Novel
Genre → Religi Telah Selesai
romantisme pergerakan
Mulai membaca
Gratis untuk dibaca
Blurb
Pijar mengalami kejenuhan hidup di ibukota. Bahkan ia sempat terpantik mengakhiri hidupnya saja. Musabab tak ada lagi, motivasinya mengejar dunia ini, untuk apa. Ia kesepian di sana. Ayah dan ibunya telah dipanggil Tuhan. Percintaannya carut marut. Studi sarjananya tak pernah selesai dan memiliki ijazah. Karirnya runyam. Namun sebagai seorang mantan aktivis pergerakan mahasiswa, Pijar sesungguhnya masih bisa memanfaatkan jejaring organisasinya. Jika ia mau bekerja di lingkar kekuasaan negara. Namun itulah pilihan hidup Pijar. Dengan belum menyandang gelar sebagai seorang pemuda rantau yang sukses. Ia nekat pulang kembali ke tanah asal.

Pijar siap berhijrah. Hijrah dari dunia lamanya. Ia pun berangkat menuju kota Batu. Di sebuah dusun mungil yang terletak di kota lereng pegunungan, Pijar dulu dilahirkan. Namun kini tak ada orangtua Pijar yang membantunya disana. Di kawasan paling dingin di timur pulau Jawa itu, ia hanya di sambut Kakek dan Neneknya yang telah renta. Apa sesungguhnya yang dicari Pijar di sana. Bukankah di ibukota, ia lebih mudah mendapatkan segalanya. Namun dalam perjalananya mencerai kota megapolitan. Pijar diperjumpakan dengan banyak hal. Baru dan unik.

Pijar bukan hanya merasai ia pulang ke tanah asal. Ia rasakan di kota asalnya, Pijar kembali menemukan jati diri. Motivasi bergerak kembali. Menata hidupnya lagi. Ia menemukan sahabat, guru dan cinta. Pijar berjumpa dengan harapan. Namun, ia tak lantas kemudian mudah berhidup seperti kebanyakan orang. Lika-liku ujian datang silih berganti. Pijar pun dihadapkan dengan konflik yang tak ia duga-duga. Bahwa kesalahan masa lalunya di ibukota, masih menghantuinya tatkala hidup di desa. Bagaimanakah Pijar akan melaluinya. Siapakah orang-orang terkasih yang menemani perjuangan barunya. Ragam kisah yang haru biru dan heroik. Akhirnya mengantarkan Pijar, pada pergerakan manusia yang tak pernah usai. Jika ia memang masih ingin memperjuangkan idealismenya di dunia realita.
Tokoh Utama
Pijar
Adiba
Sanun
Sakina
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Gaya penulisannya agak mirip nij kang, saya juga suka nulis puitis. Keren euy
novel yang keren dan apik, ceritanya bagus di kemas dengan bahasa yang indah dan puitis.

Suka sekali dengan kalimat, kini cinta mereka, tidak lagi berpuasa. ternyata puasa, bukan cuma menahan lapar dan amarah saja tetapi cinta pun bisa puasa jg.

Bagi para penulis pemula, termasuk saya, bisa buat jadi pendoman kita dalam mencari ide ataupun gaya penulisan. jangan lelah, menuangkan ide-idemu ke goresan tinta, sukses terus kak 😃.
Wajib baca sih ini suka sama alur ceritanya,, tajam juga 👍
Buku ini layak dibaca. Premisnya dari awal tajam terhadap akhirnya sudah memiliki daya tarik sendiri. Bahasanya ringan sehingga akhirnya mudah dipahami. Bedanya buku ni dengan yang lain banyak mengaitkan loyalitas. Suatu ide yang menarik dan inspiratif. Setelah membaca premis saja ku rasa sudah cukup untuk menemukan alasan kenapa saya harus membaca bab selanjutnya. Semangat berkarya kak didin
Titik pembeda paling utama novel ini dengan buku-buku novel lain, tentu premis di novel ini sangat kuat. Karena penuh dengan khasanah lokalitas.
Isi novel ini pun layak dibaca semua kalangan dan tentu memiliki market pembaca yang sangat luas
Satire di dalam naskah novel ini sarat akan pesan-pesan positif kepada pembaca ; ikhwal komitmen kebangsaan, hakikat beragama, pendidikan, perjuangan pemuda dan masih banyak lagi.
Pemilihan diksi-diksinya di dalam novel ini telah diakui sangat indah dan mengalir oleh banyak pembacanya
Novel ini berisi kisah yang sangat berbeda, unik dan baru, bukan seperti kebanyakan kisah-kisah novel yang ada di Indonesia. Meskipun buku fiksi, namun novel ini sangat relevan dengan kondisi pembaca di negeri ini.
Novel yang benar-benar menggugah. Takjub sama narasinya dari awal sampai akhir cerita. Bisa berempati dengan pemeran utamanya setiap kali baca chapter-nya. Karena novel-nya ditulis dari sudut pandang pertama, bisa ngerti kenapa nggak begitu banyak percakapan, tapi lain kali sebaiknya coba ditambah sedikit lagi percakapan antar karakternya.
Disukai
3.4k
Dibaca
21.6k
Tentang Penulis
Didin Emfahrudin
DIDIN EMFAHRUDIN adalah penulis muda bertanah air Indonesia. Saat ini tinggal di pedesaan nan sahaja bernama desa Tunglur, Kediri ; dengan keluarga kecil tercintanya. Ia menghabiskan masa kecil di madrasah dan TPQ Masjid Baitul Amin Dsn. Bener, di dusun kelahirannya yang berada di bumi wingko, Babat-Lamongan. Saat remaja, ia dikirim nyantri di Pondok Pesantren Al-fattah Siman Lamongan. Mencandui organisasi, buku, film dan kopi sejak masa remaja. Pernah "incip" berkuliah di Universitas Brawijaya, STIE YPBI Jakarta dan STIH Sunan Giri Malang. Pernah bersinggah menjadi aktivis di OSIS, IPNU, PMII, BEM dan FORNASMALA. Selain aktif menulis di media online dan offline: berupa buku, berita, artikel, syair, puisi, cerpen dan novel. Ia kini menekuni pekerjaan sebagai trainer pengembangan sumberdaya manusia dan tengah merintis usaha bidang peternakan dengan brand PUYUHPRENEUR. Untuk mengundang, mengajak diskusi atau sekedar sharing, dapat dihubungi lewat emailnya, didin.emfahrudin@gmail.com atau via IG @didin.emfahrudin dan serta lewat Facebook-nya.
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 1,651 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 68,379 kata
Rekomendasi dari Religi
Rekomendasi