PANITIA
10. Pembantaian

125. EXT. PANTAI TIMUR PULAU SETENGAH - PAGI

Muncul teks Hari-H.

Terlihat ombak tersorot sinar matahari pagi dengan latar suara ombak dan burung.

Terdengar suara VIivi dari tiga TOA yang ada di sekitar Pondok Utama.

VO VIVI TOA

Selamat, pagi saudara-saudara sekalian. Silakan mengambil sarapan di restoran sesuai antrian yang sama. Setelah sarapan silakan manfaatkan waktu sampai siang untuk berbagai kegiatan. Anda bisa memancing, motorcross, snorkling, atau bermain bola di pantai. Bagi yang snorkling atau memancing mohon tidak melewati batas pelampung yang ada. Setelah makan siang kita semua akan berkumpul di depan panggung. Terima kasih.

Cross Dissolve

 

126. EXT. PANTAI TIMUR PULAU SETENGAH - PAGI

Belasan kader terlihat bermain bola menggunakan gawang kecil.

Cross Dissolve

 

127. EXT. PANTAI BARAT PULAU SETENGAH - PAGI

Terlihat lima motor cross sedang melintasi sirkuit.

Terlihat tulang tangan dilalui oleh salah satu motor cross.

Cross Dissolve

 

128. EXT. PANTAI SELATAN PULAU SETENGAH - PAGI

Terlihat belasan kader PGB memancing di dermaga dengan latar yang memancing di perahu.

Terlihat belasan kader PGB snorkling.

Terlihat dari bawah air gerakan kaki kader PGB yang sedang snorkling

Terlihat di pondok kecil delapan orang kader sedang bernyanyi diiringi gitar sambil merokok dan minum.

Cut To

 

129. EXT. PANTAI BARAT PULAU SETENGAH - PAGI

Terlihat empat pasang kader sedang berjalan di pantai lalu berfoto selfie dengan latar pulau sebelah.

Terlihat dua sosok orang tua menjadi latar belakang dari foto selfi yang mereka lakukan, namun mereka mengabaikan.

Cut To

 

130. EXT. JALAN MENUJU PULAU SETENGAH - PAGI

Terlihat antrian lima mobil dan satu truk yang hendak menuju Pulau Tengah terhalang relawan warga yang melakukan pemeriksaan.

WARGA RELAWAN 1

Kader?


MC

Bukan, Pak, saya MC acara.

 

WARGA RELAWAN 1

Silakan puter balik.

 

MC

Loh, Pak, saya MC-nya. Kemarin saya dari sini. Ini saya dari penginapan.

 

WARGA RELAWAN 1

Silakan puter balik!

 

MC

Loh, Pak gimana sih!

 

WARGA RELAWAN 2

Putar balik, Mas!

(Memperlihatkan parang)

 

Terlihat MC memutar balik sambil berusaha menelepon Erna namun panggilan gagal.

 

Terlihat truk dan mobil dengan penumpang berseragam PGB dibiarkan lewat, sementara mobil lainnya disuruh putar balik.

Cut To

 

131. EXT.DEPAN PANGGUNG - SIANG

Terlihat TOA menjulang mengeluarkan suara Erna.

ERNA

Selamat,siang para kader PGB, dengan saya Erna, ketua pantia acara kita pada hari ini.

 

Terlihat Erna menggunakan headset mic wireless sambil berjalan menuju panggung sambil mematikan ponselnya, lalu membuangnya ke pasir dan menginjaknya.

Ibad mendampingi Erna sambil berlari menggunakan baju partai yang membuat Erna menutup mic wirelessnya lalu marah.

ERNA

Ngapain kamu pakai baju itu? Lepas! Kamu bukan kader!

 

Ibad merautkan keheranan dan membuka baju partai sambil terus berjalan.

ERNA

Terima kasih sudah menghadiri acara ulang tahun PGB kali ini. Sebentar lagi kita akan menyaksikan penampilan teatrikal dari anak-anak warga sekitar tentang napak tilas PGB hingga usianya sekarang.

 

Terlihat di jajaran terdepan kursi di depan panggung, Pak Sandi, Bu Indah, Ketua Umum, sekjen, dan bendahara PGB pusat dan daerah bertepuk tangan dengan latar kader-kader lain juga bertepuk tangan, beberapa sambil terbatuk dan memegang ternggorokan.

ERNA

Untuk itu kami mohon kesediaanya bagi Pak Sandi, ketua DPD PGB Jawa Tengah agar naik ke atas panggung untuk menjadi bagian dari aksi teatrikal.

 

Terlihat Pak Sandi malu-malu dan terpaksa berdiri dengan latar Bu Indah yang cemberut, lalu berjalan ke arah panggung sambil melihat Erna yang sudah ada di depan panggung.

Terlihat Pak Guru di atas panggung memberi arahan pada anak-anak teater untuk naik ke tengah panggung, kemudian anak-anak naik dengan senyuman sumringah.

Terdengar musik dan narasi sejarah PGB sampai dipersoalan sejarah masa lalu, yang dilanjutkan secara live oleh Erna.

ERNA

Meski memiliki sejarah kelam dan beradarah, Garda Bangsa kini telah bermetamorfosa menjadi partai yang telah mengisi berbagai lini di berbagai lembaga negara.


Terlihat Pak Sangi mengerutkan kening lalu menatap Erna dan terbatuk kecil.

Terlihat Ketua Umum berusaha meraih gelas air minum di meja depan yang juga dilakukan oleh sekjen dan bendahara, Bu Indah, juga puluhan kader-kader di kursi belakang.

Terlihat Ibad menatap aneh keadaan sekitar seolah semua pemandangan mengitarinya.

Cut To

 

132. EXT. DERMAGA PULAU SETENGAH - SIANG

Terlihat puluhan perahu merapat ke dermaga, berisi kakek-kakek, nenek-nenek, dan orang tua, dengan membawa senjata tajam dengan latar tiga kader PGB yang terkulai dengan luka dileher dan dada penuh darah.

Hendri terlihat kaget dan tiba-tiba tertusuk dari belakang oleh panah ikan oleh kakek-kakek.

Cut To

 

133. EXT. PARKIRAN SEBELUM JEMBATAN PULAU SETENGAH - SIANG

Terlihat warga relawan berbincang dengan sepuluh kader yang bertugas sebagai keamanan dan juru parkir lalu disayat lehernya dari belakang oleh sepuluh warga lainnya yang berlagak lewat.

Terlihat tiga kader PGB yang baru turun dari mobil seolah disambut dengan senyuman lalu kemudian di bacok oleh tiga pemuda yang kemudian menyerahkan golok dannparangnya pada dua kakek-nenek yang lanjut mencacak.

Terlihat darah membasahi tanah di parkiran.

Cut To

 

134. EXT. DEPAN PONDOK KECIL MEDIS

Terlihat Lukman dan lima orang mendekat ke pondok kecil medis sambil sempoyongan dan memegang tenggorokan, disambut oleh dokter dan perawat yang mempersilalan masuk untuk berbaring lalu diberikan suntikan maut, sementara sopir ambulan dan perawat menyumpal wajah Lukman dan peserta lainnya dengan bantal hingga mati kehabisan napas.

 Cut To


135. EXT.DEPAN PANGGUNG - SIANG

Puluhan warga yang baru turun dari puluhan perahu ke berjalan dan berlari di dermaga ke arah pantai kemudian depan panggung dengan parang, pisau, panah ikan, dan golok ditangan lalu membabat habis semua peserta.

Terdengar teriakan-teriakan dan jerit kesakitan dari ratusan kader PGB.

Ibad terlihat terkejut hingga berjalan mundur lalu terjengkang ke belakang.

Terlihat para warga pembawa senjata melewatkan Ibad, yang menutupi kepala dengan tangan, begitu saja.

IBAD

Mba Erna!

 

Terlihat Erna membuka baju PGB dan membantingnya ke bawah sampai terinjak hingga para warga melewatinya begitu saja.

ERNA

Bertahun-tahun aku menahan jijik memakai seragam ini!

 

Terlihat anak-anak teater mengunuskan pisau dan menusukannya bergantian ke tubuh Pak Sandi, kemudian Pak Guru menembak tiga kader PGB di atas panggung hingga berjatuhan, lalu menembaki kader yang berlarian di samping dan di depan panggung.

 

Terlihat Ketua Umum terjatuh berlutut di depan meja lalu dihampiri oleh Pak Pak Rendra yang memberi sayatan menggunakan parang ke leher Ketua Umum, disusul Pak Khair yang membacok sekjen hingga keduanya terjatuh bersimbah darah.

 

Terlihat Ibad pingsan dan terbaring.

Dip to Black

 

136. EXT. PANTAI BARAT PULAU SETENGAH

Terlihat Ibad siuman ketika dipapah oleh dua warga menuju dermaga.

Terlihat sudut pandang Ibad melihat Vivi yang tergeletak bersimbah darah sedang diseret ke arah sirkuit.

 

137. EXT. SIRKUIT MOTOR CROSS - SORE

Pak Rendra, Pak Khair, dan para warga sepuh berdiri di pinggiran ceruk sirkuit motor cross sementara mayat-mayat kader PGB di turunkam dari truk dan mobil bak kemudian diseret dan dilepar ke lubang.

Suara Erna masih terdengar dari TOA

ERNA

Biarkan mayat-mayat ini bersatu dengan leluhur-leluhur kita, dan biarkan mereka berdebat di dalam kubur!

 

Eskavator mini mulai mengeruk tanah berpasir untuk mengubur ratusan mayat kader PGB dengan latar lima motor cross yang terparkir terpencar.

Terlihat wajah pucat Ibad yang semain blur.

Dip to Black


138. EXT. DERMAGA PULAU SETENGAH - SORE

Erna terlihat membangunkan Ibad, yang terlihat shock, lalu memberinya minum sementara para warga menaiki perahu-perahu nelayan.

ERNA

Aku tak peduli gagal menjadi panitia kalian. Tapi aku tak mau gagal menjadi ketua panitia mereka. Mereka sempat ragu ketika Bima tak sengaja melihat sejarah versi kami, tapi Pak Rendra berhasil membuat para sesepuh bersabar menunggu hari ini. Dan sekarang, tugas terakhirmu mengantar aku.

 

Erna menaiki perahu karet disusul Ibad yang terisak-isak.

Cut To

 

138. EXT. LAUT SELATAN PULAU SETENGAH - SORE

Terlihat dari atas perahu karet dan perahu-perahu nelayan meuju laut ke arah kapal ferry yang menunggu.

Cut To

 

138. EXT. DEPAN KAPAL FERRY DI LAUT SELATAN PULAU SETENGAH - SORE

Terlihat anak-anak teater, pemuda, dan sesepuh, mengantri tangga naik kapal ferry sementara Ibad memandang Erna dengan air mata.

ERNA

Pulang, Bad! Lanjutkan kehidupanmu!

 

Erna melangkahi pinggiran perahu karet, menapak pada perahu nelayan untuk naik ke kapal ferry.

 

Dip to Black

 

139. EXT. DEPAN KAPAL FERRY LAUT SELATAN PULAU SETENGAH – SORE

Terlihat Ibad mengemudikan perahu karet dengan rambut tersibak-sibak lalu mengusap air matanya.

Dip to Black

 

Extra Scene/Credit Title

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar