Cita-Cita Hana
16. Scene 151-164 (Akhirnya)

151.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - PAGI

Kita melihat semua member sedang berlatih bersama. Di posisi Saga, dia tampak terus melihat ke arah pintu masuk seperti sedang menunggu seseorang.

Latihan pun selesai. Saga menghampiri Dero.

SAGA

Hana mana? Absen lagi?

DERO

Semalem dia nelpon gue. Dia keluar klub.

SAGA

Alasannya?

DERO

Katanya sih dia juga udah enggak ngampus lagi.

Saga kaget tapi tidak terlalu kentara. Dia langsung berlari ke arah ruang ganti. Tidak lama Saga keluar dengan buru-buru setelah ganti pakaian. Dero yang memperhatikannya tampak heran.

CUT TO

152.EXT. RUMAH HANA - GERBANG - PAGI

Kita melihat Saga sudah berhadapan dengan seorang satpam.

SAGA

Hananya ada?

SATPAM

Non Hana baru aja berangkat ke Bandara, Mas.

SAGA

Ke mana?

SATPAM

Katanya ke Amerika.

Saga berbalik pergi. Dari arah dalam Alsa datang. Alsa menghampiri Saga yang hendak naik ke motornya. Alsa menahan lengan Saga.

ALSA

Kamu udah terlambat. Kemungkinan Hana udah ada di pesawat.

Saga menatap Alsa dengan tajam.

SAGA

Kamu yang buat Hana pergi?

ALSA

Aku cuma menyarankan. Dia yang milih ini.

SAGA

Saya pikir kamu udah berubah. Tapi ternyata saya terlalu naif dengan harapan saya ke kamu.

Saga cepat-cepat menyalakan mesin motornya dan melaju pergi. Kita bisa melihat jelas kalau Alsa tampak menahan marah dan kesal.

CUT TO

153.EXT/INT. MOBIL - DALAM PERJALANAN - PAGI

Kita melihat Mang Didi sedang fokus mengendarai mobil. Di bangku belakang Hana tampak gusar. Dia berkali-kali melihat ke depan dan jendela di sampingnya secara bergantian.

Mang Didi dari spion memperhatikan gerak-gerik Hana.

MANG DIDI

Ku naon atuh neng? Dari tadi mamang perhatiin kok gelisah sekali?

Hana meringis kecil.

HANA

Enggak apa-apa, Mang. Kira-kira kita sampai bandara jam berapa?

MANG DIDI

Sekitar sejam lagi kurang lebih. Semoga aja teu macet. Neng Hana, kenapa atuh pakai pergi ke negara orang? Emangnya enggak suka sama negara sendiri?

Hana panik ketika melihat ke arah depan.

HANA

Mang, awas!

Mobil yang dikendarai mang didi keluar jalur. Dari lawan arah ada mobil truk besar yang melaju kencang. Mang Didi banting setir ke kanan. Tapi truk malah menghantam bagian di mana tempat Hana duduk.

DISSOLVE TO

154.INT. RUMAH SAKIT - ICU - MALAM

Kita melihat Hana terbaring lemah di ranjang pasien. Seluruh tubuhnya penuh dengan alat medis. Di sebelahnya ada Riko yang mengenakan pakaian steril, sedang duduk memperhatikan Hana dengan wajah sedih. Riko menangis.

RIKO

Maafin Om, Hana. Seharusnya Om bisa melarang kamu pergi.

CUT TO

155.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN ICU - MALAM

Kita melihat Riko keluar dari ruang rawat Hana. Seperginya Riko dari sana, beberapa jarak dari depan pintu, ada Saga yang berdiri dengan tatapan kosong. Pelan-pelan Saga mendekat ke pintu dan melihat ke arah dalam.

INSERT : Hana sedang berbaring di ranjang pasien dan masih tidak sadarkan diri.

Saga mulai menggerakan tangannya menggapai engsel pintu. Saga tampak ragu tapi akhirnya dia menekan engsel dan membuka pintu. Saga masuk ruangan dengan perlahan.

CUT TO

156.INT. RUMAH SAKIT - ICU - MALAM (BACK TO)

Terlihat Hana masih dalam posisi yang sama dari sebelumnya. Saga sudah berada di dalam. Dia melangkah dengan pelan menghampiri Hana lebih dekat. Saga terus menatap ke arah wajah Hana yang pucat.

Kemudian Saga duduk di sebelah Hana. Dia mengambil tangan Hana untuk digenggam.

Semua kilasan balik pertemuan pertama dengan Hana diingat lagi oleh Saga (Insert semua scene Saga dan Hana)

Mata Saga memerah. Dia mendekat ke wajah Hana dan mengecup keningnya.

SAGA (V.O)

Kalau saya memiliki satu kesempatan untuk menggunakan mesin waktu. Maka saya akan kembali saat di mana kamu pergi dari taman malam itu. Saya akan ungkapkan seluruh isi hati saya ke kamu, tanpa tersisa sedikitpun.
(Beat)
Saya terlalu bodoh untuk membiarkan banyak kalimat yang tertunda malam itu. Harusnya saya membiarkan kamu mengetahuinya. Dengan begitu kamu enggak akan pergi dari saya.

Saga meneteskan air mata.

SAGA (V.O) (CONT'D)

Saya mohon. Buka mata kamu. Saya janji akan bersikap baik ke kamu.

DISSOLVE TO

157.INT. RUMAH HANA - RUANG TAMU - SORE

Kita melihat Saga dan Alsa sudah duduk berhadapan di sofa. Mereka tampak serius.

ALSA

Sekalipun kamu yang memohon, aku enggak akan mau ke rumah sakit.

SAGA

Saya enggak akan paksa kamu. Tapi ada hal yang harus kamu tau.

Alsa terdiam. Dia tampak serius mendengarkan Saga.

CUT TO FLASHBACK

158.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - SORE

Saga baru saja selesai melatih Hana secara pribadi. Mereka sedang beristirahat di sisi ruangan. Keduanya duduk bersebelahan.

SAGA

Kalau kamu terus serius seperti ini, kamu bisa pindah sabuk secepatnya.

Hana tampak semringah.

HANA

Semua ini berkat elo juga. Makasih ya. Gue jadi percaya diri buat jagain kakak. Apalagi dari cowok-cowok yang suka gangguin kakak.

SAGA

Kakak kamu cewek?

HANA

Iya. Kita udah kayak pasangan ratu Elsa sama putri Anna. Kakak beradik yang saling sayang. Ya walaupun sekarang belum keliatan.

SAGA

Maksudnya?

HANA

Sikap kakak masih dingin banget sama gue. Ada satu hal yang bikin kakak benci banget sama gue. Karena gue udah ambil kebahagiaannya kakak.

Hana mulai tampak serius. Dia bercerita sambil menghadap ke depan. Sementara Saga terus memperhatikan wajah Hana dari arah samping.

SAGA

Kebahagiaan apa yang kamu ambil dari kakak kamu?

HANA

Karena gue, orang tua kita meninggal. Gue enggak bisa cerita detailnya ke elo. Tapi yang jelas, gue lah penyebab semua itu. Jadi wajar kalo kakak benci banget sama gue.
(Beat)
Kalo gue punya satu permintaan, gue lebih milih untuk gak lahir ke dunia. Biar ayah dan ibu masih ada di sini. Terus bahagia sama kakak.

SAGA

Kematian udah ada yang ngatur. Bukan salahnya manusia.

HANA

Kematian memang Tuhan yang ngatur. Tapi belum tentu manusia juga gak ikut andil di dalemnya.

Hana mengembuskan napas kasar. Dia berdiri.

HANA (CONT'D)

Udah ah. Gue mau ganti baju dulu.

Hana beranjak pergi. Saga juga berdiri dari posisinya. Baru beberapa langkah, Hana berhenti dan berbalik menghadap Saga.

HANA (CONT'D)

Sejak kecil, gue punya satu cita-cita yang masih gue kejar sampai sekarang.

SAGA

Dapet sabuk abu-abu?

Hana tertawa geli.

HANA

Gue baru tau kalo sabuk abu-abu gak ada.

SAGA

Terus apa cita-cita kamu?

FLASHBACK CUT TO

159.INT. RUMAH HANA - RUANG TAMU - SORE (BACK TO)

Saga dan Alsa masih duduk berhadapan dengan serius. Alsa baru saja selesai mendengarkan semua cerita Saga tentang Hana. Mata Alsa tampak memerah menahan tangis.

SAGA

Dia cuma mau pelukan hangat dari kamu, kakaknya. Sama seperti waktu kalian kecil. Walaupun Hana enggak terlalu ingat, dia masih suka liat album foto kalian.

Alsa menjatuhkan air mata dan cepat-cepat menghapusnya.

SAGA (CONT'D)

Saat saya menyatakan perasaan saya, dia langsung menolaknya. Nama kamu yang pertama kali disebut. Dia mau saya sama kamu. Hanya ada kamu di pikiran dan hatinya.
(Beat)
Saat saya belum tau kalau kamu kakaknya, saya sangat iri sama kamu. Bisa mendapatkan cinta yang begitu besar dari seseorang. Bahkan, rasanya Hana rela menukar nyawanya untuk kebahagiaan kamu.

ALSA

Cukup. Apapun yang kamu ucapin, aku enggak peduli. Lebih baik kamu pergi dari sini.

Alsa berdiri dan bergegas pergi meninggalkan ruang tamu.

CUT TO

160.INT. RUMAH HANA - KAMAR HANA - SORE

Kita melihat Alsa masuk ke kamar Hana dengan langkah pelan. Pandangannya memperhatikan setiap sudut kamar Hana.

Alsa duduk di pinggir ranjang dan melihat ke pigura foto di nakas. Alsa mengambilnya dan menatapnya dengan haru. Alsa menjatuhkan air mata dan langsung menghapusnya. Dia mengembalikan pigura foto ke nakas.

Kemudian Alsa berdiri dan hendak keluar. Tapi Alsa melihat sebuah foto di meja belajar Hana. Foto Hana dan dirinya saat masih kecil. Di dalam foto itu mereka sedang berpelukan. Alsa menghampiri meja belajar dan memandangi foto tersebut.

CUT TO FLASHBACK

161.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN RUANG BAYI - MALAM

Kita melihat Alsa kecil sedang digendong oleh ayahnya. Mereka sedang memperhatikan salah satu bayi yang posisinya di tengah. Kita bisa tahu kalau itu adalah Hana saat pertama kali lahir.

AYAH ALSA

Itu adik kamu, Hana. Kalian harus saling sayang ya. Hanya keluarga yang memiliki cinta tulus, lebih dari apapun.

ALSA KECIL

Iya, ayah.

AYAH ALSA

Alsa janji sama ayah?

Ayah Alsa mengacungkan kelingkingnya ke Alsa kecil. Lalu Alsa kecil menautkan kelingkingnya. Mereka saling berpelukan.

FLASHBACK CUT TO

162.INT. RUMAH HANA - KAMAR HANA - SORE (BACK TO)

Alsa menangis sesenggukan. Dia cepat-cepat keluar dari kamar Hana.

DISSOLVE TO

163.INT. RUMAH SAKIT - ICU - MALAM

Kita melihat Alsa melangkah perlahan menghampiri Hana yang masih terbaring tidak sadarkan diri di ranjang pasien. Tubuh Alsa sedikit gemetar. Dia duduk di sebelah Hana dan memandang wajah Hana dengan parau.

(Insert semua scene Alsa mengacuhkan Hana)

Alsa menangis tanpa suara. Dia membungkam mulutnya. Lalu Alsa mendekat ke Hana dan memeluknya cukup lama. Alsa juga mengecup kening Hana.

ALSA

(Terbata)

Kalau kamu buka mata kamu. Aku janji ... akan memulai semuanya dari awal. Aku bisa jadi kakak yang menyayangi adiknya.

Tiba-tiba TERDENGAR SUARA mesin detak jantung milik Hana yang berbunyi nyaring. Mendandakan keadaan Hana semakin memburuk. Alsa menjadi panik dan segera menakan tombol pemanggil dokter.

Tidak lama dokter dan beberapa perawat masuk ke ruangan. Mereka bersiap menggunakan kejut listrik ke Hana. Alsa tampak gelisah dan takut.

FADE OUT/FADE IN

164.INT. SEBUAH KAMAR - PAGI

2 tahun kemudian.

Kita melihat Hana berbaring di kasur. Dia sedang tertidur lalu membuka matanya. Hana tampak terkejut seperti habis mimpi buruk. Di sebelahnya dia melihat Alsa yang tersenyum. Hana langsung bangun terduduk dan memeluk Alsa.

ALSA

Kenapa? Abis mimpi buruk?

Hana mengangguk. Lalu melepas pelukannya pada Alsa.

HANA

Hana mimpi kakak jutek lagi sama Hana.

ALSA

Itu kan cuma mimpi buruk di masa lalu. Udah ya, jangan diinget-inget lagi. Sekarang kan, kita udah kayak pasangan queen dan princess.

Keduanya tertawa senang.

ALSA (CONT'D)

Yaudah sana cepetan rapi-rapi. Katanya kangen sama pemegang sabuk hitam.

HANA

Kan pesawatnya masih 4 jam lagi, Kak. Lagian kakak kenapa sih enggak ikut Hana aja ke Indo? Emang kakak enggak kangen sama temen-temen kakak di sana?

ALSA

Masih ada beberapa urusan kerjaan di sini. Setelah beres, nanti aku langsung nyusul kamu ya.

Hana mengangguk sambil tersenyum.

HANA

(Manja)

Mau peluk lagi.

Alsa membentangkan kedua tangannya dan memeluk Hana.

HANA (V.O)

Akhirnya cita-cita gue terwujud. Malah setiap hari dan setiap waktu. Gue pernah denger entah dari siapa. Kalo kita punya cita-cita, terus berjuang dengan niat yang tulus, hasil yang kita dapet juga akan baik kok. Siapapun yang bikin kalimat ini, semoga dia juga bahagia karena bisa wujudin cita-citanya.

FADE TO BLACK

TAMAT










Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar