Menata Cerah Di Tanah Si Mbah
2. Notaris Bodong

16. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI

Warga sudah mulai banyak mengantri, lalu Arya berkata sambil takjub.

ARYA

Wah wah waah, rupanya warga semangat sekali ya pak Roni, luar biasa.

RONI

Begitulah pak, sebab warga sini memang penghasilan utamanya adalah bertani dan bercocok tanam, jadi warga benar-benar membutuhkan lahan yang legal agar tidak ada masalah nanti ke depannya. Sebab tanah berarti masa depan untuk anak dan cucu mereka pak.

ARYA

Ooh begitu rupanya arti tanah untuk warga ini. Wah waah kalo begini terus bisa lembur setiap kita ni pak Roni.

RONI

Tapi engga perlu lembur ya pak soalnya engga ada istilah lembur disini kecuali sukarela.

Arya tertawa lalu berkata.

ARYA

Iya iya saya paham.

Lalu satu persatu warga mulai dipanggil untuk konsultasi dengan Arya, hingga tak terasa waktu sudah jam 3 yang berarti waktunya untuk jam tutup pelayanan.

CUT TO

17. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMINISTRASI TANAH – SORE

Arya bersandar di bangku ruangannya sambil matanya memandang ke arah atap kantor.

ARYA (VO)

Masih lumayan banyak sepertinya yang harus diselesaikan. Bapak ngewarisin pekerjaan yang cukup melelahkan buat aku. Hhhh tapi stop ngeluh stop ngeluh Arya dan ingat selalu, jalani, selesaikan misi dengan segera, jangan dinikmati & kembali, ingat itu.

Tapi hari ini benar-benar banyak dan cukup melelahkan banget. Kemarin si lancar tapi hari ini ada 3 orang yang sepertinya tidak puas dan hampir aja saya lepas kendali. Kenapa ya mereka bisa menuduhku seperti itu?

Kenang Arya sambil mengingat kejadian tadi siang saat ada 3 orang yang mendebatnya tentang peraturan tanah dan salah satu di antara mereka yang paling keras mendebat Arya.

FADE OUT

18. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – SIANG

PENDEBAT 1 (RAWE)

Bapak yang benar sajalah pak, ini masa aturannya seperti ini. Saya tidak percaya, ini pasti ada permainan dari bapak. Coba saya lihat surat tugas bapak, saya ingin pastikan bahwa bapak memang benar-benar ahli di bidang ini. Sebab saya merasa ada kejanggalan, masa ribet banget seperti ini sih pak padahal yang mau saya urus ini adalah tanah saya jadi bapak jangan malah memperhambat disini. Seharusnya bapak membantu kami disini agar lebih mudah tapi ini ko’ malah menambah keruwetan. Jadi makin khawatir saja saya mempercayakan urusan tanah ini ke bapak, jangan-jangan anda ini notaris bodong ...

Masih dalam lamunan, tiba-tiba pintu diketuk.

ARYA

Silakan masuk.

SERUNI

Permisi pak Arya. Saya izin pulang lebih dulu sebab ada urusan.

Ucap Runi sambil membawakan kopi untuk Arya.

ARYA

Oh iya de’ Runi monggo. Terima kasih untuk kopinya dan sampai jumpa besok ya.

SERUNI

Baik pak, mari.

CUT TO

19. EXT. GERBANG DESA – JALANAN UTAMA – SORE

Joyo lewat depan rumah Kuncoro selepas pulang dari pasar dengan sepedanya dan melihat Tika sedang menangis di depan Kuncoro.

CUT TO

20. INT. RUMAH KUNCORO - TERAS RUMAH – SORE

Kuncoro dan Tika melihat Joyo yang tiba-tiba lewat dan memperhatikan mereka lalu Kuncoro dan Tika masuk ke rumahnya.

CUT TO

21. EXT. SAWAH – JALANAN UTAMA – SORE

Jarwo dan Jono sedang istirahat di pinggir sawah sambil mengamati beberapa orang yang berpakaian rapi tengah berjalan pulang menuju gerbang desa.

JARWO

Tuh lihat jon, makin sukses pak Karta ya. Temenannya sama orang-orang perlente terus, mantapnyaa.

JONO

Ealah pakdee pakde, liat orang itu jangan dari bajunya pakde, gimana toh.

JARWO

Lah, terus liat celananya gitu Jon?

JONO

Liat hatinya pakde.

JARWO

Ealah Joon Jon, kamu ko’ berani-beraninya ngomongin hati, kaya masih punya hati aja kamu Jon.

JONO

Sudah engga punya hati aku pakde.

JARWO

Nah itu.

JONO

Sudah diambil sama de’ Runi pakde.

JARWO

Ealah, engga sudi aku Jon.

CUT TO

22. INT. RUMAH JOYO – RUANG TENGAH – MALAM

Joyo masih merapikan bakul rotan yang akan dijual ke pasar besok.

NARTO

Yo sudah yo, makan dulu sini yo.

JOYO

Iya mbah sebentar lagi ya mbah, ini lagi nanggung sebentar lagi.

NARTO

Sudah Yo sudah besok kita urusi lagi bakul rotan itu. Kalo kamu engga urus diri kamu nanti kamu juga ikutan kaya rotan Yo terus tinggal dilipet-lipet. Mau kamu begitu Yo?

Joyo tertawa lalu berkata.

JOYO

Iya mbah.

Joyo meninggalkan tumpukan bakul lalu menuju meja makan untuk makan bersama Narto.

JOYO

Mbah, tadi waktu pulang dari pasar, aku engga sengaja liat mbah Kuncoro sepertinya sedang marahi si mba sampe nangis mbah. Kenapa ya mbah kayanya mbah Kuncoro jahat banget, padahal si mba’nya kan udah ditinggal suaminya engga pulang-pulang tapi mbah Kuncoro malah marahi si mba sampe begitu.

NARTO

Hush kamu ini, engga usah urusin rumah tangga orang lain toh Yo. Kamu lihat tu, kerjaan kita masih banyak Yo jadi jangan habiskan waktumu untuk mengurusi hal-hal selain urusanmu Yo.

Ucap Narto sambil membuang pandangan ke tumpukan bambu yang belum diolah.

JOYO

Iya mbah.

CUT TO

23. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI

Arya sudah berhadapan kembali dengan para warga. Di tengah-tengah warga, ada seseorang dengan pakaian serba hitam yang ikut dalam antrian. Lalu tibalah giliran orang tersebut.

ARYA

Silakan pakde, apa yang bisa saya bantu?

PRIA BERPAKAIAN SERBA HITAM (WORO)

Ada yang ingin saya bicarakan secara pribadi kepada bapak dan hal ini cukup penting jadi bisakah saya ngobrol di rumah bapak saat jam istirahat agar lebih leluasa?

ARYA

Tentang apa ya pak?

PRIA BERPAKAIAN SERBA HITAM (WORO)

Tentang warga disini pak. Percayalah informasi ini penting untuk bapak.

ARYA

Hmm baiklah pak nanti di jam istirahat ya kita ke rumah saya tapi tidak lama ya pak sebab warga masih banyak yang mengantri.

PRIA BERPAKAIAN SERBA HITAM (WORO)

Siap tidak masalah, tidak lama ko’ pak.

Jam tangan Arya menunjukkan pukul 12.00 yang berarti waktunya untuk istirahat dan layanan akan dibuka kembali pada jam 1 siang, lalu Arya berkata pada pria berbaju serba hitam.

ARYA

Mari pak.

PRIA BERPAKAIAN SERBA HITAM (WORO)

Mari pak.

CUT TO

24. INT. RUMAH KARJO – KAMAR TIDUR – SIANG

Karjo terlihat sedang meregang kesakitan di rumahnya sambil memegang perut dan kepalanya, lalu Karjo berkata.

KARJO

Duh buu duuuh perut sama kepala aku serasa ditusuk tusuk duuuh buuu tolong buuu duuuh bu.

CUT TO

25. INT. RUMAH BENI – KAMAR TIDUR – SIANG

Beni juga sedang meregang kesakitan di rumahnya sambil memegang perut dan kepalanya, lalu Beni berkata.

BENI

Duh paak duuuh perut sama kepala aku serasa ditusuk tusuk paaak tolong paaak aduuuh sakiit.

CUT TO

26. INT. RUMAH SEPTA – KAMAR TIDUR – SIANG

Septa pun juga sedang meregang kesakitan di rumahnya sambil memegang perut dan kepalanya, lalu Septa berkata.

SEPTA

Duh masss duuuh perut sama kepala aku serasa ditusuk tusuk maas tolong aku kang maaas sakiit tolong kang maaas.

RINTO

Duh sep. Kamu kenapa toh?. Kemarin masih baik-baik aja, ko’ ini sepulang dari kantor desa kemarin malah begini.

Karta yang sedang menengok Septa setelah menengok Beni dan Karjo berkata.

KARTA

Saya rasa ada sesuatu yang terjadi dengan Septa, Karjo dan Beni. Mereka semua merasakan sakit yang sama. Kebetulan mereka juga telah melakukan hal yang sama secara bersamaan kemarin.

Keluarga dari Septa, Beni maupun Karjo tidak tahu apa-apa dan hanya mendengarkan penjelasan dari Karta selaku boss mereka, lalu Heru (kakak Septa) berkata.

HERU

Maksudnya apa pak Karta?

Karta terlihat menceritakan bahwa Karjo, Beni dan Septa kemarin mendebat Arya, pemuda yang membantu pengurusan tanah warga di kantor desa.

KARTA

Warga mengatakan bahwa mereka melihat pak Arya sekitar jam 12 siang itu membawa seseorang yang mencurigakan dengan baju serba hitam ke rumahnya. Tidak salah lagi, itu pasti dukun suruhannya untuk mengirimkan guna-guna ke Septa, Beni dan Karjo sebab mereka telah mendebatnya dengan keras. Ini pasti benar terjadi sesuatu tapi tenang saudara, saya akan bereskan ini semua nanti.

CUT TO

27. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – SORE

Arya melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 3, yang berarti itu adalah jam berakhir layanan untuk hari ini, lalu Arya berkata.

ARYA

Bapak ibu sudara-saudari sekalian yang saya hormati, sebab waktu telah menunjukkan pukul 3 oleh sebab itu mohon maaf jam layanan hari ini kami tutup dan bagi yang belum maka silakan kembali esok hari, terima kasih.

Sesaat kemudian, seorang laki-laki menggunakan blangkon mendatangi Arya lalu berkata.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Boleh saya ngobrol sebentar dengan pak Arya?

ARYA

Mohon maaf pak tapi sudah selesai waktu layanannya jadi kembali lagi esok hari ya pak.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Mohon maaf ini bukan soal layanan tanah pak tapi soal penugasan anda disini sebab saya perwakilan dari tokoh disini ingin sedikit mengobrol tentang apa saja yang akan anda kerjakan disini.

ARYA

Owalah mohon maaf ya pak, saya kira warga yang mau urus tanah, monggo monggo silakan duduk.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Mohon maaf tapi bisakah kita ngobrol di rumah bapak?, kami juga ingin memantau kondisi tempat tinggal bapa selama disini.

ARYA

Ooh boleh pak boleh monggo mari kita ke rumah saya.

CUT TO

28. INT. RUMAH DINAS – RUANG TENGAH – SORE

Arya mengajak laki-laki ber-blangkon tersebut masuk ke rumahnya.

ARYA

Monggo silakan duduk, mau minum apa pak?

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Apa saja pak yang penting bikinnya 2 ya dengan bapak juga, sebab saya canggung jika harus minum sendirian.

ARYA

Owalah baik pak.

Arya pun menuju ke dapur untuk mebuat teh manis, lalu sesaat sudah kembali.

ARYA

Nah, mpnggo silakan pak dinikmati teh’nya

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Terima kasih pak.

Pria ber-blangkon meminum teh manis tersebut, lalu pria ber-blangkon berkata.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Hmm hmm nampaknya agak kurang manis ya pak, boleh minta tolong ditambahkan gula sedikit lagi pak?, mohon maaf ya pak.

ARYA

Owalah mohon maaf pak, saya khawatir terlalu manis tadinya. Sebentar pak saya ke belakang untuk menambahkan sedikit gula ya pak sebentar.

Arya pun kembali menuju ke dapur untuk menambahkan gula sambil membawa teh manis si pria ber-blangkon, lalu sesaat sudah kembali lagi.

ARYA

Nah ini, monggo pak dijamin pas mantap.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Terima kasih pak. Hsrrruppphhh, wah pas sekali nikmat. Monggo pak Arya diminum juga.

ARYA

Oh iya ya pak, ko’ saya jadi memperhatikan bapak minum ya. Saya minum ya pak.

LAKI-LAKI BLANGKON (TYO)

Monggo pak.

Tidak lama setelah minum teh, Arya memegang kepala sambil menggoyangkannya beberapa kali, lalu setelah itu Arya sudah tak sadarkan diri.

CUT TO

29. INT. RUMAH KARTA – RUANG TAMU – SORE

Karta menerima pesan di hp-nya lalu dibuka olehnya. Isi pesannya berkata.

SESEORANG (DANDI)

Beres boss.

Dengan senyum licik, Karta berkata.

KARTA (VO)

Mantap. Kita mainkan besok.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar