PRA NIKAH

Hal yang paling menakutkan bagi Mila adalah ketika ditanyai tentang _pernikahan_.

"Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang." ucap Mila, ketika dia duduk bersama keluarganya dan keluarga Rama -yang datang dari Bandung untuk melamarnya-.

"Mila, mama harap kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Usiamu sudah pantas untuk menikah dan memiliki keluarga, nak." sahut mamanya dengan suara lembut.

Mila menghirup napasnya dalam, melihat ke sekelilingnya. Ada orang-orang yang menunggu jawaban pasti darinya. Terutama lelaki di seberang sana -Rama, lelaki yang berniat mempersuntingnya.

Mila tahu Rama memiliki pribadi yang baik, dia mengenal Rama sejak tiga bulan yang lalu. Tapi, tetap saja hatinya terlalu keras. Dia hanya tidak ingin tersakiti untuk ke dua kalinya. Sebab, itu Mila benar-benar memilah siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya.

"Ada beberapa hal lagi yang ingin aku lakukan sebelum menikah. Dan aku ingin kamu menjawab pertanyaan ku ini Ram."

"Aku akan menjawabnya, jika aku bisa."

"Kenapa kamu memilih aku dari banyak wanita di luar sana?" tanya Mila dengan serius.

"Apa kamu tidak punya pilihan selain aku?" cecar Mila.

"Ini kenapa aku memilihmu. Kamu selalu mempertimbangkan apa yang hendak kamu jalani Mil. Dan hari ini aku semakin yakin, untuk mempersuntingmu." ucap Rama dengan yakin.

Orang tua keduanya cemas-cemas akan jawaban Mila.

"Baik." Mila mengangguk kan kepalanya, " Mila akan ambil keputusan subuh nanti."

Rama tersenyum senang, karena ia tahu apa yang akan diputuskan oleh Mila.

Mungkin sudah saatnya bagi Mila mencairkan dan membuka hatinya untuk lelaki, setelah apa yang ia lalui selama ini.

"Mungkin, kalian tidak perlu menunggu hingga esok. Aku bersedia dipersunting oleh Rama Aliftya." ucap Mila dengan mantap sambil menundukkan kepalanya.

"Alhamdulillah."

-End-

3 disukai 5.2K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction