SENJA Ke-50
8. BABAK 8

14.INT. RUMAH DAREN — MORNING

Minggu pagi yang cerah. Daren keluar dari kamarnya dan mendapati Omanya sedang sarapan. Dia lalu ikutan duduk di meja makan. Tak lama, art menyajikan makanan dan segelas susu ke depan Daren. Daren meneguk jusnya di depannya, meminumnya langsung habis dan menaruh kembali gelasnya yang sudah kosong.

OMA DAREN
Kamu memang mirip dengan papamu, cara minum kalian aja sama. Apa kegiatanmu hari ini, Dar?
DAREN
(sambil memakan roti) Belum tau, Oma. Oh iya Oma, oma tau dimana papa nyimpan diarinya?
OMA DAREN
Mungkin ada di salah satu laci ruangan kerjanya. Apa ada hal yang ingin kamu ketahui dari papamu? Kamu bisa tanya Oma.
DAREN
Nggak, aku cuma mau tau kisah cinta papa sama mama. Bagaimana dulu dia mendekati mama dan bisa dapetin mama.
OMA DAREN
(menatap Daren dan menggodanya) Ada perempuan yang kamu suka?
DAREN
(lagi minum dan sedikit tersedak) Hmm...(mengangguk) ada sih..
OMA DAREN
Ajak dia kesini, Oma pengen liat.

Tiba-tiba handphone Daren berdering, ada telpon dari Rara.

SPLIT SCREEN : Rara dan Daren telponan.

RARA
Heh, lo mau ikut kita nggak?
DAREN
Kemana?
RARA
Nemenin Gladis ke kampung masa kecilnya.
DAREN
Ah males gue, Gladis lagi kesel ma gue!
RARA
Yakin lo nggak mau ikut? Adam ikut lho! (menggoda Daren)
DAREN
Tungguin gue, jangan berangkat sebelum gue datang! (berdiri dari kursinya, Omanya sampai kaget)

Daren menutup teleponnya dan buru-buru masuk ke kamar. Tak lama dia keluar kamar sambil memasang sepatunya. Omanya geleng-geleng kepala melihatnya.

DAREN
Aku pamit ya, Oma, ntar Oma kalau pengen makan sesuatu telepon aja. (sambil berlari ke bagasi)

Daren masuk ke mobilnya dan langsung tancap gas.


CUT TO:

15.EXT. BERANDA RUMAH GLADIS — MORNING

Rara memasukkan handphone ke saku celananya. Dia senyum-senyum sendiri setelah menelepon Daren. Gladis melihat tingkah Rara

GLADIS
Abis nelpon siapa lo?
RARA
(mengangkat kedua bahunya) Bukan siapa-siapa.

Gladis menatap Rara penuh curiga. Tiba-tiba Adam datang sambil mengendarai motornya. Dia memarkir motornya di halaman, lalu turun. Sukma sedang menyajikan minuman dan cemilan untuk mereka di beranda rumah. Dia lama menatap ke arah Adam. Rara yang sedang duduk di kursi mengerti tatapan Sukma dan bilang kalau itu teman mereka.

RARA
Itu Adam, teman kita, juga satu tim sama kita buat mentasin naskar teater kisah ibu nanti. (kata Rara sambil ngelupasin kacang)
SUKMA
(kaget dan duduk di dekat Rara. Dia mengambil buku kecil dan pena dari celemeknya dan menulis : "Jadi beneran kisah ibu yang kalian tulis?",lalu menunjukkannya pada Rara
RARA
Iya, Gladis mau nyariin Edian sampai ketemu makanya dia mau naskah ibu kita publish. jadi ntar ibu bisa nonton kisah ibu di pentas. (mengunyah kacang)

Walaupun kurang mengerti dengan omongan Rara, Sukma mengangguk-angguk pelan. Gladis dan Adam datang dan duduk bersama Rara. Adam bersalaman pada Sukma. Sukma berdiri dari kursinya dan mempersilahkan Adam duduk. Adam mengeluarkan naskah dari dalam tasnya.

ADAM
Ini, kalian baca dulu. Semuanya udah gue kemas dan tulis ulang sesuai cerita dari kalian.

Sukma yang berdiri di samping Adam melirik ke naskah yang diletakkan Adam di atas meja. Rara menoleh ke Sukma

RARA
Ibu mau baca kisah ibu sendiri?

Sukma mengangguk. Rara menyerahkan naskah itu pada Sukma. Mata Sukma berbinar saat membaca judul di halaman depan : SENJA Ke-50

RARA
Nanti kalau misalnya ada yang nggak srek di hati ibu, bilang aja.
GLADIS
Yaudah yuk kita berangkat, mendung nih. Ntar kehujanan di jalan.(memandang langit)

Gladis, Rara dan Adam kompak berdiri dan berpamitan pada Sukma yang masih menggenggam naskah teater. Saat mereka hendak menyalakan motor, tiba-tiba Daren datang dengan mobilnya. Mobil Daren tepat berhenti di depan pagar rumah Gladis. Dari dalam mobilnya Daren berteriak.

DAREN
Naik mobil gue aja sini, biar aman dari hujan!
GLADIS
(menyenggol lengan Rara) Ini ulah lo kan?
RARA
(tersenyum) Nggak papalah, mending kita pergi pake mobil aja biar aman. Jauh juga.

Sementara itu Sukma yang berdiri di beranda rumah terpana melihat paras Daren.

DAREN
Buru naik! (memencet klakson mobilnya berkali-kali)
GLADIS
(melirik ke arah Adam, Adam memasang tampang kesal) Gimana, Dam?
ADAM
Gue sih terserah elo, kalau lo nyaman, ya oke!
DAREN
Diskusiin apa sih, kelamaan!
GLADIS
Iya, berisik lo!

Gladis, Adam dan Rara masuk ke mobil Daren. Daren melihat ke arah Sukma dan menganggukkan kepalanya dengan pelan, dibalas Sukma dengan anggukkan yaang sama. Gladis duduk di depan bersebelahan dengan Daren, Adam dan Rara di belakang.

DAREN
Rambut baru lo bagus!

Gladis memegang rambutnya sambil melirik tajam ke Daren.

DAREN
Tapi lebih cantikan rambut yang kemarin sih!
GLADIS
(mencubit lengan Daren) Apa sih lo!
DAREN
Aww, sakit wei!
GLADIS
Makanya diem aja, gak usah komen. Ayo buru jalan!
DAREN
Siap nyonya! (menyalakan mobilnya)

Rara senyum-senyum melihat tingkah Daren dan Gladis, sementara itu Adam menatap mereka dengan cemburu.

CUT TO:

16.EXT. JALAN — DAY

Mobil Daren melaju di jalan kecil menuju sebuah desa di pinggir pantai. Gladis duduk di depan di samping Daren sambil tertidur, Adam dan Rara duduk di belakang. Sesekali Daren menginjak rem mobilnya dan membuat Gladis terbangun. Daren tertawa.

DAREN
Masih jauh nggak? (dia melirik Gladis yang tengah menguap)
GLADIS
Capek kan lo? (mendengus)
ADAM
Sok maksa ikut sih lo!
DAREN
Gue gak bilang capek, cuma nanya! Ini masih jauh apa kagak? kalau masih jauh gue tancap gas biar kenceng.
GLADIS
Kagak, lewat tikungan depan belok kanan, nyampe.

Gladis kembali menyandarkan punggunya. Akhirnya mobil Daren berhenti di sebuah warung kecil yang ada di pinggir pantai. Mereka turun. Namun Daren nggak ikut.

GLADIS
Lo nggak ikut?
DAREN
Gue nunggu di mobil aja sambil merem, lagian ini kan berkaitan sama naskah teater kalian, bakalan nggak nyambung gue.
GLADIS
Yaudah deh lo nyadar! (menutup pintu mobil)

Daren mendengus mendengar jawaban Gladis. Setelah itu, dia membaringkan tubuhnya ke jok mobil.


CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar