Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Novel ini masih diperiksa oleh kurator
Blurb
Saat takbir rakaat kedua salat, aku mendengar bisikan-bisikan agak berisik dari belakang telinga.
"Athirah! Athirah! Nanti ikut kita ya! Nanti ikut kita ya!"
Lagi, ekor mata kiriku menangkap bayangan Mauri dan Sila yang sedang cekikikan sambil menarik-narik mukenaku. Apa mereka memang terbiasa sejahil ini? Masa ada sih santriwati yang sedang salat bisa sambil jalan-jalan dan mengganggu santriwati lain?
Mauri dan Sila masih terus berada di belakangku ketika salat. Aku sudah tak sabar ingin menegur mereka jika sudah selesai nanti. Setelah mengucap salam, aku melirik ke belakang. Mereka berdua sudah tak ada.
"Athirah, kamu pas salat tadi kenapa bolak-balik lihat kanan-kiri?" tanya Basimah tiba-tiba.
"Itu ... tadi Mauri sama Sila gangguin saya," jawabku.
Ia mengangkat sebelah alisnya, menatapku dengan rasa curiga, seolah tak percaya.
"Sumpah, saya nggak bohong," ujarku meyakinkannya.
"Di pesantren ini ndak pernah ada yang namanya Mauri sama Sila," balasnya serius.
Sekarang gantian aku yang jadi melongo, tak percaya. Dia mungkin bercanda, tapi tidak lucu.
"Athirah! Athirah! Nanti ikut kita ya! Nanti ikut kita ya!"
Lagi, ekor mata kiriku menangkap bayangan Mauri dan Sila yang sedang cekikikan sambil menarik-narik mukenaku. Apa mereka memang terbiasa sejahil ini? Masa ada sih santriwati yang sedang salat bisa sambil jalan-jalan dan mengganggu santriwati lain?
Mauri dan Sila masih terus berada di belakangku ketika salat. Aku sudah tak sabar ingin menegur mereka jika sudah selesai nanti. Setelah mengucap salam, aku melirik ke belakang. Mereka berdua sudah tak ada.
"Athirah, kamu pas salat tadi kenapa bolak-balik lihat kanan-kiri?" tanya Basimah tiba-tiba.
"Itu ... tadi Mauri sama Sila gangguin saya," jawabku.
Ia mengangkat sebelah alisnya, menatapku dengan rasa curiga, seolah tak percaya.
"Sumpah, saya nggak bohong," ujarku meyakinkannya.
"Di pesantren ini ndak pernah ada yang namanya Mauri sama Sila," balasnya serius.
Sekarang gantian aku yang jadi melongo, tak percaya. Dia mungkin bercanda, tapi tidak lucu.
Tokoh Utama
Athirah
Basimah
Gami
Layyanah
Nurul Habibah
Umi Fatonah
Tamima
Tsamara
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
121
Tentang Penulis
Anggi Gayatri Purba
-
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 16 pengguna
Sudah memublikasikan 0 karya
Menulis lebih dari 19,692 kata
Rekomendasi dari Horor
Novel
Selasa Pukul 03.00
Anggi Gayatri Purba
Novel
Ghost Dormitory in Cairo
Mizan Publishing
Flash
Peternakan Nenek
aleu
Novel
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Novel
Pesantren Desa Darungan
fenoadinaya
Novel
Fantasteen Scary: Noroi
Mizan Publishing
Novel
MISTERI RUMAH BAMBU DI BUKIT WINGIT
Embart nugroho
Flash
Kakak
najla shafaa
Novel
Diburu Mayat Hidup
Handi Yawan
Novel
Fantasteen Bisikan Caroline
Mizan Publishing
Novel
Rama's Story : Mey Ling - Dark Castle
Cancan Ramadhan
Novel
Hidup Dengan Mayat ~Novel~
Herman Sim
Flash
13
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
satan's care
Raja Alam Semesta
Flash
1 Pesan Baru
Ralali Sinaw
Rekomendasi