PANITIA
1. Keberangkatan

1. EXT. DEPAN KANTOR PGB - SIANG

Telihat semakin dekat kantor dengan plang bertuliskan DPD PGB Jawa Tengah dengan mobil Alpard dan tiga mobil lain serta lima motor. Di samping plang terdapat poster Pak Sandi berseragam partai sedang mengepalkan tangan.


2. INT. KANTOR PARTAI - SIANG

Muncul teks bertuliskan H-20

Vivi keluar dari ruangan Pak Sandi sambil membawa map berisi berkas lalu melihat ke arah Erna yang sedang duduk di meja kerja.

VIVI

Na, Pak Sandi manggil, tuh!


Erna menoleh ke Vivi dengan wajah panik.

ERNA

Kenapa ya, Vi?


VIVI

Kamu merasa ada salah ngga?


ERNA

Kayanya sih ngga.


VIVI

Jangan kayanya. Kamu harus yakin.


ERNA

(Mengingat-ngingat)

Hmmmm...


VIVI

Berati cuma kangen aja kali.


Hendri menongolkan kepala dari balik meja kerjanya.

HENDRI

Cie cemburu!

 

Vivi mengancam Hendri dengan pukulan lembar kertas proposal.

Hendri membenamkan kembali kepalanya.

Erna bercermin pada hape merapikan rambutnya lalu berjalan ke arah ruangan Pak Sandi.

Vivi terus melihat ke arah Erna lalu berpaling ke arah Hendri yang sedang memeperhatikannya.

 

VIVI

Apa kamu?

(Lalu melempar proposal dari mejanya)

 

Hendri menangkis proposal.

 

3. INT. DEPAN RUANGAN PAK SANDI - SIANG      

Erna mengehela napas lalu mengetuk pintu.

 

ERNA

Permisi, Pak!

(Berdeham)

Permisi, Pak!

 

VO PAK SANDI

Masuk!

 

Erna membuka pintu

 

4. INT. RUANG PAK SANDI - SIANG

Dari balik bahu Pak Sandi yang sedang duduk sambil menerima telepon, Erna terlihat membuka pintu.

PAK SANDI

Oke, sayang, ini anak barunya sudah datang.

 

Erna hendak menutup pintu.

PAK SANDI

Iya, pintunya nggak ditutup kok.

 

Erna batal menutup pintu.

PAK SANDI

Oke, love you, bye!


Erna mengangguk sambil mendekat ke arah meja Pak Sandi

 

PAK SANDI

Tutup pintunya.

 

ERNA

Oh.

(Melangkah mundur dengan raut bingung lalu menutup pintu)

 

PAK SANDI

Sudah sampai mana persiapan acaranya?

 

ERNA

Tempat sudah oke, Pak. Renovasi sudah 90 persen. Semua vendor kecuali bagian dekorasi sudah deal semua.

 

PAK SANDI

Ada kendala?

 

ERNA

Tidak ada, Pak. Tinggal ketemuan sama panitia lokal, terus finishing di lokasi. Jadi saya perlu dua mobil kantor di H-7.

 

PAK SANDI

Sudah kordinasi dengan driver?

 

ERNA

Hari ini, Pak.

 

PAK SANDI

Siapa saja yang berangkat duluan?

 

ERNA

Saya, Vivi, Bima, Henri, Ibad, dan Awi, Pak. Di tambah dua driver pastinya. Salah satunya pulang menjelang hari H kalau-kalau dibutuhkan di sini.

 

PAK SANDI

Ibad anak magang itu?

 

ERNA

Iya, Pak.

 

PAK SANDI

Saya boleh ikut nggak?

 

ERNA

Ikut ke lokasi, Pak?

 

PAK SANDI

Iya.

 

ERNA

H-7?

 

PAK SANDI

Ya, iya. Kalau hari H kan saya pasti ikut.

 

ERNA

Ya boleh, lah, Pak. Tapi bukannya bapak masih harus melobi sponsor?

 

PAK SANDI

(Tersenyum)

Buat apa melobi sponsor?

 

Erna menggaruk hidungnya

 

ERNA

Kalau tidak dapat dana sponsor, acara dan jumlah undangan akan berkurang setengahnya, Pak.

 

Pak Sandi menggeleng.

PAK SANDI

Buat apa melobi sponsor?

(Diam sebentar)

Kalau dana dari sponsornya sudah cair!

 

Erna terperangah.

ERNA

Serius, Pak?


Pak Sandi mengibaskan cek.

Erna mendekati meja kerja Pak Sandi dengan sumringah.

Tangan Pak Sandi bergerak ke samping agar Erna mendekatinya dari samping tanpa terhalang meja.

Erna berjalan melewati meja lalu mengambil cek dari tangan Pak Sandi.

 

ERNA

(Menatap cek dengan takjub)

Segini, Pak?

 

PAK SANDI

Yup. Lebih dari yang kamu propose, kan?

 

ERNA

A lot, Pak.

 

PAK SANDI

Sekarang kamu lebih tenang dong?

 

ERNA

Iya, lah, Pak.

 

PAK SANDI

Jadi,

(Kedua tangan Pak Sandi menyentuh bahu Erna)

Kamu harus pastikan acara kita bukan cuma lancar, tapi juga memukau ketua umum! Kamu harus pastikan orang-orang tahu bahwa kita bisa berbuat lebih dari mereka yang ada di pusat!


Erna mengangguk tapi menunduk.

Suara ketukan terdengar.

Ujung jari Pak Sandi terlihat menghentak lalu melepas sentuhan pada bahu Erna.  

 

PAK SANDI

Masuk.


Erna mundur dengan cepat menjauhkan jarak dengan Pak Sandi.

Pintu terbuka, Vivi masuk membawa tumpukan map dan tumpukan kertas lalu mendekati meja.

 

VIVI

Semua berkas yang perlu bapak cek dan tanda tangan.


Erna berjalan kembali ke balik meja hingga berdiri sejajar dengan Vivi. 

PAK SANDI

Hari ini berapa tamu, Vi?

(Mengambil kertas teratas dalam tumpukan yang baru Vivi berikan.)

 

VIVI

Cuma tiga, Pak. Ketua DPC Karanganyar, perwailan ormas wilayah kita, dan utusan proyek pembebasan lahan di Tegal.


Pak Sandi mengangguk lalu memandang Erna sambil tersenyum tipis.

Vivi memandang cara Pak Sandi melihat Erna.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar