Elmo, Deka dan Satya adalah tiga sahabat yang tak terpisahkan saat SMP, di awal tahun 1990-an. Bagi Deka dan Satya yang memiliki latar belakang keluarga tidak mampu, bersahabat dengan Elmo yang anak orang kaya adalah sebuah keberuntungan. Deka dan Satya menyebut Elmo sebagai "Pabrik Bahagia", yang selalu memberikan kebahagiaan bagi mereka berdua. Dengan Elmo, mereka selalu melakukan kegiatan yang normalnya tak mungkin mereka lakukan: nonton nyaris semua film Jet Li dan Sylvester Stallone di bioskop terbaik, main ding-dong, makan enak, jalan-jalan, beli baju baru, dan hal menyenangkan lainnya.

Elmo selalu menghadirkan keajaiban yang mungkin hanya bisa Deka dan Satya rasakan menjelang tidur, mereka-reka mimpi bahagianya. Elmo membuat Deka dan Satya lupa akan kemiskinan mereka. Elmo bahkan bisa membuat nilai merah matematika di rapor Deka dan Satya menjadi hitam. Elmo menjadi yang terdepan membela mereka dan menyelesaikan setiap masalah mereka di sekolah. Rahasia lainnya, Elmo-lah yang menyelesaikan urusan rentenir yang menjerat Emaknya Satya.

Banyak pabrik mungkin bisa bertahan lama menjalankan produksinya. Tapi tak sedikit juga pabrik-pabrik yang bangkrut dan tak mampu beroperasi lagi.

Waktu berlalu, hidup berubah, umur bertambah, nasib manusia tak lagi sama. Elmo, si Pabrik Bahagia tak lagi mampu memproduksi kebahagiaan, bahkan untuk dirinya sendiri. Saat dewasa, hidupnya berada di ujung tanduk dan berharap Deka dan Satya melakukan sesuatu untuk menolongnya. Sebuah dilema bagi Deka dan Satya. Sebuah pertukaran mahal atas bahagia yang pernah dirasakan Deka dan Satya di masa lalu.

Apakah ada persahabatan abadi? Apakah ada sahabat sejati? Apakah bahagia layak ditukar mati?