8. Mari Belajar Bahasa Inggris

INT. KAMAR LINA — MALAM

Scene Pindah tempat ke kamar lina. Lina terlihat sedang main hape sambil melihat sebuah tayangan berita di instagram tentang supermoon. Kamera shot ke arah layar hapenya Lina. Lina melepas earsetnya.

LINA:
"Si kakak, ngobrol sama siapa lagi sekarang?"


beat to

INT. KAMAR RUNA — MALAM

Di hadapan Runa ada buku pelajaran Bahasa Inggris dan buku tulis sedang terbuka. Runa belajar di atas kasurnya.

RUNA:
"I 'didon' sleep very well last night."
BARA:
"Haduh... Didn't. Repeat after me. Diiiidd..."
RUNA:
"Did.."
BARA:
"Den..."
RUNA:
"Den..."
BARA:
"Didn't."
RUNA:
"Didn't"
BARA:
"Nice. I didn't sleep very well last night."
RUNA:
"I didn't sleep very well last night."
BARA:
"Apa artinya itu?"
RUNA:
"Aku gak tidur nyenyak semalam."
BARA:
"Nah... Bagus. Itu namanya simple past tense. Untuk kalimat yang terjadi di masa lampau. Paham?"
RUNA:
"Masa lampau? Jadi kalau waktunya beda, kalimatnya juga beda."
BARA:
"Nah. Betul itu! Akhirnya paham juga...hadeuhh.... Itu namanya tenses."
RUNA:
"Ohhh iyayayaya. Kayaknya aku udah mulai ngerti sih. Ada berapa tenses di Bahasa Inggris?"
(Tersenyum semangat)
BARA:
"16."
RUNA:
(Langsung cemberut)
"Ya ampun! Banyak banget!"
BARA:
"Ya banyak emang. Tapi sehari-hari, digunakan paling banyak hanya 3-5 doang. Itu yang akan kita pelajari. Setiap hari nih, lu harus latihan hafalin vocab."
RUNA:
"Apa itu?"
BARA:
"Kosakata."
RUNA:
"Ohh.. Iyayaya."
BARA:
"Terus baca buku Inggris, dibanyakin."
RUNA:
"Hah? Buku pelajaran?"
BARA:
"Ya enggak harus. Buku novel kek, buku self-development kek. Pokoknya buku-buku Bahasa Inggris."
RUNA:
"Hemmm... Begitu ya? Yaudah deh."
BARA:
"Lu baca aja buku Sherlock Holmes. Itu bagus."
RUNA:
"Ah, itu buku detektif kan?"
BARA:
"Iyee."
RUNA:
"Gak mau ah. Pasti susah. Udah Bahasa Inggris, harus mikir pula tentang kasusnya."
BARA:
"Itu yang bagus. Ya terserah lah. Yang penting baca buku! Baca! Dengerin lagu Bahasa Inggris banyak-banyak juga. Gua saranin Eminem."
RUNA:
"Ah, gak mau. Dia rapper 'kan? Aku gak suka."
BARA:
"Yaelah, Sukanya apa?"
RUNA:
"Umm... Indie..?"
BARA:
"Yaelah...Banyak gaya banget lu, heeehhhh.....Gua gak tau kalau indie. Kita lanjut belajar lagi gak?"
RUNA:
"Hah? Ah udahlah... Haduh... Pusing aku. Untuk hari ini, udahan dulu lah."
BARA:
"Hemmmm. Yaudah deh."
RUNA:
(Beranjak berbaring di atas kasur.)


Hening.

beat to.

BARA:
"Lu kenapa sih, pengen banget bisa ngomong Bahasa Inggris?"
RUNA:
"Soalnya pengen liat Ajik seneng."
BARA:
"Itu doang?"
RUNA:
"Ya enggak juga sih. Aku juga pengen buka sanggar tari terkenal. Supaya semua orang bisa belajar tari tradisional dari Bali. Bahkan kalau bisa go-international dan baik orang Indonesia atau bule-bule juga bisa belajar tariannya."
BARA:
"Wah.. Segitu sukanya lu sama nari?"
RUNA:
"Iya. Aku pengen banget bisa jadi professional dan kenalin tari Indonesia ke luar negeri."
BARA:
"Hmmm... Begitu ya..."
RUNA:
"Kalau kamu? Kamu gak punya cita-cita?"
BARA:
"Gua? Heh..."
RUNA:
"Iya. Cita-cita kamu apa?"
BARA:
"Gua.... gak pengen itu disebut cita-cita sih. Gua.... punya ambisi. Gua mau jadi dokter di sini dan bisa hidup mandiri lepas dari papa."
RUNA:
"Oh.. Kenapa pengen jadi dokter?"
BARA:
"Hemmmmmm... Karena gua pengen nyelametin nyawa banyak orang."
RUNA:
"Hmmmm.... Begitu ya?"


Hening.


RUNA:
"Itu aja?"


transisi sinematik

Kamera shot ke arah bulan. (Shot ke pemandangan yang lain)

BARA:
"Mama gua meninggal waktu mau melahirkan adek gua. Keluarga gua tinggal di tempat yang agak terpencil di Indonesia saat itu. Ketika sudah saatnya akan lahiran, mama gua keburu kehabisan tenaga saat sampai di rumah sakit. Dia kehabisan darah. Di rumah sakit itu, sama sekali gak ada kantong golongan darah AB. Alhasil mama gua collapse. Bersamaan dengan hal tersebut, bayinya juga gak selamat. Ya, singkatnya itu adalah alasan utama kenapa gua mau jadi dokter. Supaya orang-orang bisa punya kesempatan yang sama untuk berobat."


beat to

INT. RUANG TAMU RUMAH RUNA — MALAM

Suara alarm berdering dari hape Runa. Shot ke arah hape runa yang berdering dari ruang tamu. Lina keluar dari kamar dan mengambil hape Runa.

INT. KAMAR RUNA — MALAM

RUNA:
"...Sedih (hiks) Sedih banget (Menangis lebih keras). Maaf ya......, aku gak tau......"
BARA:
"La-lah...?"
RUNA:
"........Sedih........... banget"
(Menangis)
BARA:
"Ya...Ya udah lewat juga sih. Kenapa jadi lu yang nangis?"
RUNA:
"Abisnya sedih banget.... Padahal golongan darah aku AB......Huwa........(Menangis semakin jadi). Mudah-mudahan kamu jadi dokter yang sukses ya."
BARA:
"We-well, thank you."
LINA:
(Masuk kamar Runa, menghambur membuka pintu kamar)
"Kakak! Berisik ih! Kenapa nangis sih?! Telponan sama siapa coba?! 'Kan hape kakak di luar!"
(Memberikan ponsel Runa)
RUNA:
(Menatap ke arah Lina)
"Bukan urusan kamu!"
(Beranjak mengusir Lina. Menutup pintu dengan cukup keras)
LINA:
"Kakak kayaknya udah mulai gak waras deh." (Beranjak pergi kembali ke kamarnya.)


Transisi sinematik



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar