Cita-Cita Hana
5. Scene 41-50 (Pengalaman Pertama)

41.INT. RUMAH HANA – KAMAR HANA – MALAM

Kita melihat Hana duduk di atas kasurnya sambil bersandar. Dias sedang memegang pigura foto orang tuanya sambil menatapnya.

HANA

Yah, Bu. Hana ikut klub tekwondo di kampus. Walaupun Hana enggak yakin kalo Hana bisa, tapi Hana harus ngelakuin itu. Hana mau lindungin kak Alsa. Ayah sama ibu doain Hana dari sana ya?

Hana mengecup pigura foto dan memeluknya. Dia tersenyum hangat.

DISSOLVE TO

42.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI

Terlihat sekitar 10 orang yang sedang berkumpul di tengah ruangan sambil duduk bersila. Sebagiannya lagi sedang memperhatikan di sekitar ruang latihan. Mereka para senior dari klub tekwondo.

PELATIH

Tekwondo bukan hanya sekedar gerakan untuk menghajar seseorang. Tapi tekwondo adalah salah satu seni bela diri yang mana kalian harus serius selama mengikuti pelatihannya. Paham?

SEMUA PESERTA

Paham!

PELATIH

Sekarang kita akan memulai gerakan yang paling dasar untuk pemula seperti kalian.

Semua peserta berdiri. Posisi Hana ada di tengah. Dia memperhatikan arahan pelatih dengan serius. Lalu dia melihat Saga baru memasuki ruangan dan melambaikan tangan ke arahnya.

POV SAGA : Melengoskan wajah saat Hana melambai ke arahnya.

CUT TO

43. INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI (MOMENTS LATER)

Terlihat pelatih selesai memberikan pelatihan pertama kepada anggota baru. Beberapa peserta baru ada yang langsung keluar ruangan, berpindah posisi ke pinggir untuk istirahat, ada juga yang menetap di bagian tengah. Terlihat Hana masih di posisinya. Dia duduk di lantai sambil menjulurkan kedua kakinya. Dia tampak kelelahan.

HANA

Ya ampun badan gue pada pegel semua.

Saga datang ke posisi tengah dekat Hana duduk. Bersamaan dengan itu, beberapa member baru di sana berangsur pergi kecuali Hana. Saga berdiri di depan Hana.

SAGA

Udah saya bilang dari awal. Kamu enggak akan bisa masuk klub ini.

Hana menengadahkan wajahnya menatap Saga. Lalu dia pun berdiri.

HANA

Enggak. Gue pasti bisa.

Hana melihat ke arah sabuk hitam punya Saga.

HANA (CONT’D)

Katanya, warna item ini tingkatan paling tinggi. Liat aja.

SAGA

Kamu mau mencapainya?

Hana menggeleng.

HANA

Enggak. Mungkin gue bisa ke abu-abu.

SAGA

Oke. Saya tunggu kamu sampai ke situ. Sekarang minggir.

Hana berdiri dan berjalan menjauh. Sedangkan Saga melihat ke arah punggung Hana dan mendengkus kecil.

SAGA (CONT’D)

(bergumam)

Mana ada sabuk abu-abu.

CUT TO

44.INT. KAMPUS – KELAS – SIANG

Kita melihat seorang dosen sedang menjelaskan sesuatu di depan kelas. Lalu perhatian dosen itu teralihkan pada Hana yang duduk di paling belakang. Hana menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Hana tampak sedang tertidur. Sang dosen pun berjalan menghampiri posisi Hana dengan wajah garang. Sampai di sebelah Hana, dosen itu mencolek bahu Hana beberapa kali. Hana tetap diam. Sampai dosen berdehem cukup kencang, baru Hana terbangun dan tersentak.

HANA

Paham!

Semua mahasiswa/i di sana menertawai Hana.

DOSEN

Yang lain diam!

Seketika suasana sepi. Hana baru sadar kalau dosen sedang menatapnya garang.

DOSEN

Kalo mau tidur jangan di sini. Di rumah sana!

HANA

Maaf, Pak. Saya capek banget tadi abis latihan tekwondo. Mana pagi-pagi banget lagi.

DOSEN

Terus urusannya sama saya apa, hah? Keluar sana. Cuci muka dulu sampai kamu sepenuhnya sadar, baru boleh balik sini lagi.

Wajah Hana tampak berbinar.

HANA

Serius, Pak?

Hana merapikan buku ke dalam tasnya. Dia bergegas pergi dengan bersemangat. Dosen hanya geleng-geleng kepala melihat Hana.

CUT TO 

45.INT. KAMPUS – TOILET – SIANG

Kita melihat Hana mencuci mukanya di wastafel. Dia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia tersenyum. Lalu TERDENGAR SUARA samar-samar beberapa mahasiswi yang hendak masuk ke toilet. Ternyata itu Alsa dan dua temannya.

MITA

Jadi elo sama Bima itu pernah satu SMA?

ALSA

Hm.

Alsa dan Hana saling pandang hanya sesaat. Karla dan Mita masuk ke bilik toilet, sedangkan Alsa berdiri di depan wastafel bersebelahan dengan Hana.

KARLA (O.S)

Emang apa sih alasan lo nolak Bima? Kalo diliat-liat, dia ganteng kok. Katanya juga tajir melintir kan?

Alsa mencuci tangan di wastafel. Beberapa kali Hana melirik Alsa. Mita keluar lebih dulu dari bilik dan mencuci tangan di wastafel, bersebelahan dengan Hana.

MITA

Gue enggak setuju. Keliatan banget Bima itu agresif. Lagian dia juga bukan tipenya Alsa banget. Ya nggak, Sa?

Mita melihat ke arah Alsa, meminta jawaban.

ALSA

Enggak usah dibahas di sini.

Karla keluar dari bilik.

KARLA

Iya juga sih. Tipe idamannya Alsa kan kayak ...

ALSA

Kalian udah selesai kan? Yaudah yuk keluar.

Alsa berjalan keluar lebih dulu.

CUT TO

46.EXT/INT. KAMPUS – KORIDOR – SIANG

Kita melihat Hana berjalan. Lalu dia berhenti ketika melihat Bima tidak jauh di depannya. Terlihat Bima sedang menelepon seseorang. Hana pun menghampiri posisi Bima. Hana berdiri di hadapan Bima.

BIMA (KE PONSEL)

Iya, gue bakalan dateng.

Bima memperhatikan Hana dengan kening berkerut. Hana melototinya. Lalu Bima mengakhiri panggilan teleponnya dan memasukan ponsel ke sakunya.

BIMA

Ngapain lo?

HANA

Nama lo Bima?

BIMA

Tau dari mana?

HANA

Enggak penting. Yang penting sekarang, gue mau kasih peringatan ke elo.

Bima terkekeh geli karena Hana tampak polos.

BIMA

(terkekeh)

Peringatan apa? Gempa bumi?

HANA

Kalo elo gangguin Kak Alsa lagi, elo akan berhadapan sama gue. Paham?

BIMA

Emangnya elo mau ngelakuin apa ke gue, hah? Baru gue pelototin aja udah kabur.

Bima tertawa sarkas.

HANA

Mulai hari ini gue masuk klub tekwondo. Gue bakalan pelajarin semua gerakannya biar bisa ngelawan elo.

BIMA

Tekwondo? Gue juga.

HANA

Bohong. Gue enggak pernah liat elo tuh, di ruang latihan.

BIMA

Gue udah senior. Jadi males ke ruang latihan terus. Lagian ngapain sih elo keras kepala banget halangin gue buat deketin Alsa. Elo siapanya sih? Sahabat? Sepupu? Atau ade?

Hana tampak bingung untuk menjawab.

HANA

Pokoknya elo inget baik-baik aja ya, apa yang gue bilang ini. Bye!

Hana beranjak pergi melewati Bima. Bima memperhatikan Hana sambil terkekeh kecil.

BIMA

Dasar aneh.

CUT TO

47.INT. KAFE – SORE

Kita melihat Hana sedang menggambar sketsa di buku. Dia duduk di tempat biasa. Hana tampak serius. Lalu Ajeng datang dengan membawa pesanan Hana. Setelah meletakan pesanan, Ajeng duduk di depan Hana.

AJENG

Kamu suka gambar?

Hana mengangguk tanpa menghentikan aktivitasnya. Terlihat Ajeng memperhatikan Hana.

AJENG (CONT’D)

Kamu kuliah jurusan design?

Hana menghentikan kegiatannya. Dia menatap Ajeng.

HANA

Enggak, Tante. Hana kuliah di jurusan bahasa.

Ajeng mengerutkan keningnya memandang Hana dengan heran.

AJENG

Kok gitu?

HANA

Kakak ambil jurusan sastra inggris. Kita masih satu gedung.

AJENG

Maksudnya biar kamu bisa deket sama Kakak kamu terus?

Hana mengangguk sambil tersenyum. Ajeng menatap Hana penuh haru. Lalu Ajeng menyentuh punggung tangan Hana dan mengelusnya lembut.

AJENG (CONT’D)

Beruntungnya kakak kamu punya adik yang begitu menyayanginya.

Hana tersenyum semakin lebar, tapi matanya berkaca-kaca.

CUT TO

48.INT. RUMAH HANA – KAMAR HANA – MALAM

Kita melihat Hana sedang terlelap. Dalam tidurnya, dia tampak gelisah. Balik badan ke sana dan ke sini. Lalu Hana terbangun dan duduk. Dia menjulurkan kedua kakinya dan memijat-mijat betisnya.

HANA

Kaki gue pegel semua.

Hana juga memijat punggung belakangnya.

HANA (CONT’D)

Badannya juga. Besok juga latihan lagi.

Hana mengembuskan napas kasar.

HANA (CONT’D)

Semangat, semangat.

Hana kembali rebahan dan menyelimuti dirinya.

CUT TO

49.INT. RUMAH HANA – RUANG MAKAN – PAGI

Kita melihat Alsa sedang menyantap sarapan seorang diri. Mbok Ratih baru saja selesai meletakan susu di meja dan kembali ke arah dapur. Kemudian Riko datang ke meja makan, duduk berseberangan dengan Alsa. Riko sudah tampak rapi dengan pakaian formal.

RIKO

Adik kamu mana?

ALSA

Enggak tau.

RIKO

Sa, masa satu rumah enggak tau.

Riko hendak beranjak, tapi tidak jadi setelah Alsa mengatakan sesuatu.

ALSA

Udah berangkat dari pagi.

Riko kembali ke tempat duduknya.

RIKO

Pagi banget. Emang ada acara apa di kampus?

Alsa hanya mengangkat bahunya. Dia lebih fokus dengan sarapannya.

RIKO (CONT’D)

Sa ... Mau sampai kapan kamu bersikap dingin terus ke Hana? Ini udah belasan tahun, Sa. Kalian sedarah.

Alsa melihat ke arah Riko.

ALSA

Om Riko masih mau bahas ini terus?

Mereka saling bertatapan. Alsa ingin beranjak, tapi ditahan oleh Riko.

RIKO

Oke, oke. Kamu habisin dulu sarapannya.

Alsa kembali ke tempatnya. Riko memandang Alsa dengan pasrah.

CUT TO

50.INT. KAMPUS – RUANG LATIHAN – PAGI

Kita melihat beberapa orang sedang latihan mandiri. Sebagian sedang istirahat dan bersiap. Di salah satu sudut, Saga tampak sedang bersiap dengan memasang sabuk hitamnya. Hana menghampiri Saga dan menelisik sabuk punya Saga.

HANA

Keren juga sabuk hitamnya.

Saga ingin meninggalkan Hana, tapi cepat-cepat Hana menarik ujung baju Saga.

HANA (CONT’D)

Eh, tunggu-tunggu.

Saga melihat ujung bajunya yang ditarik Hana. Lalu Saga berpindah menatap Hana dengan tajam.

SAGA

Lepasin.

Hana melepaskan tangannya dari ujung baju Saga.

HANA

Eh, elo kenal sama yang namanya Bima?

Saga tidak menjawab. Dia hanya memandang Hana sedikit terkejut, lalu biasa lagi.

SAGA

Kenapa emang?

HANA

Kok malah nanya balik? Kan gue duluan yang nanya. Buruan jawab. Kenal apa enggak?

SAGA

Dia ada di klub ini.

HANA

Serius? Berarti kemaren dia enggak bohong dong.

Saga mengerutkan keningnya menatap Hana.

SAGA

Kamu kenal sama dia?

HANA

Ada deh. Yaudah, gitu aja. Gue latihan dulu ya. Bye!

Hana meninggalkan Saga begitu saja. Saga pun tampak sedikit kesal.

CUT TO 

 

 

 

 

 

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar