Disukai
0
Dilihat
2,390
Adam
Horor
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Langit sudah mulai meredup saat aku keluar dari toko buku. Jejak jingga di ufuk Barat digantikan kabut ungu tipis yang menggantung rendah. Aku memacu motorku cepat, berusaha menghindari teguran Ayah karena tak sempat pamit kepadanya.

Tubuh lesu, upaya terjegal kemacetan. Aku tiba di area pemakaman, selangkah menuju rumah, ba’da magrib.

Aku jeda sejenak. Kutata napas sembari mempersiapkan kalimat-kalimat pembelaan nanti.

Tanpa sengaja, mataku menangkap seseorang yang tengah duduk di saung kecil, di samping pohon-pohon bambu. Ia duduk sendirian. Punggungnya m...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Rekomendasi