Jakarta, 2040
Archel dan Kanaya sedang berbincang di sebuah kafe, ketika seorang pria misterius dengan kacamata hitam mengamati mereka dari jauh. Sesekali pria itu melihat jam tangannya seakan menunggu sesuatu.
Sudah hampir waktunya.
“Ya, aku tahu.”
Sang pria pun berjalan mendekati Archel dan Kanaya, lalu tiba-tiba ia berkata, “Enam puluh lima detik lagi kalian berdua akan mati. Cepat pergi dari sini,” setelah itu ia beranjak pergi.
Archel dan Kanaya bertukar pandangan dengan bingung, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari kafe itu dengan panik karena tak tahu apa yang sedang terjadi.
Dan ketika mereka berdua sudah keluar kafe, tiba-tiba saja sebuah mobil dengan auto-pilot menabrak dinding kafe dan menghancurkan tempat Archel dan Kanaya duduk barusan.
“Kalau kita masih duduk di sana kita udah mati!” ucap Archel sambil mengenggam erat tangan Kanaya.
“Mana orang aneh tadi?” Kanaya menoleh ke sekelilingnya.
Saat mereka akan mencari sang pria untuk mengucapkan terima kasih, pria itu sudah menghilang.
Setelah meluapkan rasa kaget dan heran atas kejadian tadi, mereka pun meneruskan perbincangan yang sempat tertunda.
“Oh ya, tentang apa yang mau aku bilang waktu di kafe...”
“Ya, kenapa Archel?”
“Aku gak tau ini moment yang tepat atau enggak, maksud aku setelah kejadian barusan--”
Kanaya tertawa, “Gak apa-apa! Bilang aja!”
Beep--
Archel tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak merah berisi sebuah cincin berlian dari sakunya.
“Please marry me.”
Beep—Beep--
Kanaya menutup mulutnya karena kaget, dan langsung memeluk Archel dengan erat.
Beep—Beep—Beep--
Dari jauh sang pria misterius mengamati mereka, lalu suara di kepalanya berbicara lagi.
Tidak ada waktu yang tersisa Michael, kondisi mereka kritis! Detak jantung mereka melemah!
“Sebentar lagi, setidaknya aku ingin melihat mereka menikah dengan bahagia!”
Michael! Kesadaranmu akan ikut hilang dengan kesadaran mereka!
...
Michael, dive out, NOW!
...
“Maaf, aku hanya dapat melakukannya sejauh ini. Semoga ini menjadi moment terindah untuk kalian berdua...”
Tubuh Michael tiba-tiba menghilang. Begitupun dunia di sana, perlahan menghilang sampai hanya menyisakan Archel dan Kanaya yang masih berpelukan.
Lalu...
Beeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeep--
***
Tahun 2040, neurotechnology sudah berkembang pesat. Manusia dapat memasuki ingatan seseorang dengan menghubungkan kesadarannya langsung melalui chip yang sudah tertanam dalam otak setiap manusia.
Di sebuah ruangan putih Michael membuka matanya, di depannya, ia melihat dua tubuh manusia yang terluka parah karena tertabrak mobil, mereka adalah Archel dan Kanaya. Para perawat baru saja menutup seluruh tubuh Archel dengan kain putih, sementara mereka masih berjuang untuk menyelamatkan Kanaya yang kritis.
Lalu Sandra sang operator mendekati Michael dan menggengam bahunya.
“Setidaknya kita sudah mewujudkannya, meski hanya dalam ingatan mereka.”
Michael pun menunduk dan menangis.
“Andai saat itu aku tak tertidur saat mengaktifkan auto-pilot...”
Lalu ia melihat sebuah kotak merah berisi cincin yang belum terbuka, tergeletak di meja kecil samping jasad Archel. Dan tak lama setelah itu, sebuah bunyi Beep yang panjang pun terdengar lagi.