatap video tron yang terpampang di dekat lampu merah)

(Di video tron, tampak Tommy Bachtiar dan pendampingnya di pilkada 2017 sedang mendaftar pilgub DKI di KPU)

*flashback Zafran dan Juki di depan ruang BK

Juki : Dia nggak butuh lo selamanya, dia cuman butuh lo sampai dia menguasai Jakarta.

(Zafran termenung)

Zafran (Vo Prolog) :

Meski aku benci kalimat itu, tetapi aku sulit mengeluarkannya dari pikiranku. Semakin hari, semakin banyak bukti yang menguatkan pendapat Juki soal ini.

(menatap Raka)

Namun, jika itu benar, seharusnya Raka tidak pernah membenciku karena aku hanya korban. Aku semakin pensaran, sifat seperti apa yang dimiliki saudara tiriku ini? Apakah dia orang yang baik, atau justru sebaliknya?

Raka : Ngapain ngelihatin gue? (sambil terus fokus ke ponselnya)

Zafran : Gapapa. Cuman mau ganti pemandangan.

(Zafran mengalihkan pandangannya ke luar jendela)

(Ponsel Zafran berdering)

(Zafran mengambil ponselnya dan mengangkat telepon dari Luna)

Zafran : Kenapa, Lun?

(Diam-diam, Raka mendengarkan pembicaraan Zafran dan Luna)

Luna : Duh, gimana ya ngomongnya?

Zafran : Udah, ngomong aja.

Luna : Umm...sebenernya...nyokap gue ngajak lo makan malem. Kebetulan, hari ini pemasukan dari loundry lumayan banyak. Jadi, dia mau adain syukuran kecil-kecilan sambil ngelepas kangen sama lo. Nanti malem jam delapan. Lo...bisa, kan?

Zafran : Umm...bisa sih. Udah lama juga gue nggak makan makanan rumahan.

Luna : Ih, ngeledek lo. Masakan nyokap gue enak tahu. Saking enaknya, gue sampai merem pas makan.

(Zafran tertawa)

Zafran : Emangnya lo kelinci?

Luna : Kalau iya kenapa?

Zafran : Nggak cocok. Lo tuh cocoknya jadi ayam. Berisik! Apalagi kalau udah ketemu Bobi, kerjaannya berante...m mulu kayak ayam jago diadu.

Luna : Biarin. Nggak akur sama orang udah jadi passion gue.

Zafran : Pantes ngeselin.

Luna : Udah, ah. Lama-lama lo kayak Bobi deh, bawaannya ngajak ribut. Udah, ya, gue tutup. Gue mau bantuin nyokap. Bye!

(Luna menutup telepon)

(Zafran memasukkan ponselnya ke saku celananya)

Raka : Ada apa?

Zafran : Sejak kapan lo kepo sama urusan gue?

(Raka terdiam)

 

SCENE 40 IN, DI RUMAH SANDRA

Cast. Sandra, Mama, Papa

(Suasana malam)

(Sandra pulang les)

Sandra : Assalamualaikum. (sambil membuka pintu dan melepas sepatunya)

Mama : Waalaikumussalam. (sambil membukakan pintu)

(Begitu pintu dibuka, Sandra menyalami Mama)

Mama : Setelah ganti baju, temui Mama di ruang tengah. Mama mau bicara serius sama kamu.

Sandra : Kenapa nggak sekarang aja, Ma? Aku capek. (sambil berjalan meninggalkan Mama)

(Mama mengikuti Sandra)

Mama : Nggak bisa, San. Ini menyangkut nilai kamu. Sejak Nia meninggal, kamu sering bolos les. Mama berencana untuk kasih kamu jam tambahan sebagai ganti jam yang udah kamu buang. Jadi, Mama pengen kita bahas soal waktunya. 

(Sandra berhenti dan berbalik badan)

(Mama berhenti)

Sandra : Aku nggak mau. Les yang Mama jadwalin udah terlalu banyak dan menyita waktu. Kalau Mama tambahin, aku nggak akan punya waktu untuk santai.

Mama : Justru itu. Mama pengen kamu semakin fokus dalam belajar. Kalau kebanyakan santai, bisa-bisa kamu keteteran dan kalah bersaing sama temen-temen kamu. Kamu masih mau ke UI, kan?

(Sandra menampakkan raut kesal)

Sandra : Ma! Temen-temen aku yang mau ke Harvard aja nggak sampai segitunya lho. Mereka masih punya waktu ke mall sama temen-temennya... masih bisa hangout...masih bisa main games.

Mama : Kamu beda sama mereka! Tanpa harus belajar, mereka udah pinter! Sedangkan kamu?! Kamu inget tahun kemarin?! Gara-gara kamu ikut lomba ini itu, nilai kamu turun! Kamu yang biasanya di bawah Nia jadi jauh dari Nia! Sekarang, dengan enggak adanya Nia, seharusnya kamu bisa di posisi satu!

(Sandra menggeleng dengan raut tak percaya)

Sandra : Bisa-bisanya Mama bersyukur atas kepergian Nia!

Mama : Mama nggak bersyukur! Mama cuman mau kamu memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi yang terbaik!

(Air mata Sandra menetes)

Sandra : Lebih baik jadi yang kedua daripada jadi yang terbaik tapi nggak ada Nia di samping aku!

(Sandra keluar rumah)

Mama : Sandra! Kamu mau ke mana?! Mama belum selesai!

(Papa datang)

Papa : Sandra, kamu mau ke mana? (memegang tangan Sandra tetapi Sandra tepis)

(Papa memegang tangan Mama untuk mencegah Mama mengejar Sandra)

Papa : Udah, Ma. Paling Sandra cuman ke taman komplek. Biarin dia sendiri.

Mama : Ya Allah, pusi...ng kepala Mama. Bukannya ngedengerin kalau orang tua ngomong malah ngebentak-bentak. Sakit, Pa! (memukul dadanya)

Papa : Sabar, Ma. Perasaan Sandra masih sensitif. (sambil mengelus pundak Mama)

Mama : Argh! (sambil menepis tangan Papa lalu berjalan menuju kamar)

Papa : Ma!

(Papa mengikuti Mama)

(Mama menutup pintu dengan keras dan membuat Papa berhenti tepat sebelum Papa masuk)

Papa : Ya Allah... (sambil memegang jidatnya)

 

SCENE 41 EX, DI DALAM MOBIL

Cast. Zafran, Sandra, sopir

Zafran : Beli di situ aja, Pak. (sambil menunjuk toko roti di pinggir jalan)

Zafran : Baik, Den.

(Sopir memperlambat laju mobilnya)

(Begitu sampai, sopir turun dari mobil dan masuk ke toko roti)

(Zafran menunggu sambil bermain ponsel)

(Tak berselang lama, sopir masuk mobil)

(Sopir memberikan roti pesanan Zafran)

(Zafran meletakkan pesanannya ke sampingnya)

Zafran : Makasih, Pak.

Sopir : Sama-sama, Den.

(Sopir menyalakan mesin mobil)

(Baru saja berjalan, sopir mengerem karena hampir menabrak Sandra yang datang dari belakang)

(Zafran terkejut)

(Sandra menganggukkan kepalanya lalu lanjut berjalan)

Zafran : Kak Sandra?

Sopir : Aden kenal?

Zafran : Iya, Pak. Dia kakak kelas saya.

Sopir : Jam segini kok masih pakai seragam, ya? Apa dia baru pulang sekolah?

Zafran : Mungkin.

(Zafran berfikir sejenak)

Zafran : Umm...saya keluar sebentar ya, Pak.

Sopir : Oh, baik, Den.

(Zafran keluar dari mobil)

 

SCENE 42 EX, DI PINGGIR JALAN

Cast. Zafran, Sandra

(Sandra berjalan sambil menangis)

(Zafran mengikuti Sandra)

Zafran (Vo Prolog) :

Melihat Sandra berjalan sendirian, entah kenapa, aku tidak tega. Apalagi, ini sudah malam dan dia hanya terus menangis. Apa dia merindukan Kak Nia? Atau...dia sedang mengalami masalah dengan keluarganya? Mengapa aku hanya bertanya pada diriku sendiri? Aku memang pengecut. Bahkan, berjarak satu meter saja aku tidak berani.

 

SCENE 43 EX, DI TAMAN KOTA

Cast. Sandra, Zafran

(Sandra berhenti berjalan, begitu juga Zafran)

(Sandra mengedarkan pandangannya)

(Sandra melihat orang-orang berlalu lalang di taman kota)

(Pandangan Sandra terhenti pada muda-mudi yang tengah bermain kembang api sambil berfoto)

(Sandra tersenyum)

(Zafran membeli kembang api)

(Begitu dapat, Zafran menghampiri Sandra setelah beberapa kali mengatur napasnya)

(Zafran memberikan kembang api kepada Sandra)

(Sandra menatap kembang api yang diberikan Zafran, baru menatap ke pemberinya)

Zafran : Buat Kakak.

(Sandra mencoba mengingat wajah Zafran)

Sandra : Kamu...yang sering bikin kantin heboh, kan?

(Zafran menunduk sambil tertawa)

Zafran : Iya, Kak.

(Sandra tersenyum)

(Zafran mengangkat kepalanya)

Zafran : Umm...ini, Kak. (menyodorkan kembang api)

(Sandra tersenyum sambil menerima kembang api pemberian Zafran dan menatap kembang api itu)

Sandra : Makasih.

Zafran : Umm...jangan...sedih lagi ya, Kak. Nanti mata Kakak hilang. (sambil menunjuk mata Sandra)

(Sandra tertawa)

(Sandra tersenyum ke arah Zafran, kemudian mengangguk)

Sandra : Sama seperti kembang api ini, kisah kita bersama seseorang juga akan habis. (sambil menatap kembang api yang terus menyusut)

Zafran : Karena itu...selagi masih ada waktu...harus dimanfaatkan dengan baik.

(Sandra menatap Zafran)

(Zafran tersenyum lalu berlari ke tengah taman dan memainkan kembang apinya)

(Sandra tersenyum melihat Zafran memutar-mutar kembang apinya sambil berjoget)

Zafran : Sini, Kak!

(Sandra mengangguk lalu berlari menghampiri Zafran dan menirukan gerakan Zafran)

(Banyak orang memperhatikan mereka dan ikut berjoget)

(Suasana semakin meriah saat seseorang menyetel tape musiknya)

(Lagu Kenangan Manis-Pamungkas diputar)

Zafran (Vo Prolog) :

Aku senang dapat menjadi alasan Sandra Diana tertawa malam ini. Meskipun kembang api kami sudah habis, kami tidak kehabisan cara untuk bahagia. Seperti sepenggal lirik pada lagu yang sedang diputar, kami tertawa lepas tanpa ada makna.

(Zafran mengajak Sandra mecoba berbagai macam jajanan, yang pertama sempol)

Zafran : Kakak harus cobain ini. Rasanya ena...k banget. (sambil memberikan sempol kepada Sandra)

(Sandra mencicipi sempol pemberian Zafran)

Sandra : Hmm. (sambil mengangguk dan mengacungkan jempol ke arah Zafran)

(Zafran dan Sandra menuju penjual tteokbokki)

(Sandra mencicipi tteokbokki)

(Sandra kepedasan)

(Zafran tertawa)

(Zafran dan Sandra mengelilingi taman kota dengan perasaan bahagia)

 

SCENE 44 IN, DI RUMAH LUNA

Cast. Luna, Atika

(Luna mondar-mandir sambil menghubungi Zafran, tetapi tidak diangkat)

(Atika duduk di meja makan sambil menatap ke arah jam yang sudah menunjukkan angka 9)

(Atika menatap ke arah Luna yang masih mencoba menghubungi Zafran)

Atika : Ya udah, Lun, nggak usah dicoba lagi. Mungkin Zafran ada urusan mendadak.

(Luna menghampiri Atika)

(Luna duduk di depan Atika)

Luna : Sayang banget, Ibu udah masak sebanyak ini tapi Zafran malah nggak dateng.

(Atika tersenyum)

Atika : Nggak papa. Masih ada waktu lain. Kita kan nggak bisa samain jadwal kita sama Zafran.

(Luna mengangguk)

(Luna dan Atika makan)

(Luna berusaha tersenyum di depan Atika meskipun ia menyimpan kekecewaan yang begitu besar kepada Zafran)

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar