Belum Mati

Nanar. Lelah kehabisan tenaga. Danny dan Lars saling memandang. Danny kembali bergidik saat melihat tubuh kekar rekannya itu penuh dengan gigitan dan cakaran.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Danny dengan suara kering.

"Tidak," dengus Lars. "Perempuan itu kuat sekali."

"Mungkin itu sebabnya dia dipasung." Sambil membetulkan letak kacamatanya, Danny melihat sepenjuru ruangan. "Tempat macam apa ini?"

"Kenapa pula seluruh dindingnya ditempel dengan halaman kitab suci." Rekannya membetulkan letak sebuah simbol agama yang miring. "Aku menyesal telah menerima pekerjaan ini."

"Mau bagaimana lagi, bayarannya sangat besar."

"aku tidak sangka, membunuh anak perempuan yang dipasung ternyata sesulit ini." Lars tertawa gelisah. "Hei, kenapa kau menyodorkan golok?"

"Perintahnya jelas." Danny mengingatkan. "Kita harus memenggal kepalanya."

"Untuk apa? Batok kepalanya sudah pecah. Aku yakin saat ini dia sudah mati."

"Kalau begitu ayo cepat kita pergi." Ajak Danny. "Tempat ini baunya tidak enak."

Lars mengangguk, seraya mengikuti Danny berjalan menuju tangga. Kamar mengerikan itu terletak di ruang bawah tanah yang tertutup. Dindingnya terbuat dari batabercalapis semen yang kuat.

Setelah mengunci pintu basement. Keduanya langsung keluar kabin dan masuk ke dalam sebuah sedan tua bercat hitam.

Selama beberapa lama, keduanya saling berdiam diri. Setelah kabin itu tak terlihat lagi di kaca spion, Dannya baru membuka mulutnya.

"Menurutmu apa yang terjadi?"

"Apa?" Tanya Lars sambil ganti persneling.

"Apa yang menyebabkan anak perempuan dipasung di tengah hutan seperti itu?"

"Entahlah. Apa lagi wanita itu minta dia dibunuh dengan cara dipenggal."

Danny baru saja ingin mengatakan sesuatu saat secara tiba-tiba teleponnya berbunyi. Pria berkacamata itu mengangkatnya dalam loud speaker agar Lars bisa ikut mendengarkan.

"Halo," terdengar suara wanita. "Apa kau sudah membereskannya?"

"Sudah." Jawab Danny. "Rekanku bahkan telah memecahkan batok kepalanya seperti semangka."

"Apa kau memenggalnya?" Tanya si wanita dengan tidak sabar.

"Tidak, tapi ...."

"Kenapa kau tidak nurut!" Jerit wanita itu. "Aku sudah tekankan berkali-kali agar kau memenggal kepalanya."

"Aku sama sekali tidak ngerti." Tekan Danny. "Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?"

"Sesungguhnya perempuan itu adalah putriku, Annie." Wanita itu berkata. "Beberapa tahun yang lalu, Annie kesurupan dan menyebabkan berbagai masalah. Pada akhirnya kami memutuskan, kematian leih baik baginya. Tapi ...."

Wanita itu meneruskan ucapannya dengan suara gemetar.

"Kami telah menikam jantungnya, menembak kepalanya dan bahkan membakarnya. Tapi apa pun yang kami lakukan setan itu selalu kembali dari kematian." Wanita itu menarik napas. "Dari sebuah kitab kuno, dijelaskan satu-satunya cara membunuh setan itu dan menyelamatkan arwah putri kami adalah dengan memenggal kepalanya dan menguburkannya secara terpisah dari tubuhnya. Itulah sebabnya ...."

Lars dan Danny sudah tidak mendengarkan. Saat itu juga keduanya mendengar suara cekikikan dari bangku belakang mobil.

Setelah menelan ludah, keduanya mengengok ke belakang ....

"Aaaaaarrrggghhhh ...!"

TAMAT

1 disukai 5K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction