Cita-Cita Hana
7. Scene 61-70 (Menghindar)

61.INT. RUMAH HANA – RUANG TENGAH – MALAM

Kita melihat SEORANG PRIA, ayah dari Alsa dan Hana sedang duduk sambil membaca koran di sofa. Lalu Alsa menghampiri dan duduk di sebelah ayahnya.

ALSA

Yah ...

AYAH ALSA

Iya, Sayang. Ada apa?

ALSA

Tadi di sekolah ada foto bersama ibu.

Ayah Alsa tampak berpikir.

AYAH ALSA

Oiya, hari ini kan hari ibu ya? Terus kenapa Alsa enggak bilang ke ayah? Kan Ayah bisa datang juga buat foto bareng Alsa.

ALSA

Ayah kan bukan ibu. Sebenarnya ... kenapa sih ibu Alsa dan Hana meninggal? Ibu udah enggak sayang lagi ya sama kita?

AYAH ALSA

Bukan gitu sayang.

Ayah Alsa memperhatikan Alsa dengan iba. Lalu dia memberi inteeruksi ke Alsa agar duduk lebih dekat dengannya. Ayah Alsa merangkul Alsa dan mengusap rambut belakangnya.

AYAH ALSA (CONT’D)

Mungkin ayah sudah bisa memberitahu kamu soal ini.
(beat)
Ibu kalian meninggal enggak lama setelah melahirkan adik kamu, Hana. Ada sebuah penyakit pasca persalinan yang kamu enggak akan tau. Nanti saat dewasa, ayah cerita lagi ya. Dan satu lagi. Ibu kalian itu sangat mencintai kita.

ALSA

Jadi ibu meninggal gara-gara Hana?

Ayah Alsa memegang kedua bahu Alsa agar menatap ke arahnya.

AYAH ALSA

Bukan gitu, Sayang. Tapi ...

Alsa tidak mendengarkan ucapan ayahnya. Wajahnya tampak marah.

FLASHBACK CUT TO

62.INT. RUMAH HANA – KAMAR HANA – MALAM (BACK TO)

Kita melihat Hana masih menangis. Dia semakin terisak. Lalu Hana mengambil pigura foto di meja nakas. Dia memandangi foto ayah dan ibunya sambil menangis tersedu.

HANA

Maafin Hana, Yah, Bu. Semuanya salah Hana.

Hana memeluk pigura foto orang tuanya sambil terus menangis.

DISSOLVE TO

63.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – KANTOR – PAGI

Kita melihat Dero masuk ke ruangan. Dia terkejut saat melihat Hana duduk di kursi sambil menutupi wajahnya di antara lipatan tangannya. Dero menghampiri Hana dan menepuk bahunya pelan. Lalu Hana mengangkat wajahnya dan melihat Dero. Dero tampak terkejut ketika melihat kantung mata Hana yang tebal dan sembab. Hana tampak lemas. Cara bicaranya juga lesu tidak seperti biasa.

DERO

Muka kamu kenapa? Kok lecek gitu?

HANA

Saya bukan kertas, Kak.

Dero terkekeh geli.

DERO

Oke, oke. Terus kenapa itu mata? Kamu abis begadang.

HANA

Saya masih ngantuk, Kak.

DERO

Yaudah, kamu lanjutin deh tidurnya. Gue ganti baju dulu. Awas ngintip.

Hana kembali menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangannya. Lalu Saga masuk ke ruangan dan melihat Hana dengan heran.

CUT TO

 

64.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI

Kita melihat para member baru berlatih bersama para senior. Lalu kita fokus pada Hana yang tampak tidak bersemangat. Ada Saga dan Dero juga di antara mereka. 

SENIOR 1

Kamu!

Senior itu menunjuk ke arah Hana. Semua mata tertuju ke Hana.

HANA

Saya kak?

Hana menunjuk dirinya sendiri.

SENIOR 1

Gerakan kamu daritadi salah. Kamu niat latihan gak sih? Atau kamu cuma mau main-main di sini?

HANA

Enggak kok, Kak. Saya serius banget ikut klub ini.

SENIOR 1

Sini kamu!

Senior ini menyuruh Hana maju dan berdiri di dekatnya. Hana pun mengikuti interuksi.

SENIOR 1

Sekarang kamu push up 20 kali.

Wajah Hana tampak terkejut.

HANA

(meninggikan suara)

20 kali?

SENIOR 1

Itu dikit. Dulu gue bisa sampe 40 kali ke atas setiap hari.

Hana mulai mengambil posisi push up. Dia tampak ragu tapi tetap melakukannya. Dihitungan ketiga, Hana menjatuhkan badannya.

HANA

Enggak kuat lagi saya, Kak. Yang lain deh.

SENIOR 1

Lari 15 puteran di ruangan ini.

Hana terkejut dan tampak frustrasi.

SENIOR 1

Enggak sanggup juga? Atau mending kamu keluar aja deh dari klub ini.

HANA

Jangan-jangan. Yaudah saya lari sekarang.

Hana cepat-cepat berdiri dan bergegas berlari.

SENIOR 1

Yang lain lanjutin latihannya.

CUT TO

65.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI (MOMENTS LATER)

Kita melihat semua member sudah selesai latihan. Sementara itu Hana baru saja selesai berlari. Dia tampak sangat kelelahan. Hana berhenti dan merebahkan dirinya di tengah ruang latihan. Napasnya ngos-ngosan. Hana memejamkan matanya.

Kemudian kita melihat Bima baru datang ke ruang latihan. Dia menghampiri Hana dan berdiri di sebelahnya.

BIMA

Masih hidup lo?

Hana membuka matanya dan melihat ke Bima.

HANA

Gue lagi enggak ada tenaga buat berantem sama lo. Mending elo jauh-jauh deh dari gue.

Bima berjongkok.

BIMA

Gue mau gencatan senjata sama lo.

Hana tampak bingung. Dia mengubah posisinya menjadi duduk.

INSERT : Tidak jauh dari sana Saga memperhatikan Hana dan Bima mengobrol.

HANA

Maksudnya?

BIMA

Ada yang mau gue omongin sama lo. Serius.

HANA

Soal apa?

BIMA

Buruan ganti baju. Gue tunggu di luar.

Bima berdiri dan berjalan menjauh dari Hana ke arah luar.

CUT TO

66.EXT/INT. KAMPUS – DEPAN RUANG LATIHAN – PAGI (CONT)

Kita melihat Bima sedang menunggu sambil duduk. Lalu Hana datang dari arah dalam ruang latihan. Hana menghampiri Bima dan berdiri di sebelahnya.

HANA

Elo mau ngomong soal apa?

Bima menoleh ke Hana dan menyuruh Hana duduk di sebelahnya.

BIMA

Sini duduk.

Hana pun duduk di sebelah Bima dengan beberapa jarak.

BIMA (CONT’D)

Bantu gue deketin Alsa.

Hana mendelikan matanya terkejut.

BIMA (CONT’D)

Kalo liat dari sikap lo, lo peduli sama Alsa. Jadi pasti elo deket sama dia. Bikin gue sama Alsa deket.

HANA

Iya gue peduli sama Kak Alsa. Tapi kita enggak bisa dibilang deket juga. Dan kenapa juga harus gue yang bikin elo deket sama Kak Alsa?

BIMA

Kalo elo enggak mau, gue bakalan gangguin Alsa terus.

HANA

Kok gitu?

Bima menatap Hana dengan lekat dan serius.

BIMA

Sekarang bilang sama gue. Apa hubungan elo sama Alsa?

Hana diam dengan kikuk. Dia tampak bingung.

HANA

Sebenernya ...

Bima memperhatikan Hana dengan serius.

HANA (CONT’D)

Gue enggak bisa cerita pokoknya. Dan gue juga enggak bisa bantu elo deket sama Kak Alsa. Karena kalo dari mukanya Kak Alsa setiap ketemu lo, dia keliatan enggak suka. Jadi mana mungkin gue bikin dia deket sama orang yang dia enggak suka. Udah ya. Obrolan kita selesai.

Hana berdirid dan pergi dari posisinya. Sementara Bima masih memperhatikan Hana dari belakang.

CUT TO

67.EXT/INT. KAMPUS – DEPAN KANTIN – SIANG

Kita melihat Hana hendak masuk ke kantin, tapi langkahnya berhenti saat melihat Alsa bersama dua temannya di dalam sana. Hana teringat obrolan Alsa dan Riko tadi malam (Scene 58).

Hana berbalik badan dan tidak jadi masuk ke kantin.

CUT TO

68.INT. KAFE – SIANG

Kita melihat Hana masuk dan berjalan ke arah etalase kue. Ajeng menyambutnya dengans senyum ramah.

HANA

Saya pesan kue yang kayak biasa ya, tante?

AJENG

Oke. Nanti tante antar ke meja kamu biasa duduk ya?

Hana mengangguk sambil tersenyum tipis. Lalu dia membayar pesanannya di meja kasir. Dari situ Hana beranjak ke tempat duduk favoritnya di pinggir dekat kaca. Hana menunggu pesanan. Tidak lama Ajeng datang dengan pesanan punya Hana.

AJENG

Selamat menikmati.

HANA

Makasih tante.

Ajeng mengangguk sambil mengusap sisi bahu Hana. Ajeng kembali ke meja kasir. Hana mulai memotong sedikit kue pesananya. Wajah Hana tampak murung.

CUT TO

69.INT. KAFE – MALAM (CONT)

Kita melihat Hana masih di posisi yang sama seperti beberapa jam sebelumnya. Ada piring bekas kue dan gelas bekas es cokelat di atas meja. Namun sekarang Hana tampak tertidur di atas meja. Terlihat suasana kafe yang sudah sepi. Kita fokus pada jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 malam.

Kemudian Ajeng datang menghampiri Hana. Ajeng pelan-pelan menepuk bahu Hana untuk membangunkannya.

AJENG

Hei.

Beberapa kali Ajeng menepuk bahu Hana, barulah Hana bangun dan tersentak. Hana mengucek matanya dan celingak-celinguk ke sekitarnya.

HANA

Maaf tante. Saya ketiduran.

AJENG

(ragu)

Bukannya tante mau mengusir kamu. Tapi tante udah mau tutup kafe ini.

Hana melihat jam di pergelangan tangannya.

HANA

Ya ampun. Saya ketiduran berapa jam? Yaudah, saya permisi tante.

Hana bergegas keluar dari kafe.

CUT TO

70.EXT. KAFE – MALAM (CONT)

Kita melihat kafe sudah tutup. Lalu Ajeng keluar dan mengunci pintu utama. Saat Ajeng berbalik dia terkejut karena melihat Hana berdiri di sana. Ajeng pun langsung menghampiri Hana yang sedang menatap ke arahnya.

AJENG

Lho, kok kamu masih di sini?

Hana tampak gelisah. Dia bingung harus menjawab apa.

HANA

Sebenernya ... malam ini ... saya enggak mau pulang.

Ajeng terkejut. Ajeng menatap Hana dengan iba. Dia mengulurkan tangannya mengelus pipi Hana. Mata Hana dengan cepat berkaca-kaca.

AJENG

Kamu mau menginap di rumah tante?

Wajah Hana mendadak berbinar. Dia tampak tidak menyangka.

HANA

Emangnya boleh?

Ajeng tersenyum.

CUT TO

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

  

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar