Cita-Cita Hana
15. Scene 141-150 (Kehadiran)

ACT 3

141.EXT. KAMPUS - TAMAN - PAGI

Saga menggandeng Hana sampai di salah satu sudut taman lainnya. Hana bengong melihat jemarinya yang digandeng Saga. Dia tampak gugup. Lalu Saga juga melihat tangannya yang masih menggandeng tangan Hana. Saga melepaskan genggamannya.

SAGA

Kamu mau keluar dari klub?

HANA

Soal itu ...

SAGA

Apa alasannya? Karena kamu merasa gak berbakat?

HANA

Bukan karena itu. Tapi ...

SAGA

Sampai kamu kasih saya alasan yang jelas, saya enggak akan ijinin kamu keluar dari klub.

Hana mengerutkan keningnya karena bingung.

HANA

Lho, kenapa gue harus pake ijin dari elo?

SAGA

(Terbata)

Karena ... karena saya salah satu senior di sana. Saya punya hak buat melarang member yang mau keluar seenaknya.

HANA

Tapi gue gak bisa terus-terusan ada di klub. Gue harus keluar.

SAGA

Yaudah, kasih tau saya alasannya apa?

Hana memandang Saga dengan lekat dan serius.

HANA

Elo ... pernah pacaran sama Kak Alsa?

Saga terdiam beberapa saat.

SAGA

Iya. Saya pernah. Apa itu alasan kamu keluar dari klub?

HANA

Bukan. Gue cuma nanya. Yaudah, gue mau ada kelas.

Hana hendak beranjak, tapi lengannya ditarik oleh Saga.

SAGA

Mama saya nyuruh kamu datang ke rumah untuk makan malam.

HANA

Gue ... enggak bisa.

Hana melepas cekalan Saga. Dia buru-buru pergi dari posisinya.

CUT TO

142.INT. KAMPUS - RUANG LATIHAN - SIANG

Kita melihat Saga sedang berlatih seorang diri. Lalu Alsa masuk ke ruangan. Saga melihat Alsa sekilas, tapi kembali fokus latihan. Alsa menghampiri Saga.

ALSA

Ada yang mau aku omongin sama kamu.

SAGA

Ngomong aja.

ALSA

Aku mau ... kamu memikirkan sekali lagi soal hubungan kita. Aku salah udah mutusin kamu karena keegoisan aku sendiri. Dan sekarang ...

Saga menghentikan latihannya. Dia memotong ucapan Alsa.

SAGA

Saya enggak bisa.

Keduanya saling menatap dengan serius.

SAGA (CONT'D)

Udah ada orang lain.

Mata Alsa memerah. Dia mengepalkan tangannya.

ALSA

Apa itu Hana?

SAGA

Siapapun itu, kamu enggak perlu tau.

Saga kembali melanjutkan latihannya. Dia membelakangi Alsa yang sedang tampak menahan marah.

CUT TO

143.INT. KAMPUS - KELAS - SIANG

Kita melihat mahasiswa/i sedang memperhatikan dosen yang memberikan penjelasan di depan. Namun, Hana tampak sibuk dengan di mejanya sendiri. Dia sedang mengarsir sketsa gaun yang hampir selesai.

HANA (V.O)

Kalo gue mau jauhin Saga, berarti gue juga harus jauhin tante Ajeng. Tapi gue baru aja ngerasain kasih sayang dari seorang ibu yang baik kayak tante Ajeng.

Hana menghela napas bingung. Dia tidak sengaja mencoret sketsanya. Hana memekik sampai semua orang di kelas tertuju ke arahnya. Hana hanya nyengir dan meringis malu.

CUT TO

144.EXT. KAMPUS - SORE

Kita melihat Hana baru saja keluar dari gedung. Dia langsung dihadang oleh Saga yang sudah berada di atas motor.

SAGA

Buruan naik.

Hana tampak bingung. Dia terus celingak-celinguk ke sekitar, seperti tidak ingin ketahuan.

HANA

Kan udah gue bilang kalo gue enggak bisa.

SAGA

Kamu mau nolak undangan mama saya?

Hana semakin bingung.

HANA (V.O)

Enggak ada salahnya kali ya gue nerima undangan tante Ajeng. Anggap aja ini buat yang terakhir.

Hana mengembuskan napas keras. Lalu dia naik ke motor Saga.

INSERT : Dari jauh Alsa melihat Hana dibonceng motor oleh Saga. Alsa tampak kesal.

CUT TO

145.INT. RUMAH SAGA - RUANG TAMU - SORE

Kita melihat Saga berjalan masuk. Di belakangnya Hana mengikuti. Namun Saga terkejut ketika melihat BIMO (50), ayahnya sedang duduk di sofa.

BIMO

Saga? Udah pulang dari kampus?

Saga tidak menjawab. Dia hanya menatap tajam Bimo. Sedangkan Hana tampak heran memperhatikan.

SAGA

Mana mama saya?

BIMO

Mama kamu ijin ke dalam dulu tadi.

Saga cepat-cepat ke arah dalam. Hana semakin bingung dan memilih untuk mengikuti saja.

CUT TO

146.INT. RUMAH SAGA - KAMAR AJENG - MALAM

Kita melihat Ajeng buru-buru menghapus sisa air matanya tepat ketika Saga memasuki kamar. Ajeng berusaha terlihat baik-baik saja di depan Saga.

Sementara itu, Hana menunggu di depan pintu kamar yang terbuka setengah.

SAGA

(Marah)

Kenapa mama masih membiarkan pria itu datang ke sini?

AJENG

Bagaimanapun juga, dia itu papa kamu, Saga.

POV HANA : Tampak terkejut saat mendengar fakta tentang Saga.

SAGA

Mau apa lagi dia ke sini?

AJENG

Papa kamu cuma mau kasih kabar kalau ... kalau mama tiri kamu sudah melahirkan. Dia minta kita datang ke acara syukurannya minggu depan.

Wajah Saga tampak menahan amarah. Dia juga mengepalkan tangannya dengan kuat. Lalu Saga keluar dari kamar.

AJENG (CONT'D)

Saga!

Hana pelan-pelan masuk ke kamar dengan ragu.

HANA

Maaf, tante. Hana enggak sengaja dengar obrolan tante sama Saga.

Ajeng menangis. Dia memeluk Hana.

CUT TO

147.INT. RUMAH SAGA - RUANG TAMU - MALAM (BACK TO)

Terlihat Saga menghampiri lagi Fahri yang sedang duduk di sofa. Saga tampak sangat marah.

SAGA

Tolong jangan pernah Anda datang ke rumah ini lagi. Atau saya dan mama akan pergi ke kota lain kalau Anda masih mengganggu kami.

FAHRI

Maafin papa, Saga. Papa janji enggak akan pernah ke sini lagi. Kamu dan mamamu enggak perlu pergi. Papa ke sini cuma mau ...

SAGA

Saya enggak pernah punya mama atau saudara lain. Bagi saya ... cuma mama orang tua yang saya punya.

Mata Fahri berkaca-kaca. Dia menatap Saga dengan parau.

FAHRI

Papa kangen kamu, Saga.

Saga diam. Matanya merah dan napasnya terengah-engah.

SAGA

Anda yang memulai semua ini. Maka Anda juga yang harus menanggung resikonya. Saya ingin Anda menderita dengan kalimat yang baru saja Anda katakan.

INSERT : Hana mendengar obrolan Saga dan Fahri dari balik dinding ruang tamu menuju ruang tengah.

Fahri mengangguk pasrah.

FAHRI

Baik. Papa akan camkan kata-kata kamu. Papa akan tanggung semuanya. Semoga kamu dan mama kamu selalu bahagia. Papa pamit.

Fahri berbalik pergi ke arah luar. Lalu Hana dengan ragu berjalan menghampiri Saga. Hana menggenggam kepalan tangan Saga yang kuat. Saga menoleh ke Hana.

SAGA

Maaf karena kamu harus melihat semua ini.

HANA

Omongan elo barusan ... apa itu enggak terlalu jahat?

Saga menatap Hana heran.

SAGA

Kamu enggak tau apa yang terjadi sama keluarga saya. Jadi kamu enggak berhak menilai saya kayak gini.

HANA

Gue udah denger sedikit cerita dari tante Ajeng. Bokap lo pergi ninggalin lo dan tante Ajeng, terus dia nikah sama wanita lain. Iya kan?

Saga terdiam menatap Hana.

HANA (CONT'D)

Gue enggak tau gimana rasanya jadi elo, karena gue gak ada di posisi lo. Tapi apapun yang lo pikirin tentang bokap lo, dia tetep bokap lo. Dia pria yang jadi alasan kenapa lo ada di dunia ini.
(Beat)
Harusnya lo bersyukur karena masih punya orang tua lengkap. Elo masih bisa liat dan peluk mereka kapanpun.

Hana mengeluarkan air matanya. Dia cepat-cepat menghapusnya.

HANA (CONT'D)

Gue udah bilang sama tante Ajeng buat tunda makan malamnya. Sekarang anterin gue ke suatu tempat yuk.

Saga tetap diam. Hana pun menarik tangan Saga dan meninggalkan ruang tamu.

CUT TO

148.EXT. TAMAN - MALAM

Kita melihat Hana membawa dua es krim dan memberikan salah satunya ke Saga yang sudah duluan duduk di bangku panjang belakang air mancur.

SAGA

Saya enggak begitu suka es krim.

HANA

Mulai sekarang elo harus suka. Apalagi setiap elo marah atau sedih. Kayak yang gue bilang kemarin. Ini ambil buruan.

Saga menerima es krim pemberian Hana. Dia mulai mencicipinya sedikit demi sedikit. Lantas Hana duduk bersebelahan dengan Saga. Dia juga memakan es krimnya dengan wajah semringah.

SAGA

Makasih.

HANA

Sama-sama. Cuma murah kok harga es krimnya.

SAGA

Bukan es krimnya, tapi kehadiran kamu.

Hana menoleh ke Saga. Hana tampak bingung dan melongo menatap Saga.

SAGA (CONT'D)

Es krimnya meleleh tuh.

Hana jadi kalang kabut. Dia langsung memakan es krimnya buru-buru.

HANA

Kata tante Ajeng, elo punya adek baru ya?

SAGA

Dia bukan adik saya.

HANA

Elo tuh ya, bener-bener deh. Makhluk kecil tanpa dosa gitu, elo enggak mau anggep sebagai adik. Emangnya dia yang salah, karena terlahir ke dunia? Dia juga enggak bisa milih kali mau lahir dari orang tua yang mana.

Hana menoleh ke Saga. Lalu Saga mengambil bungkus es krim punya Hana dan membuangnya ke bak sampah di sebelahnya. Begitupun bungkus es krim miliknya.

HANA (CONT'D)

Coba deh elo bayangin gimana perasaan dia pas gede nanti. Dia nyari kakaknya dan mau kenal kayak apa kakaknya. Tapi taunya, kakaknya yaitu elo, malah enggak anggap dia ada.

Mata Hana berair. Dia segera menghapusnya.

HANA (CONT'D)

Duh, mata gue kok perih ya?

Hana mengibas-ngibaskan tangan ke arah matanya. Dari tadi pun Saga terus memperhatikan Hana dengan lekat.

SAGA

Saya suka sama kamu.

Hana tersentak. Dia langsung menoleh ke Saga dan menatapnya lekat. Hana terkejut bukan main.

HANA

Enggak boleh.

SAGA

Kenapa?

HANA

Elo cuma boleh sama Kak Alsa. Bukan gue.

Hana hendak pergi, tapi tangannya ditarik oleh Saga. Mereka berdiri dan saling berhadapan.

SAGA

Bukan Alsa yang saya mau, tapi kamu. Saya memang pernah berhubungan sama Alsa. Tapi itu dulu. Dan saya bukan orang yang bisa kembali membuka luka lama.

HANA

Tapi ... gue enggak suka sama lo.

SAGA

Kamu bohong.

Air mata Hana terjatuh. Dia tampak bingung dan parau.

HANA

Gue mau pulang.

CUT TO

149.INT. RUMAH HANA - RUANG TENGAH - MALAM

Kita melihat Hana berjalan cepat ke arah tangga. Tapi Alsa menghadang di depannya.

HANA

Kakak belum tidur?

Alsa menampar Hana. Wajah Alsa tampak marah. Hana terkejut. Dia memegangi pipinya dan langsung menangis.

ALSA

Ayah, ibu, sekarang Saga. Kamu selalu ambil semua yang aku punya. Bukannya udah jelas aku kasih tau ke kamu kalo aku dan Saga akan balikan?

HANA

Tapi Hana enggak punya hubungan apa-apa sama Saga, kak.

ALSA

Sekarang mungkin belum. Tapi kamu terus aja berkeliaran di deket dia. Dan gara-gara kamu ... Saga udah enggak mau menoleh ke aku.

HANA

Kak, Hana minta maaf. Hana sama sekali enggak ada maksud buat gangguin hubungan kakak sama Saga.

ALSA

Aku enggak butuh omong kosong kamu.

HANA

Hana akan lakuin semua mau kakak. Asal kakak bisa balikan lagi sama Saga. Hana mau kakak bahagia.

Mata Alsa merah. Dia menatap tajam Hana dengan bibir bergetar menahan tangis.

ALSA

Pergi sejauh mungkin dari sini. Jangan sampai aku ataupun Saga bisa lihat kamu lagi.

Hana berderai air mata. Dia memandang Alsa dengan nanar. Lalu Hana mengangguk.

HANA

Hana akan lakuin itu. Demi kakak.

DISSOLVE TO

150.INT. KANTOR IMIGRASI - RUANG TUNGGU - PAGI

Kita melihat suasana cukup ramai dengan orang berlalu-lalang. Lalu kita fokus ke Hana yang sedang menunggu antrian. Beberapa jarak darinya, juga ada orang lain yang sama-sama sedang menunggu.

Hana tampak gusar. Berulang kali dia melihat ke arah salah satu pintu di depannya yang bertuliskan 'Ruang Paspor'. Kemudian Hana mengambil ponsel di tasnya. Dia menghubungi Riko.

HANA

Halo, Om.

RIKO (O.S)

Iya, sayang.

HANA

Om lagi sibuk ya?

RIKO (O.S)

Enggak kok. Om baru mau meeting. Masih ada waktu 15 menit lagi. Ada apa?

HANA

Hana mau nanya. Rumah ayah di Amerika ... apa ada yang nempatin?

RIKO (O.S)

Kosong, kok. Cuma sesekali ada yang datang buat bersih-bersih. Kenapa? Kok tumben nanya soal itu?

HANA

(Ragu)

Hana ... mau pindah kuliah ke Amerika. Om Riko bisa kan bantuin Hana urusin semuanya?

CUT TO








Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar