FANBOY
cia
5. Scene 18 - 21 #5

SCENE 18 EX, DI LAPANGAN SEKOLAH

Cast. Zafran, Sandra, Luna, Bobi

(Zafran, Bobi, Luna, dan anak-anak lain duduk sambil memegang alat tulis)

(Di depan, para senior sedang menjelaskan kegiatan ospek hari ini)

Senior pemandu ospek : Hari ini, saya akan mempertemukan kalian dengan orang-orang hebat. Mereka telah mengharumkan nama Galaxy, baik di negeri sendiri, maupun di kancah internasional.

(Semua bertepuk tangan sambil bersorak sorai)

(Zafran mengamati satu per satu senior berprestasi yang berdatangan)

Bobi : Nyari siapa, Za? (berbisik)

Zafran : Maria Teguh.

Bobi : Hah? Sejak kapan Mario Teguh punya kembaran?

Zafran : Bukan. Itu panggilan dari gue karena ucapan dia selalu memotivasi.

(Bobi mengangguk)

Bobi : Yang mana?

Zafran : Itu...yang paling cantik. (sambil menunjuk Sandra)

Luna : Ssst!

(Zafran dan Bobi berhenti tengak-tengok)

(Bobi menatap kesal ke arah Luna, Luna membalasnya)

Senior pemandu ospek : Setelah mereka kenalan, saya akan memberi kalian kesempatan untuk bertanya.

(Senior itu menatap ke arah Sandra)

Senior pemandu ospek : Silahkan, Kak.

Sandra : Makasih. (sambil berjalan satu langkah ke depan)

(Mata Zafran berbinar begitu Sandra maju)

Sandra : Halo semua! Gimana ospek hari ini?

(Anak-anak menjawa ‘tegang’, tetapi dengan pede-nya Zafran berteriak ‘seru’)

(Anak-anak yang ada di sebelah Zafran langsung memukulnya dengan buku yang mereka pegang)

(Keriuhan mereda setelah para senior yang memandu ospek menyuruh mereka untuk diam)

Sandra : Tegang, lelah, bahkan seru itu biasa, kok. Kita semua pernah ada di posisi itu. (menatap orang-orang di sampingnya)

Sandra : Satu hal yang harus kalian ingat. Selama mindset kalian tentang senioritas, perploncoan, atau apapun itu kalian ubah, aku yakin, kesan tentang ospek bakal lebih baik. Anyway, aku Sandra Diana. Orang-orang mulai mengenalku karena kejuaran esai tahun lalu. Buat kalian yang suka berimajinasi, jangan disimpen lama-lama, ya. Imajinasi kalau nggak cepet-cepet direspon bakalan nggak guna. Harus dituangin ke esai, buku, blog, atau media lain. Bukan cuman uang yang dituju, tapi siapa tahu setelah baca karya kita, mereka yang ngerasa related nggak ngerasa sendiri lagi.

(Sandra mengangguk sambil mengulungkan senyum)

Prok prok prok! (anak-anak bertepuk tangan)

Sandra : Mungkin itu aja yang bisa aku sampaikan.

Senior pemandu ospek : Baik, itu adalah sambutan dari salah satu siswi berpretasi yang telah menginspirasi begitu banyak orang lewat tulisannya. Bagi kalian yang ingin bertanya, silahkan mengangkat tangan dan berdiri. Jangan lupa untuk menyebutkan nama dan kelas.

(Banyak anak mengangkat tangan, termasuk Zafran)

Senior pemandu ospek : Silahkan, kamu. (menunjuk ke arah Zafran)

(Zafran terkejut karena tadi ia hanya iseng)

Zafran : Umm...maaf, Kak. Saya bukan mau nanya. Saya mau izin ke toilet. (dengan gugup)

Anak-anak : Hu... (bersorak)

Zafran : Hehehe...

 

SCENE 19 EX, DI KANTIN

Cast. Zafran, Bobi, Sandra, Luna, Raka, Dara, Nia, Juki

(Sandra, Dara, dan Nia makan semeja)

(Dara dan Nia makan bakso, sedangkan Sandra makan bekal yang biasa dia bawa)

Sandra : Soal taekwondo...kamu udah mutusin?

(Dara mengangguk sambil terus mengunyah)

Dara : Besok aku berangkat. Aku akan izin dua bulan.

Sandra : Se-lama itu?

(Dara mengangguk)

(Sandra menampakkan wajah sendu)

Sandra : Nggak siap nahan kangen. (sambil memeluk Dara)

(Dara menunjukkan wajah sok imut)

Dara : Puk puk. (sambil menepuk pundak Sandra)

(Sandra mengalihkan pandangannya ke arah Nia yang sedang melamun)

Sandra : Ni?

(Nia masih melamun)

Sandra : Nia! (sambil menggoyangkan badan Nia)

Nia : Eh, iya? Kenapa, San?

Sandra : Lagi ada pikiran? Kok ngelamun terus?

(Nia menggeleng sambil tersenyum tipis)

Nia : Kecapekan aja.

Dara : Jangan belajar terlalu keras, Ni. Mesin aja kalau nggak istirahat bisa panas dan rusak, apalagi otak manusia.

Nia : Iya, Ra.

Dara : Oh, ya. Sebelum kita LDR dua bulan, gimana kalau nanti malem kita hangout. Katanya, di Senayan lagi ada pameran.

Sandra : Wah, boleh tuh.

(Nia mengangguk)

(Sandra mengalihkan pandangannya ke arah Nia)

Sandra : Lesu banget, sih? Yang semangat dong. Oh, baksonya kurang, ya?

(Nia tertawa)

Nia : Pertanyaan itu buat Dara.

Dara : Ih, kok aku, sih? Kumat nih ngeselinnya. Aku aduin Mas Angga, ya?

(Sandra dan Nia saling berpandangan)

Dara : Angga Aldi Yunanda.

Sandra, Nia : Oh...suami halu...

(Sandra dan Nia tertawa)

(Zafran dan Bobi datang)

(Setelah memesan makanan, Zafran dan Bobi celingak-celinguk mencari meja kosong)

(Suasana kantin yang ramai menyulitkan mereka menemukan meja yang masih kosong)

Bobi : Za! Maria Teguh! (sambil menunjuk Sandra)

(Mata Zafran mengikuti arah telunjuk Bobi)

Bobi : Yuk, ke sana. (menepuk bahu Zafran)

Zafran : Enggak!

Bobi : Kenapa, sih? Masih kosong, tuh.

(Zafran menggeleng dengan wajah ketakutan)

Bobi : Ayo! (menggeret tangan Zafran)

(Zafran menahan tubuhnya agar tidak berpindah tempat)

Zafran : Malu, Bob.

Bobi : Kayak punya aja, lo. Udah, gapapa.

(Aksi saling tarik-menarik Zafran dan Bobi berujung pada jatuhnya semangkuk soto yang dibawa salah satu seniornya, namanya Juki)

Juki : Woi! Kalian pikir ini lapangan, ha?!

(Semua anak auto terdiam dan menyaksikan pemandangan tersebut)

Zafran : M-maaf, Kak. (sambil menurunkan badannya untuk membereskan pecahan mangkuk)

(Bobi membantu Zafran)

(Juki menendang pecahan mangkuk di dekatnya)

(Pecahan itu mengenai tangan Zafran dan membuatnya berdarah)

(Zafran sempat terkejut, tetapi tetap melanjutkan pekerjaannya)

Juki : Hati-hati. (dengan ketus)

(Luna datang)

(Luna kesal melihat Zafran diperlakukan tidak baik)

(Luna mengambil air mineral salah satu siswi lalu menghampiri Juki dan mengguyur Juki dengan air mineral itu)

(Semua anak terkejut)

Zafran : Lun!

(Zafran dan Bobi berdiri)

(Luna menatap Zafran)

(Zafran menggeleng)

(Luna mengalihkan pandangannya ke arah Juki)

Luna : Minta maaf, Kak! Sebagai senior, seharusnya Kakak malu ngelakuin itu!

(Juki menatap tajam ke arah Luna)

Juki : Brengsek lo! (sambil menggerakkan tangannya ke depan untuk memukul Luna)

(Luna memegang tangan senior)

Luna : Apa meminta maaf sesusah itu?!

(Zafran tidak tahan melihat sikap Luna)

Zafran : Ikut gue. (sambil menggandeng tangan Luna dan membawanya meninggalkan kantin)

(Diam-diam, sambil duduk di meja untuk menunggu pesanan, Raka memperhatikan mereka, terutama Luna)

(Zafran berhenti sejenak saat matanya menangkap ke arah Sandra, kemudian ia melanjutkan perjalanannya)

(Bobi menggantikan tugas Zafran untuk membereskan pecahan mangkuk)

 

SCENE 20 EX, DI PINGGIR LAPANGAN

Cast. Zafran, Luna

(Zafran melepas tangan Luna dari genggamannya)

Zafran : Cari mati?! Lo bisa habis besok pas ospek! (menatap Luna dengan ekspresi marah)

Luna : Gue nggak peduli! Terlepas dia senior kita, tindakan dia udah termasuk bullying! Apa itu adil buat lo?!

Zafran : Gue nggak ngerasa dibully! Gue yang salah karena jatuhin makanan dia! Jadi, udah sepantasnya gue ngeberesin pecahan mangkuk itu! Dan soal ini?!

(Zafran menunjukkan jarinya yang berdarah)

Zafran : Dia bukannya sengaja bikin gue berdarah, tapi kebetulan tangan gue maju waktu dia tendang pecahan itu!

(Luna menyeringai, lalu menggeleng tidak percaya)

Luna : Lo polos atau bodoh, sih?! Kenapa lo nggak pernah punya pembelaan?! Saat gue nawarin diri jadi guru lo, dengan gampangnya lo percaya sama gue padahal mungkin aja gue bohong soal ranking itu! Bahkan, setelah tahu lo dibuang, lo masih bisa positif thinking! Lo juga nggak berkutik meskipun orang lain nginjek harga diri lo di depan umum!

(Luna menggeleng)

Luna : Sumpah, lo orang teraneh yang pernah gue temui!

(Luna meninggalkan Zafran)

(Kata-kata Luna tentang Zafran yang tidak pernah punya pembelaan terus teringang di pikirannya)

*Flashback Raka meminta Zafran tidak bersekolah di SMP maupun SMA yang sama

(Zafran menyeringai)

Zafran (Vo Prolog) :

Luna benar. Aku memang tidak pernah punya pembelaan. Bahkan, aku masih memikirkan orang lain saat aku sendiri tidak baik-baik saja.

(menatap jarinya yang berdarah)

Dasar bodoh!

 

SCENE 21 EX, PAMERAN

Cast. Sandra, Dara, Nia

(Malam itu, Sandra, Dara, dan Nia datang ke pameran)

(Mereka mencoba bianglala, kora-kora, hingga rumah hantu)

(Setelah mencoba beberapa wahana, mereka melakukan sesi foto di photobox)

(Setelah berfoto, mereka melihat hasilnya bersama-sama)

Dara : Unch, cantik banget. (sambil mengelus photostrip tepat di bagian wajahnya)

Sandra : Iya deh, iya.

Nia : Yang ini lucu. (sambil menunjuk salah satu foto)

Dara : Tapi aku kelihatan tembem.

Nia : Sedikit doang.

(Dering ponsel Sandra berbunyi)

(Setelah melihat layar, Sandra izin untuk menepi)

(Sandra mengangkat telepon dari Mama)

Sandra : Kenapa, Ma?

Mama : Malam ini, jadwal les privat kamu diganti jadi jam 9, ya? Jangan sampai telat.

(Sandra menghela napas)

Sandra : Iya, Ma.

Mama : Jangan jajan sembarangan. Kalau nggak ada yang sehat, lebih baik nggak beli apapun.

Sandra : Iya, Ma.

Mama : Mama tutup.

(Sandra mematikan ponselnya dan menghampiri Dara dan Nia)

Dara : Nyokap?

(Sandra menggeleng)

Sandra : Pacar.

(Dara dan Nia tertawa)

(Dara menghela napas)

Dara : Selamanya, kita adalah anak kecil di mata ibu.

(Sandra mengangguk)

Nia : Ke sana, yuk! (menunjuk ke arah stan buku)

Dara : Oh my God! Bisa muntah gue.

Nia : Ayo... (menarik tangan Sandra dan Dara)

(Sandra, Dara, dan Nia berjalan menuju stan buku)

(Sesampainya di stan buku, Sandra dan Nia mencari buku yang mereka inginkan, sementara Dara hanya duduk sambil memainkan ponselnya)

(Nia mengambil buku berjudul “Survive Bullying at Work” karya Lorenza Clifford)

(Nia menatap buku tersebut dengan tatapan sendu)

(Sandra datang)

Sandra : Survive Bully- (mengeja judul buku yang dibawa Nia)

(Nia terkejut)

Nia : Tadi...jatuh. (sambil meletakkan buku yang ia bawa ke tempat semula)

(Nia salah tingkah)

(Sandra mengangguk dengan eskpresi ragu)

Nia : Umm...kamu...udah dapet buku yang dicari?

Sandra : Belum. Makanya aku ke sini. Ada dua buku yang nggak bisa aku pilih. Aku butuh saran kamu.

(Nia mengangguk)

Nia : Ya udah, kita pilih bukunya bareng-bareng.

(Sandra mengangguk)

Sandra : Di situ. (sambil menunjuk ke tempat ia mencari buku)

(Sandra mengantar Nia ke tempat ia mencari buku)

(Sandra dan Nia berdiskusi untuk memilih buku mana yang lebih baik Sandra beli)

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar