Cinta dari Fort de Kock
11. 100 % Merdeka
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

1946

Purwokerto

INT. RUANG RAPAT — SIANG

Banyak orang, ada sekitar seratusan orang utusan termasuk Han, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Gatot, dan Iwa Kusuma berkumpul.

Banyak bendera ada bendera Masyumi, PNI, laskar perjuangan berkibar di halaman sebuah gedung pertemuan.

Mereka berdiskusi tentang kondisi bangsa.

SUKARNI

Tangsi-tangsi penuh tentara Belanda. Mereka membonceng pasukan sekutu.

CHAERUL SALEH

Iya, kemarin aku lihat di Solo, beberapa batalyon datang.

GATOT

Aku dapat kabar dari kawan Surabaya. Kedatangan mereka jauh lebih banyak lewat kapal.

AHMAD SUBARJO

Bagaimana, kita mulai rapat hari ini?

Iwa Kusuma dan Han mengangguk.

Hadirin mulai menempati kursi masing-masing, dan minuman dan hidangan mulai disajikan.

Mereka kemudian berdiskusi, bertanya, menjawab, membicarakan banyak persoalan. Akhirnya rapat berakhir.

PROTOKOL

Hasil rapat hari ini: Semua menyetujui pembentukan organisasi Persatuan Perjuangan yang memperjuangkan kemerdekaan 100% bulat seluruh nusantara, tak hanya Jawa dan Madura yang secara diplomatis diperjuangkan kabinet Sjahrir dan Soekarno.

Rapat selesai, dan bubar. Namun beberapa orang masih berkumpul dalam Rapat Tertutup.

Pintu ditutup rapat-rapat.

CHAERUL

Kita culik saja Sjahrir!

SUKARNI

Iya, itu satu-satunya jalan.

SUBARJO

Waktu terus bergerak. Kita juga mesti bergerak cepat. Belanda menguasai keadaan kembali.

Han terdiam, ia memainkan bulpennya, mencoret-coret selembar kertas. Seperti memecahkan sandi.

IWA KUSUMA

Aku setuju!

 

INT. KAMAR — SIANG

Juni 1946

Siaran radio memperdengarkan pengumuman Presiden Soekarno yang menyatakan keadaan bahaya di Indonesia.

Koran dan selebaran memberitakan peristiwa penculikan Sjahrir dan beberapa anggota kabinet.

Keadaan memanas. Lebih dari dua bulan korban penculikan itu belum dibebaskan.

Soekarno kembali mengumumkan kembali pernyataan bahwa: "Seluruh kekuasaan pemerintahan diserahkan kembali kepada Presiden Republik Indonesia yang sebelumnya dipegang Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Kekuasaan pemerintahan kembali ke tangan Soekarno".

Mendengar itu korban penculikan dibebaskan termasuk Sjahrir. Tak ada yang sakit. Semua korban selamat, dan tak kurang suatu apa pun.

 

INT. KAMAR — SIANG-MALAM

1946

Han terus menulis, mesin ketiknya berbunyi siang malam. Ratusan kertas telah masuk mesin ketik, dia isi dengan pikirannya, dan keluar jadi halaman penuh ide dan pemikiran atas kondisi bangsanya.

Satu tumpuk kertas dia bendel.

HAN

Tiga tahun aku menulis ini, esok aku akan membawanya ke percetakan.

Kertas satu bendel itu dicetaknya jadi buku.

Ia menulis lagi, mengetik lagi.

Dalam siluet cuaca yang terus berganti, dari siang, malam, siang, malam, siang , malam, Han tanpa lelah menulis, mengetik buah pikirannya. Hingga ia menghasilkan satu tumpukan kertas lagi yang ia bendel.

 

INT. RUANG TENGAH — SIANG

1947

Han beserta beberapa kawan berkumpul.

KAWAN 1

Perjanjian Linggarjati dilangsungkan. Indonesia diwakili oleh Sjahrir. Wilayah Indonesia hanyalah Jawa, Madura, dan Sumatra. Indonesiapun harus ikut Persemakmuran Indonesia-belanda berarti RIS masih dibawah kekuasaan Belanda, di bawah naungan Kerajaan Belanda.

KAWAN 2

Iya sangat merugikan bangsa Indonesia.

KAWAN 3

Militer Belanda hebat dan modern, sedang militer kita kurang persenjataan.

KAWAN 4

Jangan remehkan bangsa sendiri, bung! Indonesia ya dari Sabang hingga Merauke!

Han diam saja, ia mencatat pembicaraan mereka.

Tiba-tiba datang seorang kawan, yang langsung menghormat pada Han dan berkata.

Van Mook menyatakan Belanda tak terikat lagi dengan perjanjian ini.

Han kaget, kawan-kawan lain kaget.

Meletuslah Agresi Militer Belanda 1. Perang kembali pecah. Pelabuhan-pelabuhan di Jawa dan Sumatra diduduki dan dikuasai tentara Belanda. Pelabuhan Semarang tempat biasanya Han berlayar juga telah dikuasai tentara Belanda.

Radio Indonesia menyiarkan keadaan bahaya dan perang. Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya.

Belanda juga menduduki pertambangan yang kaya minyak di Bojonegoro, juga perkebunan tebu dan pabrik gula di seluruh pulau Jawa. Di Sumatra Timur, Belanda menduduki perkebunan tembakau.

 

INT. RUANG RAPAT — MALAM

November 1948

Berkumpul Han beserta pengikutnya.

HAN

Diplomasi banyak merugikan kita. Wilayah Indonesia jadi hanya Jawa, Sumatra. Kita tak lagi Indonesia lagi, dari Sabang hingga Merauke.

Kita harus membentuk partai baru.

KAWAN 1

Murba, Musyawarah Orang Banyak.

HAN

Anti fasis, antiimperialis, antikapitalis.

KAWAN 2

Di mana kita dirikan kantor pusatnya?

KAWAN 3

Di Yogyakarta saja, ibu kota.

HAN

Tapi bahaya, Belanda bisa mendudukinya lagi.

KAWAN 3

Iya, Apalagi kita perlu terjun ke jiwa rakyat.

HAN

Kita bentuk Majelis Permusyawaratan Nasional dulu, kekuatan proletar dan non proletar harus bersatu dulu…. Jika itu sudah tercapai baru tahap menghancurkan kapitalisme Amerika, Inggris, dan Belanda.

Kawan-kawan lain mengangguk-angguk.

HAN

Meruntuhkan imperialisme Belanda dan sekutu adalah satu hal, namun 100 % merdeka adalah ketika berhasil menghancurkan kapitalisme.

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar