Seorang notaris muda milik agen bergengsi di ibukota memutuskan resign demi memenuhi ambisi terakhir ayahnya di sebuah desa yang dijamah oleh mafia tanah.

1. Aryasatya: sayang orang tua dan masyarakat kecil, sopan, target oriented, tegas, keras kepala, modern, sabar, suka tantangan. 2. Joyo Laksono: penyayang, daya ingat kuat, rajin, sopan, mudah terbawa emosi, kuno, suka ingin tahu urusan orang lain, tidak sabar, pembelajar, suka hal baru. 3. Seruni Rahayu: penyayang, pembicara yang baik, pembelajar, rajin, analisa kuat, mandiri, sabar, fokus, modern, mudah simpatik. 4. Johan Karta Sasmita: bossy, rakus, provokator, tidak sayang keluarga, keras kepala, money oriented, menghalalkan segala cara untuk ambisi. 5. Nunik: mudah selingkuh, money oriented, gila perhiasan, gila arisan, galak, menghalalkan segala cara untuk ambisi. 6. Jarwo Sujiwo: kuno, lucu, gagap tekhnologi, budak cinta, sok tahu, sok bijak, hobi gosip. 7. Jono Haryanto: kuno, lucu, sok inggris, budak cinta, penikmat selfie, sok jago, sok tahu, hobi gosip, percaya diri, lugu.

Di Jawa Timur, terdapat sebuah desa dengan luas tanah yang melimpah, desa itu bernama desa Majujaya. Tanah-tanah tersebut milik warga desa Majujaya namun belum bersertipikat. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para mafia tanah untuk menggarong tanah warga sedikit demi sedikit. Seiring waktu, lahan yang dimiliki oleh warga perlahan-lahan menjadi semakin menyempit. Tidak ada warga yang berani bicara sebab takut di penjara seperti yang sudah terjadi kepada salah satu warga desa di era kepemimpinan Gito. Gito merupakan kades yang berani menentang para mafia yang dipimpin oleh Karta. Namun, Gito menjadi sakit-sakitan akibat mencurahkan aspirasi sepenuhnya untuk kesejahteraan warga. Di samping itu, Gito juga merasa gagal melindungi warganya dari jeruji besi penjara hingga akhirnya Gito mengundurkan diri dari kursi kades lalu kembali ke kota.
20 tahun kemudian Gito sudah menjelang kematiannya, namun Gito masih mendengar kabar bahwa Karta dan kawanannya masih dan semakin merajalela menggarong tanah warga desa. Gito yang masih merasa bersalah dan belum menyerah dengan misinya, memutuskan untuk mengirim anak satu-satunya yaitu Arya untuk menghentikan Karta dan kawanannya.
Arya, pemuda berbadan tegap berkacamata dan memiliki goresan luka di tangan kanannya akibat tragedi masa lalu. Sebelum meninggal, bapaknya hanya memberikan sebuah nomor telepon untuk dihubungi. Setelah dihubungi, rupanya Arya harus berangkat ke desa Majujaya di Jawa timur. Arya yang sebelumnya bekerja sebagai notaris dengan gaya hidup mewah, akhirnya resign dari tempat kerjanya demi menjalankan misi dan untuk tahu alasan kenapa bapak mengirimnya kesana.
Arya yang memang berpengalaman sebagai notaris, tidak mengira bahwa bapak mengirimnya ke desa Majujaya adalah untuk membantu warga mengurus tanah. Namun bagian terburuk yang tidak pernah disangka oleh Arya adalah ternyata Arya harus berhadapan juga dengan para mafia tanah yang dikomandoi oleh Karta, bekerjasama dengan oknum pengusaha swasta dari kota, serta beberapa sendi pemerintahan di desa. Selain itu, di desa juga ada seorang yang ditakuti warga sebab terkenal sebagai dukun ilmu hitam, dialah Kuncoro.
Dalam menghadapi Karta dan kawanannya, Arya menemukan bantuan di tengah jalan, yaitu Joyo dan Seruni. Joyo, pemuda tanggung dengan postur kurus dan cerdas ini adalah seorang tamatan SD yang memiliki daya ingat kuat dan mampu mengingat setiap detail yang pernah dia lihat. Sedangkan Seruni, wanita cantik, tinggi semampai, berkacamata, juga cerdas, serta memiliki daya analisis kuat, hingga membuatnya mendapatkan beasiswa kuliah ke ibukota. Pada akhirnya, kolaborasi Joyo dan Seruni sukses membantu Arya untuk mengungkap kebenaran dibalik kebusukan Karta dan kawanannya selama ini.