33. INT. RUANG KELUARGA - MALAM
Bardo keluar dan melongok dari pintu kamarnya.
BARDO
Jalur rempah adalah rute nenek moyang bangsa Indonesia menjalin hubungan antarsuku dan bangsa dengan membawa rempah sebagai nilai persahabatan.
Bapak, Ibu dan Nurul memandang Bardo secara serempak.
IBU BARDO
Nah, itu jawaban yang tepat dan masuk akal.
BAPAK BARDO
Ya, itu sejarah dulu, kalau Bapak bicara fakta sekarang, di rumah kita ini. Jalur rempah itu, tidak berpengaruh.
IBU BARDO
(kesal)
Kalau begitu Bapak ngelantur namanya.
Ibu Bardo beranjak pergi meninggalkan ruang tengah kembali menuju dapur.
BARDO
Jalur rempah inilah yang memungkinkan interaksi lintas budaya berjalan secara harmonis ribuan tahun yang lalu.
Bardo kembali masuk ke kamarnya. Nurul kembali menulis dibukunya.
NURUL
(tersenyum senang)
Kak Bardo itu pinter, jawaban dia yang bener. Kalau Bapak ngasal!
BAPAK BARDO
Pinter-pinter juga buat apa? Dia bakal jadi tukang cukur seperti, Bapak.
CUT TO
34. INT. KAMAR BARDO - MALAM
Bardo masih membaca buku di meja belajarnya.
NURUL (OS)
Masa jadi tukang cukur juga?
BAPAK BARDO (OS)
Kakakmu itu harus jadi penerus Bapak.
NURUL (OS)
Percuma dong sekolah kalau begitu?
BAPAK BARDO (OS)
Ya, tidak apa-apa sekolah sampai SMA saja cukup.
Bardo menutup buku kemudian berdiri dan keluar kamar.
CUT TO
35. INT. RUANG TENGAH - MALAM
Bapak masih duduk di kursi di dekat radio yang ditaruh di atas bufet kecil. Sedangkan Nurul masih tiduran di lantai sambil belajar. Bardo keluar dari kamar dan berdiri di ambang pintu kamar.
BARDO
Bardo mau kuliah, Pak?
Bapak menoleh dan menatap Bardo.
BAPAK BARDO
Kuliah?
BARDO
Iya, kedokteran.
Bapak tertawa.
BAPAK BARDO
Dari mana biayanya?
NURUL
(menyela)
Dari Bapaklah. Siapa lagi, coba?
BAPAK BARDO
Kuliah juga belum tentu dapat kerja. Di luar sana banyak sarjana yang jadi penganggguran?
Ibu Bardo muncul dari arah dapur.
IBU BARDO
Tidak boleh begitu juga cara berpikirnya, Pak?
BAPAK BARDO
Apalagi kalau kuliah itu tujuan akhirnya untuk mendapatkan pekerjaan juga. Cari uang!
Bapak Bardo menyalakan rokok.
BAPAK BARDO (CONT'D)
Mending jadi tukang cukur, nggak perlu buang-buang duit kuliah, langsung bisa dapat duit!
CUT TO
36. INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG
Bardo dan Byanca duduk semeja di sudut kantin.
BYANCA
Nggak perlu diambil hati omongan Bokap lo itu.
BARDO
Kalau dipikir-dipikir, benar juga. Bapak nggak akan sanggup membiayai kuliahku.
BYANCA
Jadi gimana? Lo mau ngapain setelah kita lulus sekolah?
BARDO
Bapak maunya aku jadi tukang cukur seperti dia.
BYANCA
(menatap Bardo)
Lo, mau?
BARDO
Nggaklah!
BYANCA
Udah jelas katanya, Bokap lo nggak mampu biayain?
BARDO
Banyak cara untuk meraih cita-cita.
BYANCA
Contohnya seperti apa?
BARDO
Aku bisa kerja sambil kuliah, kan?
BYANCA
Ya, buktikan saja. Jangan nggak.
CUT TO
37. EXT. HALAMAN RUMAH BYANCA - SIANG
Mobil yang dikendarai Byanca masuk ke halaman rumah. Mesin mobil dimatikan dan beberapa saat kemudian Byanca turun dan keluar dari mobil. Byanca masuk ke rumah.
BYANCA (OS)
Bik, mau belanjanya kapan?
BIBIK (OS)
Sekarang kalau bisa, Non.
CUT TO