Beauty And The Boss
14. Tukang Pukul Profesional

EXT. PINGGIRAN DANAU - DAY

Boss Beni sedang melamun sendirian. Di atas kursi lipat, selonjoran di depan danau. Jocelyn menghampiri Boss beni sambil membawa nampan berisi makanan.

JOCELYN
(khawatir) Kak! Kakak udah beberapa hari ini enggak makan. Aku khawatir sama kesehatan Kakak!

Boss beni melirik pada Jocelyn dengan tatapan kosong.

BOSS BENI
Kakak juga enggak tahu, kenapa akhir-akhir ini Kakak enggak lapar sama sekali!
JOCELYN
Apa ini berhubungan soal Kiara?

Boss Beni tidak menjawab pertanyaan Jocelyn. Dia hanya melamun kembali sambil melihat Danau.

JOCELYN (CONT’D)
Kak, sebenarnya kepergian Kiara itu ada hubungannya dengan Aku!

Boss Beni melihat pada Jocelyn dengan tatapan kaget.

(time skip) Jocelyn menceritakan kejadian ketika Ia mengusir Kiara. sambil duduk berdampingan di atas rumput.

BOSS BENI
(marah) Kenapa Kamu melakukan itu?
JOCELYN
(teriak) KARENA AKU SUKA SAMA KAKAK!

Boss Beni terkejut.

JOCELYN (CONT’D)
Padahal Aku selalu menunjukannya! Tapi kenapa Kakak malah tidak peka!

Jocelyn lalu menangis, sambil menyembunyikan mukanya di dalam dekapan lututnya. Boss Beni terlihat merasa bersalah dan berusaha menghibur Jocelyn.

BOSS BENI
Maaf! Tapi Aku sudah menganggap Kamu sebagai adik Aku sendiri Jocelyn!
JOCELYN
Aku tahu!
BOSS BENI
Syukurlah kalau Kamu tahu! Aku enggak mungkin nikahin Kamu, karena kita sudah seperti saudara, Jocelyn! Rasa sayang Kakak sama kamu itu bukan mengarah pada hal seperti itu! Ini seperti rasa sayang Kakak sama adiknya.
JOCELYN
Aku juga tahu hal itu!
BOSS BENI
Ok! Kamu memang anak yang pintar!
JOCELYN
Tapi apa salahnya Kita mencoba! Awalnya Aku kira, kalau Aku bisa nyingkirin Kiara, Kakak bisa melihat Aku sebagai wanita.
BOSS BENI
Tapi Kamu memang wanita, tapi Aku menganggap Kamu cuma sebagai adik!
JOCELYN
(teriak) Diam dulu!
BOSS BENI
Ok.
JOCELYN
Tapi Kakak malah seperti ini, melukai diri Kakak sendiri, dan malah tidak menganggap Aku sama sekali! Ini lebih menyakitkan dibanding Aku tidak bisa memiliki Kakak!
BOSS BENI
Aku tidak tahu darimana Kamu belajar kosakata itu, tapi Aku minta maaf yang sedalam-dalamnya sama Kamu! Dan soal perasaan Kakak sama Kiara, kayaknya itu enggak bisa diganggu gugat lagi!
JOCELYN
Aku tahu, makanya Aku berkata jujur sama Kakak sekarang soal Kiara.
BOSS BENI
Makasih udah ngerti!
JOCELYN
Kalau begitu hubungi Kiara sekarang! Sekalian Aku mau minta maaf juga!
BOSS BENI
Nomornya tidak aktif! Tapi Kakak udah nyuruh Ujang buat jadi mata-mata.
JOCELYN
Kalau gitu hubungin aja Ujang!
BOSS BENI
(berdiri) Ok! Kakak akan ke dalam buat nelepon Ujang.

Jocelyn menyerahkan HP miliknya pada Boss Beni.

JOCELYN
Pakai punyaku!

CUT TO:

EXT. DAPUR TENDA - SAME TIME

Dapur penuh dengan ibu-ibu yang sedang sibuk memasak berbagai masakan pernikahan. Ujang menjawab telepon sambil membawa ember berisi daging mentah yang sudah dipotong-potong. Suasana bising, Ujang sedikit berteriak untuk menjawab telepon.

UJANG
Tentu saja pernikahannya jadi! Memangnya untuk apa lagi Ujang membuat sate kambing sebanyak ini!

Jeda jawaban telepon dari Boss Beni.

UJANG (CONT’D)
Apa? Jadi ini bukan dari penyewaan kursi plastik? Lalu ini siapa? Halo? Halo?

Boss Beni mematikan telepon. Ujang mengecek layar HP, disana diperlihatkan nomor yang menghubungi sudah di private.

UJANG (CONT’D)
Siapa sih! Nomornya di private lagi!

BACK TO:

EXT. PINGGIRAN DANAU - DAY

Boss Beni mengembalikan HP Jocelyn, Ia lalu melamun sambil terlihat kecewa.

BOSS BENI
Ternyata Kiara jadi menikah.

Jocelyn berdiri dan melirik Boss Beni dengan penuh semangat.

JOCELYN
Kalau begitu, Kita datang dan gagalkan saja pernikahannya!

Boss Beni terkejut.

BOSS BENI
Apa? Itu tidak mungkin Jocelyn! Kakak tidak punya keberanian untuk melakukan itu!

Jocelyn memukul pipi Boss Beni dengan kencang, Boss Beni tersungkur.

JOCELYN
Sekarang bukan saatnya jadi penakut! Cinta itu harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan Kak!

Boss Beni memegang pipi yang sudah dipukul Jocelyn, sambil berbaring.

BOSS BENI
Tapi ini cuma cinta yang bertepuk sebelah tangan, Jocelyn!
JOCELYN
Darimana Kakak tahu kalau cinta Kakak tidak berbalas? Apa Kakak pernah menyatakan suka pada Kiara secara langsung?
BOSS BENI
Belum sih! Waktu itu Kakak cuma melamarnya saja.
JOCELYN
Kalau gitu, sekarang sa’atnya Kakak menyatakan perasa’an Kakak pada Kiara.
BOSS BENI
Tapi Janur Kuning sudah terlanjur melengkung!

Jocelyn terlihat marah.

JOCELYN
Aku akan ikut dan menghancurkan Janur Kuning itu! Sekarang berdiri dan jadilah se’orang lelaki!

CUT TO:

EXT. JALAN PINGGIRAN KOTA - NIGHT

Jocelyn dan Boss Beni berada di kursi tengah, Pak Dirman menyetir di kursi depan sendirian.

BOSS BENI
(sedikit berbisik) Jocelyn, Kakak senang Kamu punya inisiatif untuk merencanakan perjalanan ini. Tapi kenapa Kita harus membawa iring-iringan mobil berisi preman itu!

Diperlihatkan 3 mobil minibus mengikuti mobil alphard Boss Beni dari belakang.

Diperlihatkan isi di dalam salah satu mobil, yang berisi beberapa lelaki dewasa berotot.

JOCELYN
Cinta adalah bagian dari peperangan, Kak! Jadi kita harus mempersiapkan pasukan berani mati di pihak Kita. Untuk memberi perlindungan diri dan keselamatan. Dan satu lagi, mereka itu bukan preman, tapi tukang pukul profesional Kak!
BOSS BENI
Ok. Tapi kenapa Kita harus menggunakan kekerasan?
JOCELYN
Kita akan pergi ke sebuah desa yang sangat jauh, buat ngegagalin acara pernikahan. Apa Kakak fikir, penduduk disana akan membiarkan Kakak melakukanya tanpa perlawanan? Enggak, kan ? Apalagi yang akan Kita ganggu itu, pernikahan kepala desa disana! Apa itu enggak cukup berbahaya, buat Kakak?
BOSS BENI
Ok! Masalah itu, Kakak serahkan semuanya sama Kamu!

CUT TO:

EXT. JALAN PEDESAAN - MORNING

Konvoi mobil memasuki wilayah perkampungan di lereng gunung.

CUT TO:

INT. DI DALAM MOBIL - MORNING

Jocelyn memperhatikan GPS di smartphone, sambil berbicara dengan Pak Dirman. Boss beni tertidur di kursi tengah.

JOCELYN
Sebentar lagi kita sampai Pak! sekitar 200 meter lagi, ada pertiga’an!
PAK DIRMAN
Baik, Non!

Pintu gerbang Desa terlihat, ada sebuah pos yang terbuat dari saung bambu, ada beberapa pemuda yang berjaga. Pintu masuk ditutup dan diportal oleh sebilah bambu yang melintang.

JOCELYN
Itu Dia gerbang masuknya, Pak! (menunjuk) Tabrak portalnya, Pak!

Pak Dirman terlihat tersenyum jahat.

PAK DIRMAN
Siap, Non!

Mobil yang dikendarai Boss Beni dan Jocelyn menabrak portal, dan membuatnya hancur. Boss Beni yang sedang tidur dan tidak memakai sabuk pengaman, terpental ke arah depan dan mengenai bagian belakang kursi depan.

BOSS BENI
Astaga! Apa yang terjadi? (memegangi kepalanya!)

CUT TO:

EXT. JALAN RAYA, PERTIGA’AN GERBANG MASUK DESA - MORNING

Pemuda-pemuda yang berjaga terperanjat kaget.

Setelah semua konvoi mobil masuk gerbang, mobil mereka berhenti. Para Pemuda berlari menghampiri iringan mobil, sambil terlihat marah. Para tukang pukul keluar dari dalam mobil, para pemuda terlihat takut dan menghentikan langkah.

Boss beni keluar dari dalam mobil, lalu berjalan sempoyongan sambil memegangi kepalanya.

PEMUDA 1
(marah) Siapa Kalian? Ada keperluan apa datang ke tempat ini?
BOSS BENI
Tenang ! Kami datang kesini dengan baik-baik!
PEMUDA 2
Baik-baik apanya? Kalian sudah menerobos portal dengan semena-mena!
BOSS BENI
Benar juga ya?
PEMUDA 3
(teriak) Mereka pasti suruhan orang kaya yang mau mengambil tanah kita! lebih baik Kita serang! (mengacungkan golok ke atas)

Semua Pemuda kompak mengacungkan senjata.

BOSS BENI
Bukan! Kami datang kesini, cuma ingin mengagalkan pernikahan kepala desa saja! Enggak lebih!

Semua Pemuda terdiam. mereka saling melihat satu sama lain.

PEMUDA 1
(berlari) SERANG!

Boss Beni berlari ke belakang kumpulan tukang pukul sambil ketakutan.

BOSS BENI
Argh! Memang sulit, untuk bernegosiasi tanpa mengandalkan finansial.

Terjadi pertarungan antara tukang pukul yang berjumlah 20 orang dengan pemuda yang berjumlah 10 orang bersenjata.

Para Pemuda kalah dan diikat di saung bambu.

Boss Beni berbicara pada Jocelyn. sambil terlihat ketakutan.

BOSS BENI (CONT’D)
Kamu benar! Para tukang pukul ini memang berguna!

Jocelyn menyuruh salah seorang dari tukang pukul.

JOCELYN
Lakukan rencana selanjutnya!
TUKANG PUKUL 1
(wajah garang) Siap laksanakan, Nona!

Tukang pukul itu mengambil golok yang terletak di jalan, berjalan ke arah bambu yang diatasnya tertera janur kuning, lalu menebasnya sampai janur kuning jatuh ke tanah.

BOSS BENI
(terlihat kaget) Argh! Itu sangat kejam!
JOCELYN
Kak! Aku akan ada disini dan berjaga bersama beberapa orang kita! Kakak sebaiknya pergi, dan melanjutkan perjalanan!
BOSS BENI
(terlihat serius) Aku mengerti! Makasih buat semuanya, Jocelyn!

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar