Menata Cerah Di Tanah Si Mbah
6. Ada Yang Bulat, Itu Tekad!

64. EXT. PASAR – DEPAN TOKO - PAGI

Narto dan Joyo sudah membuka lapak dagangannya, lalu Joyo berkata.

JOYO

Gimana berkas-berkas yang kemarin mbah?, sudah lengkap mbah?

NARTO

Belum Yo, masih ada beberapa syarat lagi yang harus mbah kasih ke pak Arya.

JOYO

Owalah ternyata lama dan ribet ya mbah.

NARTO

Maklum Yo, kan yang diurus juga bukan si mbah aja tapi hampir seluruh warga desa. Masih untung juga Yo masih ada orang yang mau perhatian sama nasib rakyat kecil di desa terpencil kaya kita ini Yo.

JOYO

Iya juga si mbah.

CUT TO

65. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI

Arya sudah berada di tempatnya kembali untuk melayani warga. Terlihat Runi sedang memperhatikan Arya di belakang Arya.

SERUNI (VO)

Aku tanya sekarang atau nanti ya?, tapi kayanya pak Arya lagi sibuk banget, nanti malah ganggu kalau aku tanya sekarang. Hmm nanti aja deh.

CUT TO

66. INT. RUMAH SARI – RUANG TENGAH - SIANG

Sari membuka hp-nya sebab ada pesan masuk. Lalu dibuka ternyata itu adalah pesan dari Nunik yang berisi video disertai kata-kata yang isinya.

NUNIK

Mba Sari, kalau tidak mau video ini tersebar maka nanti malam ikut saya ke suatu tempat ya, jangan banyak tanya, oke. Sampai jumpa nanti malam mba Sari.

Hp Sari tiba-tiba terjatuh setelah membaca pesan itu dan seketika Sari juga ikut ambruk lemas di depan pintu kamarnya sambil agak terisak.

CUT TO

67. EXT. JALANAN UTAMA – MALAM

Karta, Nunik dan Sari terlihat bergegas menuju rumah Arya. Wajah Karta dan Nunik terlihat tersenyum sedangkan Sari hanya menunduk di sepanjang perjalanan.

CUT TO

68. INT. RUMAH DINAS – TERAS RUMAH - MALAM

Karta, Nunik dan Sari telah sampai di teras rumah Arya.

KARTA

Permisi pak Arya, selamat malam.

Tidak lama Arya membuka pintu.

ARYA

Pak Karta, ada apa ya pak?

KARTA

Pak Arya, ini saya dan istri saya, serta mba Sari ingin membicarakan sesuatu, boleh kami masuk?

ARYA

Sebentar pak, boleh saya tau mau bicara soal apa?

KARTA

Keliatan engga sopan dong pak Arya, masa ada tamu tapi tidak dipersilakan masuk terlebih dahulu.

Arya mengerutkan dahi.

ARYA (VO)

Lah anda bertamu ke rumah orang sudah malam gini apa sopan namanya?, kan masih ada besok.

Karta lanjut berkata.

KARTA

Boleh kami masuk pak Arya

ARYA

Oh iya, silakan pak tapi mohon maaf mungkin tidak bisa lama sebab saya masih ada beberapa berkas yang harus saya cek dan periapkan kembali untuk besok.

KARTA

Tentu pak Arya kami tidak akan lama, kami tau sesibuk apa anda saat ini.

CUT TO

69. INT. RUMAH DINAS – RUANG TENGAH – MALAM

Arya, Karta, Nunik, dan Sari sudah berada di ruang tengah sekarang.

ARYA

Mau minum apa pak?

NARTO

Air putih saja pak engga apa.

Seketika Arya berjalan ke arah dapur lalu tidak lama kembali dengan membawa 3 gelas air putih, lalu Arya kembali duduk.

ARYA

Sebelumnya mohon maaf tapi langsung saja disampaikan, apa maksud tujuan bapak ibu datang kesini malam-malam begini?, ada suatu hal yang daruratkah?

KARTA

Wah wah, buru-buru sekali pak Arya ini, sepertinya sudah engga sabar ya bu?

NUNIK

Betul pak.

KARTA

Jadi begini pak Arya, saya masih ingin membicarakan tentang apa yang kita bicarakan tempo hari, sebab kalau saya menemui anda di kantor desa rasanya tidak ada waktu sebab sibuk mengurusi warga jadi saya berinisiatif untuk menemui anda di rumah anda saja.

ARYA

Oke pak tentang itu, langsung saja ya pak bahwa sekali lagi saya katakan bahwa saya sama sekali tidak tertarik dan terima kasih atas tawarannya.

KARTA

Wah waaah, engga usah buru-buru begitu pak Arya santai saja dulu, kan semua masih bisa dibicarakan, iya toh bu?

NUNIK

Betul pak.

KARTA

Oleh sebab itulah saya datang kesini dengan harapan pak Arya masih bisa untuk memikirkan kembali tentang pembicaraan kita tempo hari. Sebab, jarang ada kesempatan seperti ini loh pak dan saya hanya menawarkan ini hanya kepada pak Arya loh, kesempatan luar biasa ini pak.

ARYA

Untuk kesekian kalinya saya ucapkan mohon maaf, bukan hal ini yang saya harapkan disini pak. Saya hanya berharap bisa membantu warga tanpa ada harapan lain pak.

KARTA

Mantap memang pak Arya ini, tidak salah saya memilih anda sebagai rekan kerja sama, iya toh bu?

NUNIK

Betul pak.

KARTA

Anggap saja ini sebagai bonus untuk anda atas kerja keras anda selama ini. Ini juga mungkin hadiah dari Tuhan untuk anda yang harus anda terima dan syukuri pak Arya.

ARYA

Bukan tidak berniat untuk menerima dan mensyukuri pak, tapi saya kira masih banyak jalan lain untuk saya dalam mensyukuri hidup saya ini. Jadi sekali lagi saya katakan bahwa saya tidak bisa dan mohon maaf.

KARTA

Owalaaah sabar pak Arya sabar jangan buru-buru ambil kesimpulan. Oh iya, disini juga saya mau kenalkan tetangga saya yang cantik menawan masih perawan pula, namanya Sari. Rencananya, mba Sari ini akan membantu anda nanti ke depannya untuk mengurus apapun yang anda butuhkan di desa ini. Apapun maunya pak Arya dalam kerjasama kita ini pasti akan dipenuhi oleh mba Sari, bukan begitu bu?

NUNIK

Betul pak.

ARYA (VO)

Kerjasama katamu?, tidak akan kubiarkan kamu melenggang seenaknya disini Karta. Cukup kamu dan kawananmu saja yang rusak dan jangan rusak desa ini. Aku tidak akan membiarkan kamu seenaknya selama masih ada aku disini.

Perasaan Arya semakin marah dengan Karta dengan perlakuannya terhadap desa dan warganya, lalu Karta berkata.

KARTA

Oleh sebab itu, monggo kiranya dipertimbangkan kembali pak Arya untuk kerjasama ini ya.

CUT TO

70. EXT. JALANAN UTAMA – MALAM

Ekspresi wajah Karta dan Nunik menampilkan raut marah. Sari pun sudah tidak bersama mereka.

KARTA

Dasar manusia sombong yang tak tau diuntung, kita liat saja nanti akan kubuat dia bertekuk lutut memohon-mohon untuk kerjasama ini.

CUT TO

71. INT. RUMAH JOYO – KAMAR TIDUR - PAGI

Joyo masih terlelap di balik selimutnya. Sinar matahari pagi yang menyelip di balik sela-sela jendela membangunkan Joyo.

JOYO (VO)

Sudah pagi kah?, ko’ tumben si mbah engga bangunin aku lebih awal kaya biasanya?

Joyo pun, turun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya.

CUT TO

72. INT. RUMAH JOYO – RUANG TENGAH – PAGI

Joyo melihat di ruang tengah juga tidak ada Narto.

JOYO (VO)

Duh Gusti, kalo begini si mbah pasti sakit di kamarnya!

Joyo bergegas jalan ke arah kamar si mbah.

CUT TO

73. INT. RUMAH JOYO – RUANG TIDUR – PAGI

Joyo sudah di dalam kamar Narto dan benar dugaan Joyo bahwa Narto masih terlelap di balik selimutnya. Joyo mendekat ke Narto dan menyentuh jidat Narto.

JOYO

Mbah sakit?

NARTO

Eh kamu Yo. Engga sakit cuma mbah sedikit kecapean aja Yo. Oh iya, kamu nanti engga usah ke pasar dulu ya, nanti aja ke pasarnya lagi kalau mbah udah enakan.

JOYO

Joyo tetap ke pasar mbah tapi nanti Joyo pulang kalau sudah terjual beberapa. Paling engga kan udah kejual beberapa mbah dan bisa untuk nambahin biaya sehari-hari kita kan mbah.

NARTO

Owalah Yoo Yo, ya sudah terserah kamu aja. Ati-ati nanti di pasar ya.

JOYO

Iya mbah. Mbah mau dibuatin teh manis, wedang atau bubur?

NARTO

Engga usah Yo, tadi mbah udah buat wedang.

JOYO

Ya sudah kalo gitu mbah istirahat ya dan moga cepet enakan.

NARTO

Iya Yo.

Joyo berjalan keluar kamar Narto.

CUT TO

74. INT. RUMAH KARTA – RUANG TENGAH - PAGI

Terlihat Karta dan Nunik sedang berdiskusi tentang waktu untuk menjalankan rencana mereka.

KARTA

Jadi kira-kira kapan bu kita eksekusi ni?, lebih cepat lebih baik loh bu, ibu engga mau kan yang ada nanti ibu engga jadi beli perhiasannya?

NUNIK

Ealah enak aja si bapak. Ibu engga mau tau pokonya harus jadi, enak aja si bapak ngomong engga jadi engga jadi.

KARTA

Lah iya bu mesti jadi makanya ibu segera percepat dong kira-kira kapan mau dieksekusi rencana itu.

NUNIK

Iya pak iya segera, tunggu ya aku mau ke pasar dulu.

Nunik pamit dari rumahnya.

CUT TO

75. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMINISTRASI TANAH – PAGI

Arya sudah berada di ruangannya lebih pagi dari biasanya. Arya kembali mengingat ambisi Karta.

ARYA (VO)

Karta, kau ingat baik-baik, selama ada aku disini maka takkan kubiarkan kamu seenaknya menggarong tanah warga desa, camkan itu.

Terengar suara pintu diketuk.

ARYA

Silakan masuk.

Pintu terbuka dan ternyata itu adalah Runi.

SERUNI

Permisi pak Arya, boleh saya masuk?

ARYA

Monggo silakan masuk de’ Runi, silakan duduk.

SERUNI

Terima kasih pak.

ARYA

Ada apa ni de’ tumben masuk kesini tapi bukan untuk nawarin kopi, kalau bukan urusan penting pasti de’ Runi engga akan masuk kesini ni. Ada yang mau dibicarakan?, atau ada masalah?

SERUNI

Permisi sebelumnya ya pak Arya kalau mengganggu waktu luangnya bapak.

ARYA

‘Ah santai saja, lagi juga kan belum jam buka layanan. Monggo bicara aja ada apa de’ Runi?

SERUNI

Langsung saja ya pak. Jadi begini pak, saya akan lulus SMA tidak lama lagi dan saya ada rencana untuk melanjutkan kuliah di ibukota lewat jalur beasiswa dan sekolah juga sudah memberi jalan untuk itu. Oleh sebab itu saya ingin mengabarkan bahwa mungkin saya engga akan lama lagi untuk bantu-bantu disini, begitu pak intinya.

ARYA

Waah waah keren banget de’ Runi. Engga nyangka saya rupanya ada pejuang beasiswa di desa terpencil ini yang masih punya mimpi panjang. Saya suka dengan tipe orang seperti de’ Runi, strugle, survive, semangat muda, membara cita-citanya, luar biasa. Saya sangat mendukung dan engga ada masalah soal hal-hal yang biasa de’ Runi bantu di kantor desa ini, tenang saja. Bagian terpentingnya adalah saya sangat bangga dengan de’ Runi, engga nyangka saya, saya terlalu meremehkan warga desa sini sebelumnya tapi ternyata selalu ada permata di tengah lautan dalam, speechless.

SERUNI

Iya pak, saya masih punya mimpi meski dengan segala keterbatasan yang ada di desa ini.

ARYA

Salut pokonya salut. Kalau boleh saya tau, impian de’ Runi apa?

SERUNI

Saya ingin menjadi fashion desaigner pak.

ARYA

What???, waw keren, itu posisi yang sangat prospek di masa depan, apalagi kalau kamu bisa bawa bakat kamu itu untuk ikut bantu bangun desa ini, keren keren. Jadi di kampus nanti kamu ambil jurusan design grafis?

SERUNI

Begitu rencananya pak.

ARYA

Saya tak bisa berhenti untuk terkejut dengan apa yang saya dengar dari de’ Runi. Sangat bahagia initnya sebab nyatanya bukan hanya saya saja disini yang sedang berjuang mewujudkan mimpi.

SERUNI

Permisi kalau boleh tau mimpi pak Arya apa?

ARYA

Saya itu sebenarnya ...

Belum selesai Arya bicara, terdengar ketukan pintu.

ARYA

Silakan masuk.

RONI

Permisi pak mohon maaf, warga sudah berkumpul dan siap untuk dilayani pak.

ARYA

Wah waah maaf saya keasikan dengerin cerita bahagia ni. Oke mari kita keluar pak Roni dan kita layani mereka dengan semaksimal mungkin. Oh iya de’ Runi, saya dukung mimpi kamu sepenuhnya dan tidak perlu khawatir soal kantor desa ini, oke.

SERUNI

Terima kasih pak Arya.

Arya dan Roni pun keluar dari ruangan, diikuti oleh Runi. Runi terlihat tersenyum lalu berkata.

SERUNI (VO)

Mimpi pak Arya apa ya?, lain waktu aku harus tau.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar