Cita-Cita Hana
9. Scene 81-90 (Berkemah)

81.EXT. KAMPUS - DEPAN GERBANG - SORE

Kita melihat Hana berjalan ke arah luar gerbang. Dia terkejut ketika melihat Riko berdiri di depan mobilnya. Hana berjalan cepat menghampiri Riko.

HANA

Om Riko?

Riko tampak lega melihat Hana.

RIKO

Astaga, Hana. Kamu ke mana aja semalam? Kenapa ponsel kamu enggak bisa dihubungin?

HANA

Maaf, Om. Ponsel Hana mati. Batre powerbanknya juga abis. Semalam Hana nginep di rumah seseorang.

RIKO

Di rumah siapa? Temen kamu?

Hana tampak berpikir dan sedikit bingung.

HANA

Bukan temen juga sih, Om. Kapan-kapan Hana ceritain ya.

RIKO

Yaudah ayo kita pulang.

HANA

Enggak nunggu Kak Alsa dulu?

RIKO

Kakak kamu enggak akan mau pulang bareng kita.

Hana mengangguk dan mengikuti interuksi Riko untuk masuk ke mobil.

CUT TO

82.EXT/INT. MOBIL - DALAM PERJALANAN - SORE

Kita melihat Riko sedang mengemudi dengan fokus. Di sampingnya Hana sedang memandangi jalanan dari kaca jendela sebelahnya. Riko tampak melirik sesekali ke arah pakaian Hana.

RIKO

Sejak kapan kamu ikut klub taekwondo?

HANA

Hampir semingguan kayaknya.

RIKO

Kok bisa?

HANA

Bisa dong. Emangnya Om Riko enggak percaya kalo Hana sanggup ikutan taekwondo?

RIKO

Bukan gitu, Sayang. Maksud Om, apa alasan kamu ikut klub itu?

HANA

Biar Hana bisa lindungin Kak Alsa. Hana enggak suka liat Kak Alsa digangguin.

RIKO

Emang ada yang gangguin kakak kamu?

HANA

Ya gitu deh, Om. Oiya, Om. Lusa besok Hana mau ada latihan taekwondo di luar.

Wajah Riko tampak cemas.

RIKO

Di mana?

DISSOLVE TO

83.INT. RUMAH HANA - KAMAR HANA - PAGI

Kita melihat Hana sedang memasukan beberapa bajunya ke dalam tas jinjing. Sekitar kasurnya tampak cukup berantakan dengan aneka perlengkapan milik Hana. Kemudian Riko datang menghampiri dan duduk di kursi belajar.

RIKO

Kamu serius mau ikutan klub ini sampai akhir?

HANA

Kalo enggak serius, ngapain Hana mulai? Lagian nih ya, Om. Kalo Hana bisa sampai warna sabuk terakhir, pasti Hana bisa singkirin semua orang yang gangguin Kak Alsa. Dan secara enggak langsung juga berguna kan buat diri Hana sendiri?

RIKO

Tapi kamu kebalik, Na. Namanya aja seni bela diri. Berarti dengan ikut klub ini, kamu harus bela diri kamu sendiri dulu. Baru orang lain.

HANA

Itu kan secara umum. Beda dong kalo buat Hana.

Riko mengembuskan napas pasrah.

RIKO

Yang penting kamu hati-hati ya.

HANA

Iya, dong. Sekarang Hana udah jarang jatoh sendiri kok.

Hana tersenyum lebar ke arah Riko. Berbeda dengan Riko yang justru selalu tampak cemas.

INSERT : Alsa mendengar obrolan Hana dan Riko dari sisi pintu luar.

CUT TO

84.EXT. KAMPUS - PARKIRAN - PAGI

Kita melihat semua member sudah berkumpul di depan bis besar. Dari arah gerbang, Hana datang dengan berlari sambil menenteng dua tas jinjing berukuran sedang dan satu ransel di punggungnya.

Semua orang memperhatikan Hana dengan heran. Ada Saga dan Dero juga di sana.

SENIOR 2

Kamu mau piknik?

Hana menggeleng.

HANA

Bukannya kita mau latihan di luar?

SENIOR 2

Tapi enggak dengan bawaan sebanyak itu.

Senior 1 mendekat ke Hana dan memperhatikan dua tas punya Hana.

SENIOR

Tinggalin satu tas kamu di ruang latihan. 5 menit. Lebih dari itu kita tinggal.

Hana jadi panik. Dia langsung berlari ke arah ruang latihan.

CUT TO

85.INT. BUS - PAGI

Terlihat semua member sudah masuk ke bis dan menempati kursi masing-masing. Hana masuk paling terakhir. Dia berjalan menuju bagian paling belakang dan melihat Saga. Hana tampak semringah dan ingin menghampiri Saga. Namun tangannya ditarik oleh Bima yang sudah duduk tepat di kursi sebelahnya. Hana sedikit terkejut.

BIMA

Duduk sini aja sama gue.

HANA

Enggak mau. Gue mau di belakang aja.

Hana melepas tangannya dari cekalan Bima. Dia hendak berjalan ke belakang, tapi ada senior 1 yang baru masuk dari pintu belakang dan duduk di sebelah Saga. Hana menghentikan langkahnya.

BIMA

Enggak ada tempat kosong lagi kan?

Hana mengembuskan napas kesal dan terpaksa menuruti interuksi Bima.

CUT TO

86.EXT. BUMI PERKEMAHAN – MONTAGE

A.Semua member keluar dari dalam bis. Terlihat Hana yang berbinar ketika memperhatikan lingkungan sekitar.

B.Tampak salah satu senior sedang memberikan interuksi pada para member baru. Kita fokus pada Hana yang tidak begitu memperhatikan. Dia malah celingak-celinguk, masih memperhatikan sekitarnya dengan kagum.

C.Terlihat semua member mulai memasang tenda. Di posisi Hana, dia tampak tidak fokus sampai beberapa kali dimarahi oleh rekannya.

D.Kita melihat semua tenda sudah dipasang dengan rapi. Di tengah kemah para member mulai melakukan pelatihan pertama.

DISSOLVE TO

87.EXT/INT. BUMI PERKEMAHAN – TENDA – MALAM

Kita melihat ada tiga orang perempuan sedang tertidur dalam satu tenda. Salah satunya Hana yang berposisi di paling pinggir. Tiba-tiba dia terbangun dan tampak gelisah. Hana duduk dan melihat kedua rekannya yang tidur pulas. Hana gusar karena kebelet. Dia melongok ke arah luar jendela.

INSERT : keadaan kemah yang tampak sepi.

Wajah Hana mulai pucat karena tidak bisa menahan kebeletnya. Dia langsung buru-buru keluar tenda.

CUT TO

88.INT. BUMI PERKEMAHAN – TOILET – MALAM

Kita melihat Hana berlari memasuki toilet. Dia mengembuskan napas lega ketika melihat dua member lainnya di wastafel. Hana langsung buru-buru masuk salah satu bilik toilet.

Beberapa saat kemudian Hana keluar. Dia terlihat lega. Namun Hana mulai panik saat tidak melihat dua member yang tadi. Hana tampak gelisah dan segera mencuci tangan di wastfel, lalu berjalan cepat keluar.

CUT TO

89.EXT. BUMI PERKEMAHAN – DEPAN TOILET – MALAM (CONT)

Hana berlari dari dalam dan berhenti di depan area toilet saat melihat keadaan luar yang sangats sepi dan gelap. Hana celingak-celinguk, berharap ada orang yang lewat. Hana ragu saat melangkah maju. Dia kembali mundur dan diam di posisinya.

DISSOLVE TO

10 menit kemudian. Kita melihat Hana berjongkok sambil menunduk dengan menyandar ke dinding. Ada seseorang yang berjalan mendekatinya. Kita hanya fokus pada dua kaki yang bergerak maju.

Pelan-pelan Hana mendongakan wajahnya. Seketika wajahnya berbinar saar melihat Saga berdiri di hadapannya. Hana langsung ke toilet.

HANA

Elo mau ke toilet?

SAGA

Kalo enggak, ngapain saya ke sini?

HANA

Iya-iya. Tinggal jawab iya aja susah banget sih. Enggak usah pake marah-marah gitu.

SAGA

Saya enggak marah-marah.

Hana terkekeh.

HANA

Oiya lupa. Emang dari lahir logat lo udah begitu ya.

Saga hendak beranjak pergi, tapi Hana cepat-cepat menarik ujung bajunya Saga. Saga berbalik dan menatap Hana.

SAGA

Apa?

HANA

Gue tungguin di sini ya. Kita balik ke kemahnya bareng-bareng. Biar ada temen ngobrol.

SAGA

Enggak perlu. Saya bisa sendiri.

HANA

Udah enggak usah sungkan gitu. Pokoknya gue tunggu di sini. Buruan sana.

Saga melirik ke tangan Hana yang masih menarik ujung bajunya. Hana nyengir dan langsung melepas ujung baju Saga. Lalu Saga beranjak menuju toilet pria. Sementara Hana masih tampak was-was.

CUT TO

90.EXT. BUMI PERKEMAHAN – MALAM (CONT)

Kita melihat Saga berjalan menuju ke area perkemahan. Tepat ada di belakangnya ada Hana yang berusaha menyamai langkah dengan Saga, tetapi cowok itu selalu saja mendahuluinya.

HANA

Eh, eh. Ngomong-ngomong gue baru pertama kali lho ke tempat kayak gini. Ternyata seru juga ya.

Saga terdiam. Dia hanya fokus dengan jalanan di depannya. Hana berhasil menyamai langkah dengan Saga. Mereka berjalan beriringan. Bahkan sesekali Hana berjalan mundur sambil berhadapan dengan Saga.

HANA (CONT’D)

Emang acara kayak gini rutin dilakuin ya?

SAGA

Jalan yang bener.

Hana tersenyum simpul.

HANA

Nah, gitu dong ngomong juga. Untung gue belum keburu ngajak ngobrol pohon-pohon ini.

Hana terkikik. Dia hilang keseimbangan dan tersandung batang pohon di belakangnya. Saga tampak diam saja. Akhirnya Hana terjungkai ke belakang. Dia mengaduh kesakitan di bagian bokongnya.

HANA (CONT’D)

(berteriak)

Saga! Kenapa enggak nolongin gue sih?!

SAGA

Enggak sempet. Dan saya juga udah ingetin kamu buat jalan yang bener.

Hana mendesis kesal. Dia menjulurkan tangannya ke arah Saga.

HANA

Yaudah, buruan tolongin gue!

Saga terdiam sebentar. Dia malah bengong memperhatikan wajah Hana.

HANA (CONT’D)

Elo bener-bener ya jadi orang. Dinginnya udah kayak kakak gue. Peris banget 14-15.

Saga meraih tangan Hana. Namun saat Hana hendak berdiri, dia merasakan kesakitan di bagian kakinya.

HANA (CONT’D)

Kaki gue sakit. Kayaknya gue enggak bisa berdiri deh. Duh, gimana dong nih balik ke kemahnya.

Hana terlihat cemas. Lalu Saga langsung mengambil tindakan dengan menggendong tubuh Hana. Terlihat Hana terkejut karena tidak menyangka apa yang dilakukan Saga.

CUT TO

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar