SENJA Ke-50
10. BABAK 10

24.EXT. TAMAN KAMPUS — DAY

Daren, Bella dan Keke sedang duduk di bangku taman kampus. Mereka membahas tentang naskah teater mereka.

BELLA
Kalian udah baca naskahnya?
DAREN
(menggeleng) Belum sempat gue!
KEKE
Udah nggak mikirn ide dan nggak ngetik naskahnya, paling enggak elo baca, liat nih kuku gue patah ngetik semalaman! (liatin kukunya pada Daren)
BELLA
Tau nih, tapi nggak papa sih, asal Daren seneng, jangankan mikirin ide, nyuci baju Daren aja aku mau. (menatap Daren dengan lirikan manja)

INSERT : Gladis dan Rara berjalan di taman.

Daren melihat Gladis sedang berjalan ke arahnya bersama Rara. Dia lalu pura-pura dekat dengan Bella dan ingin membuat Gladis cemburu.

DAREN
Ih kamu kok baik banget sih, Bel? (membelai rambut Bella)

Gladis melihat Daren membelai rambut Bella, dia manyun. Daren yang melihat ekspresi Gladis tersenyum puas. Lalu dia mengeluarkan balon warna pink dari tasnya dan menyodorkannya pada Bella.

DAREN
Kalau gitu lo mau nggak niup balon ini buat gue?
BELLA
(mengambil balon dari tangan Daren dengan ragu lalu meniupnya)
KEKE
Gaje banget lo bawa-bawa balon ke kampus!
BELLA
Nih (memberikan balon yang sudah selesai di tiup pada Daren)
DAREN
(mengambil balon dari Bella) Thanks ya! (berdiri)

Daren mengejar Gladis. Sesampainya di depan Gladis, dia menyodorkan balon itu pada Gladis. Gladis kaget sekaligus heran.

GLADIS
Apa nih?
DAREN
Gue mau denger jawaban lo tentang tawaran gue semalam. Kalau lo nerima gue, lo ambil balon ini.
GLADIS
Ha?, hmmm (bengong)

Tiba-tiba Adam muncul di hadapan mereka. Adam langsung menarik tangan Gladis.

ADAM
Lo ikut gue sekarang, gue tau gimana caranya nemuin orang yang lo cari! (menarik tangan Gladis)

Adam dan Gladis pergi. Rara dan Daren bengong dengan balon di tangannya. Rara lalu ngeledek Daren.

RARA
Jadi lo ngungkapin perasaan sama Gladis?
DAREN
Nggak sih, cuma nawarin buat pacaran aja!
RARA
(tertawa) sama aja kali. Di mana-mana orang nembak pake bunga, ini lo bawa balon!
DAREN
Suka-suka gue lah. Eh itu Gladis nyariin siapa emangnya?
RARA
Oh, mantan terindah nyokapnya. (pergi ninggalin Daren)

Daren bengong sendirian.


CUT TO:

25.INT/EXT. STASIUN RADIO — DAY

Adam memarkir sepeda motornya di depan statiun radio. Dia lalu mengajak Gladis masuk ke dalam.

GLADIS
Ngapain kita ke sini? (membuka helmnya)
ADAM
Udah masuk aja dulu, lo pasti suka deh.

Adam menarik pergelangan tangan Gladis dan membawanya masuk.

ADAM
Lo duduk di sini dulu, gue panggil abang gue dulu.

Gladis duduk di sofa sambil melihat-lihat sekelilingnya. Tak lama Adam keluar dengan abangnya. Adam mengenalkan mereka.

ADAM
Ini bang, temen yang gue ceritain kemarin
GLADIS
(berdiri dan menyodorkan tangannya) Gladis, bang.
ABANG ADAM
Oh ini, ayo duduk!
ABANG ADAM
Gue udah tau ceritanya dari Adam, jadi sekarang gini aja. Lo tulis di kertas siapa nama orang yang lo cari trus jangan lupa tulis juga nomor telepon lo.
GLADIS
Oh oke bang, bentar. (mengeluarkan selembar kertas dan pena dari tasnya dan menulis, lalu menyerahkannya pada Abang Adam)Ini bang.
ABANG ADAM
Oke, gue bakal usahain bacain ini sesering mungkin di sela-sela program siaran gue. Kalau gitu gue masuk dulu karena lima menit lagi mesti siaran. Kalian tunggu kabar aja.
ADAM
Oke bang, thanks ya!
GLADIS
Makasih banyak ya,bang!

Adam dan Gladis keluar dari stasiun radio dan berjalan ke arah motor Adam.

GLADIS
Thanks, ya, Dam, lo ampe mikirin ini buat bantuin gue!(memasang helm ke kepalanya)
ADAM
Nggak papa, kan udah gue bilang kalau gue sebisa mungkin bantu lo. Sekarang kita mau ke mana nih? Mau makan dulu?
GLADIS
(menggeleng)Nggak, gue masih ada kuliah lagi, Kita balik ke kampus aja.
ADAM
Oke!

Adam dan Gladis meninggalkan stasiun radio.


CUT TO:

26.INT. AULA TEATER KAMPUS — DAY

Mahasiswa duduk melingkar di atas pentas. Pak Dirga berdiri di tengah-tengah mereka. Gladis dan Adam baru datang dan buru-buru bergabung ke atas pentas. Pak Dirga memulai pembicaraan sambil memegang tugas naskah yang sudah dikumpulkan mahasiswanya.

PAK DIRGA
Oke, ini tepat sebulan dan kalian sudah berhasil menyelesaikan naskah kalian. Sekarang tugas kalian adalah mencari siapa pemeran para tokoh dalam naskah kalian. Semakin cepat kalian mendapatkan pemerannya, semakin banyak waktu buat kalian berlatih. Ada pertanyaan?
RARA
Kita sendiri yang meranin atau gimana, Pak?
PAK DIRGA
Terserah kalian, boleh kalian sendiri, teman kalian atau kalian bisa nyari junior kalian. Dan yang paling penting, siapa yang mau main teater ini,ada nilai plus dari saya. Kalian juga bisa bilang sama junior kalian, siapapun yang meranin teater ini akan dapat nilai plus di mata kuliah saya. Oke, sekian dulu. (Pak Dirga meninggalkan pentas dan keluar aula)

Setelah Pak Dirga pergi, Gladis, Rara dan Adam berkumpul.

RARA
Gimana nih? Gue nggak bisa akting, lo gimana, Dis? (menoleh ke Gladis)
GLADIS
(berpikir sejenak) Lo gimana, Dam?
ADAM
Gue demam panggung!
RARA
Yah berarti kita mesti nyari junior kita dong.
GLADIS
Yang meranin ibu gue, biar gue. Jadi kita butuh peran mantan ibu gue dan beberapa orang lagi.
DAREN
Biar gue! (tiba-tiba nongol)

Gladis, Rara dan Adam menoleh ke Daren.

ADAM
Ngapain, mending lo meranin naskah lo, gabut banget lo!
DAREN
Males! Gue maunya deket-deket Gladis (menatap dalam Gladis)
GLADIS
Jangan nanti Bella dan Keke marah sama lo. Tuh mereka. (menunjuk ke arah Bella dan Keke yang sedang berjalan ke arah mereka)

Daren memalingkan wajahnya dari Gladis dan melihat ke arah Bella dan Keke.

BELLA
Yuk ikut kita nyari talent buat naskah kita!
DAREN
Ah, kalian aja!
KEKE
Jangan terima enaknya aja lo! (menarik tangan Daren dan membawanya pergi)
ADAM
Syukurin lo!
RARA
Eh, kita juga meski bergerak!
GLADIS
Yuk!

Mereka bertiga meninggalkan aula.


CUT TO:

MONTAGE : Gladis, Adam dan Rara terlihat sedang membujuk junior mereka satu persatu. Di sudut lain, Daren, Bella dan Keke melakukan hal yang sama. Kadang mereka berekspresi senang, kadang kecewa. Kadang kedua tim berbeda itu tampak membujuk junior yang sama dan saling rebutan.

CUT TO:

27.INT. KANTIN KAMPUS — AFTERNOON

Gladis, Adam dan Rara meneguk minuman dingin di kantin. Mereka terlihat capek.

ADAM
Kita kekurangan satu orang lagi.
RARA
Gimana kalau kita terima tawaran Daren?
GLADIS
Gila, lo!
RARA
Ya apa salahnya, Darennya mau kok. Lagian waktu kita mepet, Dis, kita mesti prepare banyak buat latihan.
GLADIS
Iya tapi nggak harus dia juga.
RARA
Kenapa, bukannya lo juga seneng kalau deket-deket dia?(menggoda Gladis)
GLADIS
Dih sotoy lo!

Rara baru sadar kalau ada Adam, dia lalu menoleh ke Adam yang memasang raut masam. Rara buru-buru memgalihkan pembicaraan.

RARA
Eh tadi kalian kemana sih?
GLADIS
Stasiun radio, tempat kakaknya Adam kerja
RARA
Ngapain?
ADAM
Gue minta abang gue nyiarin kalau Gladis lagi nyari orang, paham lo?
RARA
Wah bakal besar kesempatan lo nemuin Edian, Dis.(menatap Gladis)
GLADIS
Tapi belum ada yang nelponin gue nih ampe sekarang. (menatap layar ponselnya)
ADAM
Baru juga tadi siang, Dis, Dis, sabar napa.


FADE IN:








Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar