teman teman

Bunga memegang tangan Adinda yang belum sadarkan diri dengan perban di kepala. Erika memeluk Bunga yang terisak, "Tenang Bunga, sekarang kita tunggu hasil pemeriksaan dokter". Gina memulai "Aku rasa tidak ada orang lain di lokasi kempingkan?". Cinta dan Dani masuk ke ruangan. "Darimana kalian?" tanya Gina. "Abis ngantar Cinta ke toilet" jawab Dani.

"Semua udah disini , mari coba ingat lagi semalam" Ferdi melanjutkan "Selesai mendirikan tenda, kita duduk di api unggun".  

"Abis makan gue ngajak Erika dan Bunga, keliling lokasi" jawab Gina.  

Ferdi menyela "Mau ngapain kalian bertiga?".  

"Ada deh, gak penting juga." jawab Erika.  

"Sekarang semua penting!" tegas Ferdi.  

"Gak usah aneh-aneh, kamu curiga sama kami?!" Gina balik marah.  

Ferdi membalas "Jawab aja kalo ga mau dicurigai!"  

Erika menjawab "Gue mau pinjam uang Bunga, kalo ga percaya tanya Bunga"  

"Iya dia benar" Bunga menyambung.

"Ehh abis mereka pergi, gue dan Cinta pergi, kalian tinggal berdua" Dani menatap Ferdi.  

"Iya" jawab Ferdi seadanya.  

"Abis itu ?!" sambung Dani  

"Yaaa..." jawab Ferdi.  

"Yaa apaan, Jelas dong jawabnya!" Dani naikkan suaranya.  

"Fer patutnya lo dicurigai nih!" sambung Cinta.  

Semua menatap Ferdi tertunduk, "Saya nembak Adinda, tapi ditolak"  

Bunga bertanya, "Trus kamu apain adik saya?!"  

"Ga ada, saya malu, saya ga tahu dia udah pergi aja!" Ferdi menjelaskan.

Erika melanjutkan "Gue ketemu Adinda, nanyain dimana kakaknya, saya tunjuk arahnya."  

"Kamu nunjuk arah yang bener?!" tanya Gina.  

Erika melihat Gina dan Bunga, "Iya bener kok!"  

"Tapi kami gak ketemu Adinda!" Bunga menjawab.  

"Atau kamu ngarahin ke jurang itu, karna gak dapat pinjaman!" Gina curiga.  

"Gak, gue gak setega itu!" Erika langsung menjawab "Abis itu aku ketemu Ferdi kok!"  

"Dia nanya dimana Dani, kutunjuk arah yang berdua ini pergi" jelas Ferdi.  

"Gue lihat Adinda malah ketemu sama Cinta dan Dani" lanjut Gina.  

"Kami ketemu sebentar sama Adinda lalu dia pergi." jawab Dani  

"Iya cuma sebentar aja" sambung Cinta.  

"Abis itu Adinda kemana?" tanya Bunga pada Cinta dan Dani. Keduanya terdiam, saling menatap dan berpegang tangan, Dani menjawab, "Dia pergi lagi gak tau kemana."  

"Iya langsung lari" jawab Cinta.  

"Emang kalian ngapain disana?" tanya Ferdi.  

"Memangnya itu harus dijawab!?" Dani menatap Ferdi.

Semua terdiam.

Cinta izin ketoilet. Erika menyusul.  

"Cinta , gue tahu apa yang lu lakuin sama Dani" Erika berbisik.  

"Lah... kayak kamu gak pernah pacaran aja." jawab Cinta agak terputus.  

"Gue lihat kalian sama Adinda!" Erika mulai menaikkan suaranya.  

Cinta terdiam.  

"Gini aja, gue butuh duit. tiga puluh juta aja, gak banyak buat lu ama Dani. Gue jamin gak bakal ada yang tahu."  

Cinta menjawab "gue gak tahu, gue ga ada duit sebanyak itu, gue panggil Dani dulu."  

"Oke panggil aja kesini" Erika merasa menguasai.

Dani datang setelah di chat.

"Lo mau meras kami!?" bentak Dani.  

Erika santai menjawab "Udahlah, itu dikit buat lo lo. Kalian gak bakalan ketahuan, gue jamin."  

Dani"Lo mau nya kapan?!"  

Erika senyum "Nanti malam".  

Erika melangkah kepintu, Dani menungkai kaki Erika. Erika jatuh kebelakang, kepalanya terantuk keras kelantai. Badannya langsung diseret Dani kedalam bilik toilet dan mendudukkannya.  

Cinta Dani terdiam, saling menatap dan berpegang tangan "Cinta, tenang aja."

47 disukai 43 komentar 5.6K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
😊😊😊😊 terasa lebay nya.
Bagus
Keren
Keren ih
Keren
Wah bagus banget
Bagus 👍
Keren kli
Mantap sekali
Saran Flash Fiction