Cita-Cita Hana
12. Scene 111-120 (Menjadi Dekat)

111.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - KANTOR - PAGI

Kita melihat Dero sedang merapikan sesuatu di meja. Lalu Hana masuk ruangan setelah mengetuk pintu.

DERO

Tumben ketuk pintu. Biasanya juga langsung masuk aja.

Hana nyengir. Dia menghampiri Dero dan duduk berhadapan dengannya.

HANA

Saya mau nanya dong, Kak. Kemarin pas saya pingsan, siapa yang bawa saya ke klinik?

Dero memandang Hana dengan bingung.

DERO

Emangnya Saga enggak nemenin lo di klinik?

HANA

(Bingung)

Hah? Maksudnya?

DERO

Saga yang gendong elo ke klinik. Emangnya dia enggak bilang?

Hana melongo sebentar, lalu tersenyum simpul.

CUT TO

112.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - PAGI (CONT)

Hana keluar dari kantor. Dia senyam-senyum sendiri.

HANA (V.O)

Bilangnya bukan dia, tapi taunya? Ngapain sih pake bohong?

Hana menghentikan langkahnya saat melihat Saga sedang berlatih seorang diri di salag satu sisi ruangan. Hana tersenyum memandang Hana. Kemudian Hana berjalan menghampiri Saga.

Di posisi Saga, Hana tiba-tiba saja berdiri di hadapannya sambil melambaikan tangan. Saga menghentikan pergerakannya. Hana terlihat ceria.

HANA

Elo udah sarapan belum?

Saga kembali melanjutkan latihannya.

SAGA

Belum.

HANA

Ke kantin, yuk. Gue traktir.

SAGA

Enggak perlu.

Hana terdiam seperti memikirkan sesuatu. Lalu tiba-tiba saja dia menarik tangan Saga untuk bergegas.

SAGA (CONT'D)

Lepasin saya.

Hana terus berjalan sambil menggandeng tangan Saga.

HANA

Nyuruh lepasin tapi kayak pasrah gitu ditarik-tarik.

Hana senyam-senyum. Lalu Saga berhenti dan menahan kedua kakinya agar Hana tidak bisa menariknya. Hana berbalik menghadap Saga.

HANA (CONT'D)

Udah deh, jangan nolak terus. Waktu itu elo enggak mau, sekarang juga. Kenapa sih? Malu ya, temenan sama gue?

Mereka saling pandang selama beberapa saat.

CUT TO

113.EXT/INT. KAMPUS - KANTIN - PAGI

Kita melihat Hana dan Saga sedang menyantap makanan di salah satu sudut. Hana terus memandangi wajah Saga yang sedang makan. Saga mulai menyadari hal itu dan tetap melanjutkan makannya.

SAGA

Enggak usah ngeliatin kayak gitu. Saya tau kalo saya ganteng.

Hana tertawa geli.

HANA

Ya ampun elo tuh bener-bener ya. Dengan muka datar dan cara ngomong kaku gitu, enggak pantes banget elo membanggakan diru kayak gitu.

Saga selesai menghabiskan makanannya. Dia memandang Hana terang-terangan. Hana tampak bingung dan memeriksa dirinya sendiri.

HANA (CONT'D)

Kenapa? Kok malah ngeliatin gue? Mau bales dendam?

SAGA

Kenapa cuma ke saya?

HANA

(Bingung)

Apanya?

SAGA

Cara bicara kamu.

HANA

Maksudnya? Emang kenapa sama cara ngomong gue? Padahal gue masih pake bahasa indonesia kok.

Kemudian Alsa bersama Karla dan Mita memasuki area kantin. Mereka melintas di dekat posisi Hana dan Alsa. Alsa dan Saga saling pandang beberapa saat. Hana juga melihat Alsa dan tersenyum tipis.

CUT TO

114.EXT. KAMPUS - AREA PARKIR - SORE

Kita melihat Hana sedang berjalan. Lalu Bima datang menghadang jalannya Hana dengan membentangkan tangannya di depan Hana.

HANA

(Ketus)

Apa lagi?

BIMA

Santai dong.
(Beat)
Pulang bareng gue yuk?

Hana melongo terkejut. Dia memandang Bima dengan heran.

HANA

Elo ngigo apa gimana?

BIMA

Gue serius. Emang salah kalo gue mau nganter elo pulang?

HANA

Salah banget lah. Elo tau kan hubungan kita sejak awal gimana? Kucing sama tikus di kartun itu aja kalah. Eh sekarang elo malah ...

BIMA

Mau apa enggak?

HANA

Eng-gak.

Hana berjalan melewati Bima. Tapi Hana berhenti ketika Bima mengatakan sesuatu.

BIMA

Gue mau mastiin kalo elo emang bener adeknya Alsa.

Hana berbalik menghadap Bima.

HANA

Elo pikir gue bohong?

Bima mengangkat bahu dan alisnya bersamaan.

BIMA

Ya, siapa tau? Soalnya pas gue tanya langsung ke Alsa, dia enggak jawab apa-apa tuh soal elo adiknya atau bukan.

HANA

Soal itu ... gara-gara lo, kak Alsa marah banget sama gue.

BIMA

Ohya? Jadi sekarang elo mau gue anter pulang enggak?

Hana hanya memandang Bima dengan serius.

CUT TO

115.INT. RUMAH HANA - RUANG TAMU - MALAM

Kita melihat Bima duduk di sofa. Lalu Hana datang dari arah dalam sambil membawa secangkir teh hangat yang ia letakan di meja. Wajah Hana tampak bete.

HANA

Nih, diminum. Abis itu buruan pulang. Udah mastiin kan, kalo gue sama Kak Alsa beneran satu rumah?

Bima manggut-manggut sambil tersenyum meledek. Lalu dia mengambil teh dan menyeruputnya sedikit.

BIMA

Tapi kalo gue perhatiin, kok enggak ada satupun foto keluarga kalian di sini? Atau dipasang di dalem?

HANA

Udah deh, enggak usah nanya yang aneh-aneh gitu.

Kemudian Alsa datang dari arah luar. Dia terkejut melihat Bima. Suasana pun menjadi tegang. Tapi Bima malah tersenyum setelahnya sambil melambaikan tangannya ke arah Alsa. Sementara Hana tampak gelisah dan takut.

BIMA

Hai, queen?

ALSA

(Ketus)

Ngapain kamu di sini?

BIMA

Abis nganterin adek lo.

Alsa melihat ke arah Hana dan menatapnya dengan tajam. Lalu Bima berdiri mendekat ke Alsa.

BIMA

Tenang aja, Sa. Gue lagi enggak mau gangguin elo kok. Sekarang fokus gue ke adek lo aja.

Hana berdiri menghampiri Bima. Dia buru-buru mendorong Bima keluar.

CUT TO

116.EXT - TPU - SORE

Kita melihat Hana baru saja selesai menaburkan bunga di atas dua pusara orang tuanya. Lalu Hana duduk di antara dua pusara itu.

HANA

Sore, Yah, Bu. Hana dateng lagi.

Hana tersenyum. Tapi berikutnya dia menghela napas berat dengan wajah murung.

HANA (CONT'D)

Sikap Kak Alsa sekarang makin dingin ke Hana. Kalo sebelumnya kakak masih suka bales omongan Hana beberapa kata, sekarang cuma satu sampe dua kata. Malah kakak sering enggak nanggepin Hana sama sekali.

Hana cemberut.

HANA (CONT'D)

Ini tuh gara-gara Bima. Itu cowok emang ngeselin banget.

DISSOLVE TO

117.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - KANTOR - SORE

Kita melihat Saga sedang mengganti pakaiannya di loker yang posisinya di paling ujung kantor. TERDENGAR SUARA berisik sehingga membuat Saga mengerutkan kening. Dia berjalan menghampiri ke arah asal suara. Ternyata di sana ada Hana sedang duduk seorang diri sambil menyandar di belakang loker. Hana tampak sudah mengenakan baju taekwondo.

Saga mengetuk loker sampai Hana terkejut dan menoleh ke arahnya.

HANA

Ya ampun ngagetin aja sih. Mau bikin gue sakit jantung ya?

SAGA

Kenapa enggak latihan? Yang lain udah mulai tuh.

Hana menghela napas. Wajahnya tampak murung.

HANA

Kayaknya gue enggak berbakat deh buat masuk klub ini.

SAGA

Di sini enggak perlu bakat, tapi kerja keras.

HANA

Udah. Tapi kenapa gue selalu ngelakuin kesalahan? Gimana gue mau ngelindungin kakak kalo setiap latihan aja, kerjaan gue jatoh terus.

Saga terdiam.

HANA (CONT'D)

Salah deh gue cerita sama manusia tembok kayak lo. Enggak pernah ditanggepin.

Saga pergi begitu saja. Saat Hana menoleh, dia tampak kesal saat Saga sudah tidak ada di belakangnya.

CUT TO

118.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - SORE (MOMENTS LATER)

Kita melihat ruangan sudah tampak sepi. Sesi latihan sudah berakhir. Dari arah kantor, Hana keluar dan celingak-celinguk untuk memastikan kalau sudah tidak ada orang di ruangan. Lalu Hana berjalan cepat ke arah pintu. Saat membuka pintu, Saga sudah berdiri di sana dan berjalan maju sampai Hana mundur perlahan ke belakang. Jarak mereka cukup dekat.

HANA

Ngapain sih?

SAGA

Ayo latihan.

HANA

Kan udah selesai.

SAGA

Buat yang lain. Bukan kamu.

HANA

Males ah. Gue juga udah ganti baju.

SAGA

Enggak perlu ganti baju. Ikut saya.

Saga berjalan lebih dulu ke sisi tengah ruangan. Hana masih diam di posisinya. Kemudian Saga berbalik lagi.

SAGA (CONT'D)

30 menit kamu ikut saya latihan, saya traktir kamu kue di kafe depan kampus.

Hana tampak berpikir keras.

DISSOLVE TO

Kita melihat Saga sedang memberikan pelatihan khusus ke Hana. Mereka tampak fokus dan serius. Beberapa kali Hana melakukan kesalahan, tapi Saga selalu memperbaikinya dengan sabar dan tanpa banyak komentar.

Tiba-tiba saja Hana terjatuh. Kakinya sedikit terkilir. Saga langsung memijat tumit Hana dengan wajah cemas.

INSERT : Di depan pintu luar, Bima melihat Saga memijat tumit kaki Hana.

CUT TO

119.EXT. KAMPUS - GERBANG - SORE

Kita melihat Alsa dan Karla berjalan menuju gerbang luar. Lalu dari arah belakang Bima yang sambil mengendarai motornya pelan-pelan berusaha menyejajarkan posisinya dengan Alsa.

BIMA

Pulang bareng gue yuk? Atau elo mau pulang bareng adek lo?

Karla tampak bingung.

KARLA

Sa, emangnya elo punya adek?

Diam-diam Bima tampak kesenangan melihat Alsa yang terlihat bingung dengan pertanyaan Karla.

ALSA

Tuh, cowok lo udah dateng.

KARLA

Elo enggak apa-apa gue tinggal sama Bima gini? Bareng gue aja yuk.

ALSA

Enggak usah. Sebentar lagi taksi online gue juga dateng kok.

KARLA

Yaudah deh. Hati-hati ya.

Alsa mengangguk cepat. Lalu Karla bergegas pergi.

BIMA

Gimana? Mau pulang bareng gue?

AlSA

Kamu mau kasih tau satu kampus soal apa yang kamu liat semalam?

Bima terkekeh.

BIMA

Enggak usah ketar-ketir gitu dong, Sa. Gue kan cuma nawarin. Karena kayaknya elo enggak akan pulang bareng Hana juga deh. Soalnya tadi gue liat dia lagi mesra-mesraan sama Saga. Atau emang mereka pacaran ya?

Alsa tampak sedikit terkejut dan sangat kesal.

CUT TO

120.INT. RUMAH HANA - KAMAR ALSA - MALAM

Kita melihat Alsa sedang duduk di kursi belajarnya. Dia tampak gusar dan bingung. Alsa terus memandangi ponselnya yang tergeletak di meja belajar. Lalu Alsa mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. TERDENGAR SUARA dering beberapa kali, lalu panggilan terjawab. Alsa tampak gugup.

ALSA

Halo.

SAGA (O.S)

Iya.

ALSA

(Terbata)

Gimana kabar kamu? Walaupun satu kampus, kayaknya kita enggak pernah sering ketemu.

SAGA (O.S)

Ada apa?

HANA (O.S)

Makasih ya traktirannya. Lain kali lagi ya? Eh, elo lagi nelpon ya?

Alsa terkejut ketika mendengar suara Hana. Salah satu tangannya terkepal kuat. Dia tampak kesal. Matanya juga memerah seperti akan menangis.

CUT TO







Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar