Disukai
0
Dilihat
14
SAPTO
Drama
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sapto yang baru lulus SMA akhirnya pergi merantau ke Jakarta, berbekal pengalaman menjadi sopir pick up pengangkut sayur di kampung, ia akhirnya bekerja menjadi sopir pribadi seorang kontraktor kaya, berkat rekomendasi satpam perumahan yang tidak lain adalah pamannya sendiri. Sebelumnya, Sapto hendak ditawarkan oleh pamannya menjadi sopir seorang politikus, namun karena ini adalah pengalaman pertama, Sapto lebih memilih sang kontraktor.

Beberapa hari bekerja sebagai sopir pribadi untuk Rega, majikannya, yang berusia 20 tahun lebih di atasnya. Laki-laki berkulit sawo matang itu mulai memberanikan diri untuk bertanya perihal jalan, hendak belok ke mana, kiri, kanan, atau lurus. Meskipun ia sudah diberi handphone oleh Rega, untuk mengakses Gmaps agar mempermudah selama perjalanan, namun sopir bermata coklat itu masih belum terbiasa.

Saat menunggu lampu hijau di perempatan, Sapto mencoba mencairkan suasana dari keheningan, karena mobil mewah pertama yang ia tumpangi tak diperbolehkan menyetel musik, berbeda saat ia masih menjadi sopir di kampung yang bisa dengan sesuka hati menyetel musik apa saja yang ia inginkan, dangdut terutama. Namun, bukan sayur yang ia bawa sekarang, justru pemilik mobil sekaligus majikan. Sapto berpikir sejenak apa yang sekiranya bisa membuka obrolan, sudut matanya menatap spion tengah, terlihat Rega yang sedang fokus bermain handphone, ibu jarinya sibuk pencet sana-sini, yang Sapto tahu itu adalah urusan bisnis.

“Maaf, Pak… ini fungsinya untuk apa, ya?” tanyanya hati-hati sambil memegang benda tersebut.

“Hah! Apa? Kamu tanya apa tadi? Sorry, saya habis transfer.”

“Ini apa, ya, Pak?”

“Oh, itu dashcam. Kalau nanti kamu tabrak sesuatu saya punya buktinya.” jawab Rega singkat.

Sapto mengangguk meski sedikit kaget dengan jawaban Rega.

“Tapi itu masih single channel.” tambah Rega.

Setelah mendengar jawaban pertama dari Rega, Sapto urungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut tentang apa itu single channel. Ia lebih memilih melanjutkan percakapan dengan ChatGPT. Lampu yang masih merah memberikan kesempatan untuk ibu jari Sapto mengetikan sebuah pertanyaan singkat pada aplikasi baru di handphone-nya.

APA ITU DASHCAM SINGLE CHANNEL?

Adaptasi yang Tenang

Hari-hari berikutnya, Sapto mulai hafal rutinitas majikannya. Mengantar dari satu titik ke titik lainnya, entah itu tempat proyek, meeting di cafe, atau ke rumah orang lain yang sering Sapto dengar dengan sebutan client. Yang paling Sapto hafal dan ia tunggu-tunggu adalah hari minggu, ada rutinitas yang ia senangi selama bekerja dengan Rega. Setiap minggu sore, Sapto hanya duduk bersantai sambil menikmati dan mencicipi setiap menu kopi yang berbeda di Cafekopia. Long Black ternyata yang paling cocok di lidah kampungnya. Sambil menunggu Rega pergi entah ke mana dengan mobil mewahnya. Sapto sibuk bercengkrama dengan teman barunya, ChatGPT, menanyakan apa pun yang ingin ia ketahui. Dengan sadar, laki-laki yang baru saja menyeruput kopi kesukaannya itu mengetikkan sebuah kalimat dengan santainya.

APA TANDA-TANDA ORANG SELINGKUH?

Jawaban yang diberikan terlalu umum. Sapto mencoba menjelaskan pada temannya dengan lebih spesifik.

APAKAH MENINGGALKAN SOPIR PRIBADI SENDIRIAN, LALU PERGI SENDIRI ADALAH CIRI ADA YANG SEDANG DISEMBUNYIKAN?

Sapto tersenyum puas.

Cadar Misterius

Hingga suatu sore, setelah mengantar Rega ke sebuah pertemuan, Sapto melihat sesuatu tergeletak di jok belakang—sehelai cadar hitam, halus, dan wangi parfum yang tak asing bagi indra penciumannya.

“Ini… bukan milik Bu Sintya,” gumamnya yakin.

Setelah ragu beberapa jam, ia akhirnya mengumpulkan keberanian untuk membicarakan hal itu kepada Sintya saat ia menjemputnya.

“Bu… saya menemukan ini di mobil,” kata Sapto sambil memberikan cadar itu.

Sintya menatapnya dengan dahi berkerut. “Bukan punya saya, Sapto. Ngapain saya pakai begituan. Udah cantik begini masa ditutupin.”

Bak ditampar, laki-laki berambut ikal itu hanya diam mematung dan tersadar bahwa Sintya memang tidak memakai kerudung. Rambutnya terurai, lurus panjang, dan hitam berkilau. Andai ikut bermain film, mungkin Sintya berperan sebagai wanita cantik yang jadi rebutan semua pria.

“Kamu yakin ini dari mobil saya?”

“Saya yakin, Bu. Tapi tidak ada buktinya. Kalau Ibu mengizinkan… saya coba cari tahu.”

Sintya hanya mengangguk pelan, wajahnya mulai cemas, ia bergelut dengan pikirannya sendiri.

Dashcam yang Diputar Balik

Malam itu, Sapto memutar posisi dashcam. Sebelumnya menghadap jalan, kini ia miringkan agar menyorot jok belakang. Ia lakukan diam-diam, sepenuh hati ingin mengungkap kebenaran tanpa menuduh sembarangan.

Beberapa hari kemudian, saat Rega sedang meeting dengan clientnya, Sapto mulai membuka rekaman. Dan di sana—beberapa detik saja—terlihat sosok bergamis hitam lengkap satu set dengan kerudung panjang beserta cadar warna putihnya yang kontras, mengisi jok belakang, wajahnya tertunduk, gerak-geriknya gelisah. Sapto terperanjat. Tanpa berpikir panjang ia langsung menelpon Sintya.

“Bu… ternyata benar. Ada perempuan bercadar masuk ke mobil.”

Tak lama, Sintya minta bertemu. Sapto mengirim titik lokasinya kepada Sintya yang ternyata hanya berjarak 5 kilometer saja.

Pertengkaran yang Meledak

“Sapto bilang ada perempuan masuk ke mobil kita! Siapa dia, Rega?” suara Sintya meninggi, penuh emosi.

Client Rega bingung dengan apa yang sedang terjadi, ia pun pergi tanpa sepatah kata. Rega hiraukan client nya, ia lalu menatap Sintya dan Sapto tajam. “Apa maksudnya ini?”

Sapto gemetar. “Saya punya rekamannya, Pak.”

Rega langsung meminta untuk melihat rekamannya. Sapto, yang belum sempat menontonnya sampai tuntas, mengira dirinya akan menjadi saksi perselingkuhan.

Namun begitu video diputar…

Sosok bergamis itu tiba-tiba membuka kerudung dengan mudahnya. Sapto tercengang. Ia terkaget dengan parasnya, bukan karena cantik, tapi karena ia tahu persis wajah siapa di balik kerudung itu, Rega.

Sintya ternganga.

Perempuan bercadar itu— adalah Rega sendiri.

“Apa yang kamu lakukan, Sayang?” tanya Sintya pelan.

“Aku sedang memata-matai kamu beberapa minggu ini.”

“Jadi… kamu curiga aku selingkuh?” suara Sintya bergetar.

Rega menghela napas panjang. “Aku cuma ingin memastikan. Sudah lama aku merasa kamu berubah.”

Suasana hening beberapa detik, Rega memutar video dari handphonenya yang ia ambil sendiri dari penyamarannya. Rekaman tersembunyi yang ia ambil saat ia mengikuti Sintya ke sebuah hotel—dan di sana terlihat Sintya bertemu seorang pria.

Sapto canggung menyaksikan momen itu, kakinya melangkah mundur memberi jarak.

Rega dan Sintya bersiteru hebat di depan Sapto. Suara mereka saling menuding, saling menyalahkan. Sapto hanya bisa berdiri kikuk—menyadari bahwa tindakannya telah membuka rahasia besar dalam rumah tangga majikannya. Ia pergi menuju parkiran.

Di luar, di dalam mobil, dashcam kecil itu terus menyala. Diam, tapi menjadi saksi paling jujur atas sebuah kebenaran yang tak pernah mereka duga. 

Sapto masuk dan duduk santai pada jok yang sering diduduki majikannya. Ia mengeluarkan handphone dari saku baju, ibu jarinya sibuk menekan. Panggilan keluar pun berlangsung.

“Halo, mang. Misi beres nya. Si Sintya jeung si Rega keur pasea, Moal lila pasti cere.”

“Alus. Minggu hareup, maneh jadi sopirna si Yoga, nya!”

”Sapto siap mengantar sang politikus itu ke tempat yang seharusnya.” ucapnya percaya diri.

SELESAI

 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi