Obrolan Mengancam

Di dalam kelas, tampak segerombolan remaja lelaki yang sedang asyik mendiskusikan topik yang selalu menarik untuk dibahas di kalangan mereka, yakni menentukan cewek terpopuler menurut pendapat masing-masing. Asta, yang (merasa) dipilih menjadi salah satu cowok terpopuler di kelas tersebut, menyampaikan pilihannya sambil memakan bekalnya untuk istirahat siang kala itu.

"Menurutku, cewek paling populer di kelas kita itu Tari. Soalnya dia selalu ada disaat kita kesulitan lho. Ibaratnya ringan tangan lah"

"Iya sih. Tapi, menurutku Putri lebih cocok lah. Dia itu sosok panutan. Udah pintar, cantik, sabar lagi ngadepin aku haha ...", ujar Hendi.

"Kamu bandel sih. Udah tahu jam pelajaran, masih ngorok aja", balas Pandi.

"Ya kali. Dia kan emang ketua kelas kita. Udah jadi tanggung jawabnya lah dan dia dipilih sama kelas kita ya karena itu. Selain mereka berdua, ada lagi gak?"

Mereka bertiga terdiam sesaat dan saling bertatapan satu sama lain karena sedang bingung memikirkan satu nama lagi yang pantas jadi cewek terpopuler. Pandi tiba-tiba terpikirkan satu nama.

"Hei, seandainya Fitra itu cewek, kayaknya ia juga pantas deh"

"Iya sih. Dia selalu membela para cewek yang selalu ditindas sama sekelompok cowok iseng. Kalo gak salah namanya, Nindy. Iya, cewek itu kasihan sih sering dirundung sama mereka"

"Iya, sayang dia bukan cewek. Ketegasannya, tindakannya yang tanpa ampun, dan kharismanya kerasa banget pas ketemu sama dia"

Tiba-tiba, Fitra yang tak sengaja lewat di sebelah mereka mendengar hal tersebut. Sontak, ia mendadak emosi dan mulai masuk ke diskusi mereka bertiga saat itu juga.

"Permisi, tadi kalian membahas siapa ya?"

"Oh, Fitra. Kami sedang bahas cewek terpopuler di kelas. Kayaknya, kamu cocok deh, tapi sayang ..."

"Eh, sayang kenapa?", ucap Fitra.

"Asyik, dapat ucapan sayang dari Fitra"

"Tadi Pandi bilang kalau kamu cewek, kamu pantas dapat gelar itu"

"Oh, aku bukan cewek ya. Bener sih", ucap Fitra dengan emosi sedikit meninggi.

"Eh, enggak. Hendi yang ngarang-ngarang. Kamu cewek kok. Iya ... Eh, kenapa mendekat. Ampun Fit, Ampuunn ... "

Tiba-tiba terdengar suara hantaman keras dan retakan os ulna dari arah kumpulan cowok tersebut.

"Duakk, bukk, krakk"

Fitra yang merupakan cewek tomboy di kelasnya pun tak ragu membanting Pandi dengan teknik bela dirinya. Teman-temannya pun hanya bisa pasrah dan memohon ampun pada Fitra.

"Kalian masih belum puas rundung Nindy, masih berani ngejek aku di belakang ya. Memang aku bukan cewek, tapi aku wanita yang bisa memberikan mimpi buruk pada kalian bertiga kalau bikin masalah lagi. Paham?!"

"Pa-paham bos ... "

3.1K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction