SRIKANDI - Brave Warrior of Pandawa

Dulu wanita itu adalah Amba putri sulung dari Raja Kasi.

Diusianya yang matang sang ayah membuat sayembara, barang siapa yang menang akan dinikahkan dengan ke-3 putrinya.

Mendengar itu Amba menemui sang Ayah dan berkata, "Ayah, aku sudah menetapkan hatiku pada Salwa. Aku hanya ingin menikah dengannya."

Ayahnya memegang kedua bahu Amba lalu menatap hangat.

"Beritau dia untuk ikut sayembara, aku percaya jika dia mencintaimu pasti dia akan berusaha keras memenangkanmu. Kau tau mengapa ada sayembara?"

Amba menggelengkan kepala.

"Sayembara gunanya untuk membuktikan yang terbaik dari terbaik untuk putri mereka. Tidak mudah seorang orangtua melepaskan anak putrinya, jika mereka menitipkan anaknya ke pria yang salah maka orangtua akan sengsara melihat putrinya menderita."

Amba mendengarkan ayahnya. Ia mengirim surat pemberitahuan sayembara untuk Raja Salwa.

Beberapa hari kemudian sayembara dimulai. Pria berbagai kalangan seperti panglima, prajurit, raja dan pangeran, datang ke istana Raja Kasi.

Sepanjang pertarungan Amba berdoa untuk Salwa sampai akhir pertandingan terakhir, Salwa berhadapan dengan Bisma, pangeran dari Kerajaan Kuru.

Salwa kalah dengan Bisma. Amba dan saudarinya diboyong ke Hastinapura.

Semalaman Amba menangis dikamar. Ia tidak bisa melupakan cinta pada Salwa.  Wicitrawirya, Raja Kuru, bertanya pada Amba.

"Ada apa dengan calon istriku ini, setiap malam menangis, ceritakan padaku." ujar Wicitrawirya.

"Saya tidak bisa melupakan cintaku padanya, maafkan saya." tangisnya.

Wicitrawirya tersenyum lembut, "Aku tidak bisa menikah denganmu berarti, akan kubebaskan dirimu. Bisma akan mengantarkanmu."

Keesokan harinya Amba ditemani Bisma menuju kerajaan Salwa. Sesampai di sana Amba memberitahukan pada Salwa apa yang terjadi.

Namun Salwa berkata, "Aku tidak bisa, bukan tindakan kesatria bila aku meminangmu. Bisma yang memenangkanmu, berarti Bisma adalah seorang pria yang layak dan sempurna untukmu," ujar Salwa merendah hati.

Amba keluar sendiri. Dia meminta Bisma mengantarnya pulang.

Mereka sempat bermalam dihutan. Amba menatap api ungun. Bisma tak berbicara padanya seharian.

Dimalam yang sunyi Amba pun berkata, "Nikahi aku Bisma."

Bisma mendongakkan kepalanya menatap Amba.

"Aku tidak mendapatkan cintaku bahkan seorang suami. Setiap pria akan menolakku karena kau yang memenangkanku. Jadi nikahi aku, tanggung jawab." rintih Amba.

"Saya tidak bisa, saya sudah bersumpah membujang untuk saudaraku." sesal Bisma.

Amba menangis seru.

Paginya Amba berjalan di belakang Bisma.

"Nikahi aku," gumam Amba sepanjang perjalanan.

Akhirnya Bisma berhenti. Ia menarik anak panahnya, "Berhenti," pintanya lemah. Bisma berusaha menakuti Amba namun Amba tidak takut.

Dengan tatapan mengenaskan,"Nikahi aku." tangis Amba.

Hati Bisma bergetar. Tatapan Amba membuatnya sedih, tiba-tiba panah Bisma lepas sendiri dan menancap di dada Amba.

Bisma mendatangi Amba. Memeluk Amba. Airmata Bisma jatuh di pipi Amba.

"Bisma, aku akan terlahir kembali, dan membunuhmu." ujar lemah Amba.

Beberapa tahun kemudian putri Drupada dari Panchala mempunyai anak benama Srikandi, yang saat dewasa menikah dengan Arjuna.

Sewaktu peperangan, Srikandi berhasil mengalahkan panglima besar Kurawa.

Akhirnya ia menemukan Bisma di hadapannya.

Arjuna sempat berteriak, "Jangan Srikandi, berbahaya!" bagaimana pun juga Srikandi perempuan, Arjuna cemas, Bisma akan menghancurkan Srikandi.

Tapi.

Srikandi berhasil membunuh Bisma dengan mudah.

Bisma menatap Srikandi dengan lembut lalu jatuh terkapar.

Srikandi membatu. Dia berhasil mewujudkan dendamnya namun hatinya hancur.

Srikandi menangis menjerit. Arjuna datang memeluk Srikandi. Srikandi semakin menangis kencang.

3 disukai 5.8K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction